Lompat ke isi

Anoa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP79Pandu (bicara | kontrib)
+isi
Tag: BP2014
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 42: Baris 42:
* [http://www.wildcattleconservation.org/SpeciesFactSheets/bubalus-depressicornis.html Lowland Anoa ''bubalus depressicornis'' Smith] from [http://www.wildcattleconservation.org wildcattleconservation.org]
* [http://www.wildcattleconservation.org/SpeciesFactSheets/bubalus-depressicornis.html Lowland Anoa ''bubalus depressicornis'' Smith] from [http://www.wildcattleconservation.org wildcattleconservation.org]
* ARKive - [http://www.arkive.org/species/GES/mammals/Bubalus_quarlesi/ images and movies of the mountain anoa ''(Bubalus quarlesi)'']
* ARKive - [http://www.arkive.org/species/GES/mammals/Bubalus_quarlesi/ images and movies of the mountain anoa ''(Bubalus quarlesi)'']
ANOA


[[Kategori:Fauna]]
[[Kategori:Fauna]]

Revisi per 4 Maret 2015 16.08

Anoa
Seekor anoa dataran rendah
Terancam
CRSingkatan dari Critical (Kritis)
ENSingkatan dari Endangered (Genting)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
 
NTSingkatan dari Not Threatened (Tidak terancam)
Aman
LCSingkatan dari Least-Concern (Aman)

Terancam  (IUCN 3.1)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
B. quarlesi
B. depressicornis
Nama binomial
Bubalus quarlesi
(Ouwens, 1910)
Bubalus depressicornis
(H. Smith, 1827)

Anoa adalah hewan endemik Sulawesi, sekaligus maskot provinsi Sulawesi Tenggara.[1][2] Berdasarkan letak persebarannya, hewan ini tergolong fauna peralihan.[3] Sejak tahun 1960-an, anoa berada dalam status terancam punah.[4] Dalam lima tahun terakhir populasi anoa menurun secara drastis.[2] Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup.[5] Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya.[5]

Ada dua spesies anoa, yaitu: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).[6] Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia.[7] Keduanya juga termasuk jenis yang agresif dan sulit dijinakkan untuk dijadikan hewan ternak (domestikasi).[6] Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh.[8] Anoa dataran rendah relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk melingkar.[8] Sementara anoa pegunungan lebih besar, ekor panjang, berkaki putih, dan memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga.[8] Penampilan mereka mirip dengan kerbau, dengan berat berat tubuh 150-300 kilogram dan tinggi 75 centimeter.[6][7] Saat ini konservasi anoa difokuskan pada perlindungan terhadap kawasan hutan dan penangkaran.[1] Banyak yang menyebut anoa sebagai kerbau kerdil.[9]

Habitat

Habitat anoa berada di hutan tropika dataran, sabana (savanna), terkadang juga dijumpai di rawa-rawa.[10] Mereka merupakan penghuni hutan yang hidupnya berpindah-pindah tempat.[10] Apabila menjumpai musuhnya, anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan jika terpaksa melawan, mereka akan menggunakan tanduknya.[10]

Berbeda dengan sapi yang lebih suka hidup berkelompok, anoa hidup semi soliter, yaitu hidup sendiri atau berpasangan dan hanya akan bertemu dengan kawanannya jika si betina akan melahirkan.[11] Mereka paling aktif pada saat pagi dan sore hari, ketika udara masih dingin.[11] Karena anoa memiliki kebiasaan mendinginkan tubuh mereka, karena itulah terkadang mereka suka berendam di lumpur atau air.[11]

Makanan

Anoa termasuk hewan herbivora.[11] Di alam bebas, anoa memakan makanan yang berair (aquatic feed), seperti pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh, dan jenis umbi-umbian.[11][10] Anoa dataran rendah terkadang juga meminum air laut yang diduga untuk memenuhi kebutuhan mineral mereka.[10] Di dataran tinggi, anoa juga menjilat garam alami untuk memenuhi kebutuhan mineralnya.[10]

Reproduksi

Setiap tahunnya, induk anoa rata-rata hanya melahirkan satu bayi anoa.[11] Anoa bisa bertahan hidup sekitar 20 tahun hingga 25 tahun, dan sudah mampu kawin serta berkembang biak pada umur 2 tahun sampai 3 tahun.[11][10] Periode kehamilan terjadi selama 276 hari sampai 315 hari.[11] Bayi anoa yang dilahirkan induknya hanya satu ekor, dan sangat jarang sekali mereka sampai melahirkan hingga dua ekor bayi anoa.[11] Saat dilahirkan, bayi anoa memiliki bulu berwarna cokelat keemasan atau kekuningan dan sangat tebal.[10] Warnanya perlahan akan berubah menjadi lebih gelap seiring dengan pertumbuhannya.[10]

Referensi

  1. ^ a b Mochamad Indrawan, Richard B. Primack (1998). Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-97946-1288-0.  Halaman 227-228.
  2. ^ a b www.nationalgeographic.co.id: Anoa di Sulawesi Tenggara Terancam Punah. Diakses 10 Mei 2014
  3. ^ Fiktor Ferdinand P., Moekti Ariwibowo. Praktis Belajar Biologi. PT Grafindo Media Pratama. ISBN 978-97991-7765-0.  Halaman 76.
  4. ^ "Hewan Anoa Nyaris Punah". www.nasional.news.viva.co.id. 7 Mei 2012. Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  5. ^ a b www.tourismnews.co.id: Sulawesi, Pulau di Indonesia dengan Fauna Terunik. Diakses 10 Mei 2014
  6. ^ a b c Jatna Supriatna (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-97946-1696-3.  Halaman 30-31.
  7. ^ a b Oman Karmana. Cerdas Belajar Biologi. PT Grafindo Media Pratama. ISBN 978-97975-8442-9.  Halaman 153-154.
  8. ^ a b c www.kawandnews.com: Penjelasan secara Terperinci tentang Binatang Langka Anoa Sulawesi. Diakses 10 Mei 2014
  9. ^ Rachmat Hermawan, dkk. (2007). Mengenal Ekosistem Hutan dan Ekosistem Agro. Grasindo. ISBN 978-97975-9839-6.  Halaman 15.
  10. ^ a b c d e f g h i www.ksdasulsel.org: ANOA: Satwa Endemik Sulawesi. Diakses 10 Mei 2014
  11. ^ a b c d e f g h i www.ensiklopediaindonesia.com: Anoa, Satwa Endemik Khas Sulawesi. Diakses 10 Mei 2014

Pranala luar

ANOA