Lompat ke isi

Talmud: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link GA|fi}}
Baris 5: Baris 5:


== Asal-usul ==
== Asal-usul ==
Studi keyahudian pada mulanya tidak tertulis (lisan). Para rabbi menguraikan dan memperdebatkan hukum serta membahas [[Perjanjian Lama|Alkitab Ibrani]] tanpa bantuan karya-karya tertulis (selain dari kitab-kitab di dalam Kitab Suci sendiri.) Namun, situasi ini berubah secara drastis terutama sebagai akibat penghancuran komunitas Yahudi pada tahun 70 M, dan pergolakan norma-norma sosial dan hukum Yahudi yang ditimbulkannya. Karena para rabi dituntut menghadapi realitas yang baru—yang utamanya [[Yudaisme]] tanpa [[Bait Suci]] dan [[Yudea]] tanpa otonomi—membanjirlah wacana hukum dan sistem studi oral yang lama tidak dapat lagi dipertahankan. Pada masa inilah wacana rabinik mulai dicatat secara tertulis.
Studi keyahudian pada mulanya tidak tertulis (lisan). Para rabbi menguraikan dan memperdebatkan hukum serta membahas [[Perjanjian Lama|Alkitab Ibrani]] tanpa bantuan karya-karya tertulis (selain dari kitab-kitab di dalam Kitab Suci sendiri.) Namun, situasi ini berubah secara drastis terutama sebagai akibat penghancuran komunitas Yahudi pada tahun 70 M, dan pergolakan norma-norma sosial dan hukum Yahudi yang ditimbulkannya. Karena para rabi dituntut menghadapi realitas yang baru—yang utamanya [[Yudaisme]] tanpa [[Bait Suci]] dan [[Yudea]] tanpa otonomi—membanjirlah wacana hukum dan sistem studi oral yang lama tidak dapat lagi dipertahankan. Pada masa inilah wacana rabinik mulai dicatat secara tertulis.


Hukum lisan tertua yang dicatat kemungkinan dalam bentuk [[midrash]]i. Di sini diskusi halakhik disusun sebagai tafsiran [[eksegesis|eksegetis]] terhadap [[Torah|Pentateukh]]. Tetapi sebuah bentuk alternatifnya, yang disusun menurut topiknya dan bukan menurut ayat-ayat Alkitab, menjadi dominan pada sekitar tahun 200 M., ketika [[Judah haNasi|Rabi Judah haNasi]] meredaksi [[Mishnah]] (משנה).
Hukum lisan tertua yang dicatat kemungkinan dalam bentuk [[midrash]]i. Di sini diskusi halakhik disusun sebagai tafsiran [[eksegesis|eksegetis]] terhadap [[Torah|Pentateukh]]. Tetapi sebuah bentuk alternatifnya, yang disusun menurut topiknya dan bukan menurut ayat-ayat Alkitab, menjadi dominan pada sekitar tahun 200 M., ketika [[Judah haNasi|Rabi Judah haNasi]] meredaksi [[Mishnah]] (משנה).
{{Literatur Rabinik}}
{{Literatur Rabinik}}
== Mishnah ==
== Mishnah ==
''Mishnah'' (משנה) adalah kompilasi pandangan dan perdebatan hukum. Namanya sendiri berarti "redaksi", dari kata kerja ''shanah'' שנה, yang berarti "mengulangi" atau "meninjau". Nama ini mungkin merupakan petunjuk pada metode studi wacana rabinik dengan cara mengulang-ulang secara lisan.
''Mishnah'' (משנה) adalah kompilasi pandangan dan perdebatan hukum. Namanya sendiri berarti "redaksi", dari kata kerja ''shanah'' שנה, yang berarti "mengulangi" atau "meninjau". Nama ini mungkin merupakan petunjuk pada metode studi wacana rabinik dengan cara mengulang-ulang secara lisan.


Pernyataan-pernyataan dalam Mishnah biasanya singkat dan padat, mencatat pandangan-pandangan singkat dari para rabi yang memperdebatkan sebuah topic, atau mencatat sebuah peraturan yang tidak disebutkan sumbernya, yang tampaknya mewakili sebuah pandangan consensus. Para rabi Mishnah dikenal sebagai ''Tannaim'' (tunggal: ''Tanna'' תנא).
Pernyataan-pernyataan dalam Mishnah biasanya singkat dan padat, mencatat pandangan-pandangan singkat dari para rabi yang memperdebatkan sebuah topic, atau mencatat sebuah peraturan yang tidak disebutkan sumbernya, yang tampaknya mewakili sebuah pandangan consensus. Para rabi Mishnah dikenal sebagai ''Tannaim'' (tunggal: ''Tanna'' תנא).


Berbeda dengan Midrash, Mishna hanyalah sebuah catatan dari kumpulan halakha (yang lainnya adalah [[Tosefta]]), namun demikian, penataannya menurut topic menjadi kerangka bagi Talmud secara keseluruhan.
Berbeda dengan Midrash, Mishna hanyalah sebuah catatan dari kumpulan halakha (yang lainnya adalah [[Tosefta]]), namun demikian, penataannya menurut topic menjadi kerangka bagi Talmud secara keseluruhan.
Baris 39: Baris 39:


=== Metodologi ===
=== Metodologi ===
Banyak dari Gemara terdiri atas analisis hukum. Titik tolak untuk analisis ini biasanya adalah suatu pernyataan legal yang ditemukan di dalam sebuah Mishna. Pernyataan ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan lain dalam [[Dialektika|dialog dialektis]] di antara kedua pihak yang bertikai (yang seringkali anonim dan kadang-kadang metaforik), yang diistilahkan sebagai ''makshan'' (penanya) dan ''tartzan'' (penjawab).
Banyak dari Gemara terdiri atas analisis hukum. Titik tolak untuk analisis ini biasanya adalah suatu pernyataan legal yang ditemukan di dalam sebuah Mishna. Pernyataan ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan lain dalam [[Dialektika|dialog dialektis]] di antara kedua pihak yang bertikai (yang seringkali anonim dan kadang-kadang metaforik), yang diistilahkan sebagai ''makshan'' (penanya) dan ''tartzan'' (penjawab).


Tanya jawb ini membentuk "bangunan" gemara; nama dari sebuah paragraf gemara adalah ''[[Gemara#Sugya|sugya]]'' (סוגיא; jamak:: ''sugyot''). ''Sugya'' biasanya terdiri atas sebuah uraian yang terinci dan didasarkan bukti tentang sebuah pernyataan mishnah.
Tanya jawb ini membentuk "bangunan" gemara; nama dari sebuah paragraf gemara adalah ''[[Gemara#Sugya|sugya]]'' (סוגיא; jamak:: ''sugyot''). ''Sugya'' biasanya terdiri atas sebuah uraian yang terinci dan didasarkan bukti tentang sebuah pernyataan mishnah.


Dalam sebuah ''sugya'' tertentu, pernyataan-pernyataan Kitab Suci, Tannaim dan Amoraim diangkat untuk mendukung berbagai pandangan. Dengan demikian, gemara akan menghasilkan ketidaksepakatan [[semantik]] antara Tannaim dan Amoraim (yang seringkali menyebutkan bahwa suatu pandangan dikeluarkan oleh seseorang yang berwibawa dan tentang bagaimana ia mestinya akan menjawab suatu pertanyaan), dan membandingkan padnangan-pandangan Mishna dengan bagian-bagian dari [[beraita]]. Jarang sekali perdebatan-perdebatan itu ditutup dengan resmi. Dalam banyak kasus, kata yang terakhir menentukan hukum praktisnya, meskipun ada banyak pengecualian terhadap prinsip ini. Lihat [[Gemara]] untuk pembahasan lebih lanjut.
Dalam sebuah ''sugya'' tertentu, pernyataan-pernyataan Kitab Suci, Tannaim dan Amoraim diangkat untuk mendukung berbagai pandangan. Dengan demikian, gemara akan menghasilkan ketidaksepakatan [[semantik]] antara Tannaim dan Amoraim (yang seringkali menyebutkan bahwa suatu pandangan dikeluarkan oleh seseorang yang berwibawa dan tentang bagaimana ia mestinya akan menjawab suatu pertanyaan), dan membandingkan padnangan-pandangan Mishna dengan bagian-bagian dari [[beraita]]. Jarang sekali perdebatan-perdebatan itu ditutup dengan resmi. Dalam banyak kasus, kata yang terakhir menentukan hukum praktisnya, meskipun ada banyak pengecualian terhadap prinsip ini. Lihat [[Gemara]] untuk pembahasan lebih lanjut.


=== Halakha dan Haggadah ===
=== Halakha dan Haggadah ===
Baris 61: Baris 61:
=== ''Talmud Bavli'' (Talmud Babilonia) ===
=== ''Talmud Bavli'' (Talmud Babilonia) ===
[[Berkas:Chasan Shas.JPG|thumb|right|300px|Sebuah salinan lengkap Talmud Babilonia.]]
[[Berkas:Chasan Shas.JPG|thumb|right|300px|Sebuah salinan lengkap Talmud Babilonia.]]
''Talmud Bavli'' ("Talmud Babilonia") terdiri dari Mishnah dan Gemara Babilonia. Gemara ini adalah sinopsis dari analisis selama 300 tahun lebih atas Mishna di Akademi-akademi Babilonia. Menurut tradisi, Talmud ini diedit oleh dua orang bijak Babilonia, ''Rav Ashi'' dan ''Ravina''.
''Talmud Bavli'' ("Talmud Babilonia") terdiri dari Mishnah dan Gemara Babilonia. Gemara ini adalah sinopsis dari analisis selama 300 tahun lebih atas Mishna di Akademi-akademi Babilonia. Menurut tradisi, Talmud ini diedit oleh dua orang bijak Babilonia, ''Rav Ashi'' dan ''Ravina''.


Pertanyaan tentang kapan Gemara akhirnya muncul dalam bentuknya yang sekarang belum terjawab oleh para ilmuwan modern. Sebagian dari teksnya baru mencapai bentuk finalnya setelah sekitar tahun [[700]]. Menurut tradisi, para rabi yang menyunting talmud setelah akhir periode Amora disebut ''Saboraim'' atau ''Rabanan Saborai''. Para sarjana modern juga menggunakan istilah ''Stammaim'' (bahasa Ibrani = sumber tertutup, kabur atau tidak disebutkan) untuk para pengarang pernyataan-pernyataan yang tidak disebutkan sumbernya dalam Gemara. (Lihat [[Halakha#Era sejarah penting dalam hukum Yahudi|era dalam hukum Yahudi]].)
Pertanyaan tentang kapan Gemara akhirnya muncul dalam bentuknya yang sekarang belum terjawab oleh para ilmuwan modern. Sebagian dari teksnya baru mencapai bentuk finalnya setelah sekitar tahun [[700]]. Menurut tradisi, para rabi yang menyunting talmud setelah akhir periode Amora disebut ''Saboraim'' atau ''Rabanan Saborai''. Para sarjana modern juga menggunakan istilah ''Stammaim'' (bahasa Ibrani = sumber tertutup, kabur atau tidak disebutkan) untuk para pengarang pernyataan-pernyataan yang tidak disebutkan sumbernya dalam Gemara. (Lihat [[Halakha#Era sejarah penting dalam hukum Yahudi|era dalam hukum Yahudi]].)
Baris 75: Baris 75:
== Printing of the Talmud==
== Printing of the Talmud==


The first complete edition of the Babylonian Talmud was [[Printing|printed]] in Italy by [[Daniel Bomberg]] during the 16th century. In addition to the ''Mishna'' and ''Gemara'', Bomberg's edition contained the commentaries of [[Rashi]] and [[Tosafot]]. Almost all printings since Bomberg have followed the same pagination. In 1835, a new edition of the Talmud was printed by the Menachem Romm of Vilna. Known as the [[Vilna edition|''Vilna Shas'']], this edition (and later ones printed by his widow and sons) have become an unofficial standard for Talmud editions.
The first complete edition of the Babylonian Talmud was [[Printing|printed]] in Italy by [[Daniel Bomberg]] during the 16th century. In addition to the ''Mishna'' and ''Gemara'', Bomberg's edition contained the commentaries of [[Rashi]] and [[Tosafot]]. Almost all printings since Bomberg have followed the same pagination. In 1835, a new edition of the Talmud was printed by the Menachem Romm of Vilna. Known as the [[Vilna edition|''Vilna Shas'']], this edition (and later ones printed by his widow and sons) have become an unofficial standard for Talmud editions.


A page number in the Talmud refers to a double-sided page, known as a ''daf''; each daf has two ''amudim'' labelled א and ב, sides A and B. The referencing by ''daf'' is relatively recent and dates from the early Talmud printings of the [[17th century]]. Earlier [[rabbinic literature]] generally only refers to the tractate or chapters within a tractate. Nowadays, reference is made in format [''Tractate daf a/b''] (e.g. Berachot 23b). In the Vilna edition of the Talmud there are 5,894 folio pages.
A page number in the Talmud refers to a double-sided page, known as a ''daf''; each daf has two ''amudim'' labelled א and ב, sides A and B. The referencing by ''daf'' is relatively recent and dates from the early Talmud printings of the [[17th century]]. Earlier [[rabbinic literature]] generally only refers to the tractate or chapters within a tractate. Nowadays, reference is made in format [''Tractate daf a/b''] (e.g. Berachot 23b). In the Vilna edition of the Talmud there are 5,894 folio pages.
Baris 81: Baris 81:
== Talmud commentary and study ==
== Talmud commentary and study ==


The Talmud contains a great wealth of Jewish knowledge and from the time of its completion it became an essential and authoritative addition to Jewish literature. It quickly became an integral part of the curriculum of Jewish schools throughout Babylonia and beyond. In this section we will briefly outline some of the major areas of Talmudic scholarship and study.
The Talmud contains a great wealth of Jewish knowledge and from the time of its completion it became an essential and authoritative addition to Jewish literature. It quickly became an integral part of the curriculum of Jewish schools throughout Babylonia and beyond. In this section we will briefly outline some of the major areas of Talmudic scholarship and study.


The earliest talmud commentaries were written by the Gaonim (approximately 800-1000, C.E.). Although some direct commentaries on particular treatises are extant, our main knowledge of Gaonic era talmud scholarship comes from statements embedded in Geonic responsa which shed light on talmudic passages. After the death of Hai Gaon, however, the center of Talmud scholarship shifts to Europe and North Africa.
The earliest talmud commentaries were written by the Gaonim (approximately 800-1000, C.E.). Although some direct commentaries on particular treatises are extant, our main knowledge of Gaonic era talmud scholarship comes from statements embedded in Geonic responsa which shed light on talmudic passages. After the death of Hai Gaon, however, the center of Talmud scholarship shifts to Europe and North Africa.


=== Halachic and Aggadic extractions ===
=== Halachic and Aggadic extractions ===
Baris 93: Baris 93:
=== Understanding the Talmud ===
=== Understanding the Talmud ===


The talmud is often cryptic and difficult to understand. Its language contains many Greek and Persian words which over time became obscure. A major area of Talmudic scholarship developed in order to explain these passages and words. Some early commentators such as Rabbenu Gershom of Mainz (10th c.) and Rabbenu Hannanel (early 11th c.) produced running commentaries to various tractates. These commentaries could be read with the text of the Talmud and would help explain the meaning of the text. Using a different style, Rabbi Nathan b. Jechiel created a lexicon called the ''Arukh'' in the 11th century in order to translate difficult words.
The talmud is often cryptic and difficult to understand. Its language contains many Greek and Persian words which over time became obscure. A major area of Talmudic scholarship developed in order to explain these passages and words. Some early commentators such as Rabbenu Gershom of Mainz (10th c.) and Rabbenu Hannanel (early 11th c.) produced running commentaries to various tractates. These commentaries could be read with the text of the Talmud and would help explain the meaning of the text. Using a different style, Rabbi Nathan b. Jechiel created a lexicon called the ''Arukh'' in the 11th century in order to translate difficult words.


By far the most well known ''commentary'' on the Babylonian Talmud is that of [[Rashi]] (Rabbi Solomon ben Isaac, 1040-1105). The commentary is comprehensive, covering almost the entire Talmud. Written as a running commentary, it provides a full explanation of the words, and explains the logical structure of each Talmudic passage. It is considered indispensable to students of the Talmud.
By far the most well known ''commentary'' on the Babylonian Talmud is that of [[Rashi]] (Rabbi Solomon ben Isaac, 1040-1105). The commentary is comprehensive, covering almost the entire Talmud. Written as a running commentary, it provides a full explanation of the words, and explains the logical structure of each Talmudic passage. It is considered indispensable to students of the Talmud.


Medieval Ashkenazic Jewry produced another major commentary known as [[Tosafists|Tosafot]] ("additions" or "supplements"). The ''tosafot'' are collected commentaries by various medieval Ashkenazic Rabbis on the Talmud. One of the main goals of the ''Tosafot'' is to explain and interpret contradictory statements in the talmud. Unlike ''Rashi'', the ''Tosafot'' is not a running commentary, but rather comments on selected matters. Often the explanations of ''Tosafot'' differ from those of ''Rashi''.
Medieval Ashkenazic Jewry produced another major commentary known as [[Tosafists|Tosafot]] ("additions" or "supplements"). The ''tosafot'' are collected commentaries by various medieval Ashkenazic Rabbis on the Talmud. One of the main goals of the ''Tosafot'' is to explain and interpret contradictory statements in the talmud. Unlike ''Rashi'', the ''Tosafot'' is not a running commentary, but rather comments on selected matters. Often the explanations of ''Tosafot'' differ from those of ''Rashi''.


Over time, many other commentaries have been produced. Some of the more widely known are those of "Maharshal" ([[Solomon Luria]]), "Maharam" ([[Meir Lublin]]) and "Maharsha" ([[Samuel Edels]])
Over time, many other commentaries have been produced. Some of the more widely known are those of "Maharshal" ([[Solomon Luria]]), "Maharam" ([[Meir Lublin]]) and "Maharsha" ([[Samuel Edels]])
Baris 109: Baris 109:
==Historical method==
==Historical method==


The Text of the Talmud has been subject to some level of critical scrutiny throughout its history. However, traditionally, the text of the Talmud has been viewed as static and as having a semi-canonical status. Traditional commentaries usually shied away from textual emendation of Talumudic passages. As a result of emancipation from the ghetto (1789), Judaism underwent enormous upheaval and transformation during the Nineteenth century. The Talmud like the rest of Judaism was scrutinized and questioned. As a result modern critical study of the Talmud was born.
The Text of the Talmud has been subject to some level of critical scrutiny throughout its history. However, traditionally, the text of the Talmud has been viewed as static and as having a semi-canonical status. Traditional commentaries usually shied away from textual emendation of Talumudic passages. As a result of emancipation from the ghetto (1789), Judaism underwent enormous upheaval and transformation during the Nineteenth century. The Talmud like the rest of Judaism was scrutinized and questioned. As a result modern critical study of the Talmud was born.


Leaders of the Reform movement, such as [[Abraham Geiger]] and [[Samuel Holdheim]], subjected the Talmud to severe scrutiny as part of an effort to break with traditional rabbinic Judaism. In reaction Orthodox leaders such as [[Moses Sofer]] became severely sensitive to any change and would reject any critical analysis of Talmud. Talmud study was caught in the great debate between Reformers and Orthodoxy. Somewhere in between these two diametrically opposed views arose a new method. The Historical-Critical method of Talmud study. These scholars and rabbis believed that Jewish Law was a product of a long development and that tampering with this process should be avoided. On the other hand, they believed that traditional Jewish sources, such as the Talmud, should be subject to academic inquiry and critical analysis. The founders this viewpoint were [[Zecharias Frankel]], [[Leopold Zunz]] and [[Solomon Judah Leib Rappaport]].
Leaders of the Reform movement, such as [[Abraham Geiger]] and [[Samuel Holdheim]], subjected the Talmud to severe scrutiny as part of an effort to break with traditional rabbinic Judaism. In reaction Orthodox leaders such as [[Moses Sofer]] became severely sensitive to any change and would reject any critical analysis of Talmud. Talmud study was caught in the great debate between Reformers and Orthodoxy. Somewhere in between these two diametrically opposed views arose a new method. The Historical-Critical method of Talmud study. These scholars and rabbis believed that Jewish Law was a product of a long development and that tampering with this process should be avoided. On the other hand, they believed that traditional Jewish sources, such as the Talmud, should be subject to academic inquiry and critical analysis. The founders this viewpoint were [[Zecharias Frankel]], [[Leopold Zunz]] and [[Solomon Judah Leib Rappaport]].


In general, it may be said that advocates of the critical method of talmud study were willing to apply modern academic and scientific methods of research to Talmud study. Significantly, advocates of the historical method are willing to emmend the text of the talmud in order to answer difficulties in the text.
In general, it may be said that advocates of the critical method of talmud study were willing to apply modern academic and scientific methods of research to Talmud study. Significantly, advocates of the historical method are willing to emmend the text of the talmud in order to answer difficulties in the text.


Because modern method of historical study has its origins in the era of religious reform it was immedietly controversial within the Orthodox world. Still, many severe critics of Reform and strictly orthodox Rabbis of the nineteenth century utilized this new scientific method ([[Nachman Krochmol]], [[Zevi Hirsch Chajes]], [[Meir Lebush Malbim]]).
Because modern method of historical study has its origins in the era of religious reform it was immedietly controversial within the Orthodox world. Still, many severe critics of Reform and strictly orthodox Rabbis of the nineteenth century utilized this new scientific method ([[Nachman Krochmol]], [[Zevi Hirsch Chajes]], [[Meir Lebush Malbim]]).


=== Talmud scholarship today ===
=== Talmud scholarship today ===
Baris 221: Baris 221:
=== Studi Sejarah ===
=== Studi Sejarah ===
* Shalom Carmy (Ed.) ''Modern Scholarship in the Study of Torah: Contributions and Limitations'' Jason Aronson, Inc.
* Shalom Carmy (Ed.) ''Modern Scholarship in the Study of Torah: Contributions and Limitations'' Jason Aronson, Inc.
* [[Louis Jacobs]], "How Much of the Babylonian Talmud is Pseudepigraphic?" Journal of Jewish Studies 28, No. 1 (1977), pp. 46-59
* [[Louis Jacobs]], "How Much of the Babylonian Talmud is Pseudepigraphic?" Journal of Jewish Studies 28, No. 1 (1977), pp. 46–59
* Richard Kalmin ''Sages, Stories, Authors and Editors in Rabbinic Babylonia'' Brown Judaic Studies
* Richard Kalmin ''Sages, Stories, Authors and Editors in Rabbinic Babylonia'' Brown Judaic Studies
* David C. Kraemer, ''On the Reliability of Attributions in the Babylonian Talmud,'' Hebrew Union College Annual 60 (1989), pp. 175-90
* David C. Kraemer, ''On the Reliability of Attributions in the Babylonian Talmud,'' Hebrew Union College Annual 60 (1989), pp. 175–90
* Lee Levine, Ma'amad ha-Hakhamim be-Erez Yisrael (Jerusalem: Yad Yizhak Ben-Zvi, 1985), (=The Rabbinic Class of Roman Palestine in Late Antiquity)
* Lee Levine, Ma'amad ha-Hakhamim be-Erez Yisrael (Jerusalem: Yad Yizhak Ben-Zvi, 1985), (=The Rabbinic Class of Roman Palestine in Late Antiquity)
* [[Saul Lieberman]] ''Hellenism in Jewish Palestine'' (New York: Jewish Theological Seminary, 1950)
* [[Saul Lieberman]] ''Hellenism in Jewish Palestine'' (New York: Jewish Theological Seminary, 1950)
Baris 279: Baris 279:
[[Kategori:Talmud| ]]
[[Kategori:Talmud| ]]
[[Kategori:Mishnah|Talmud]]
[[Kategori:Mishnah|Talmud]]

{{Link GA|fi}}

Revisi per 16 Maret 2015 04.50

Halaman pertama dari Talmud Babilonia, Traktat Berachot, folio 2a

Talmud (bahasa Ibrani: תלמוד) adalah catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah. Talmud mempunyai dua komponen: Mishnah, yang merupakan kumpulan Hukum Lisan Yudaisme pertama yang ditulis; dan Gemara, diskusi mengenai Mishnah dan tulisan-tulisan yang terkait dengan Tannaim yang sering membahas topik-topik lain dan secara luas menguraikan Tanakh. Istilah Talmud dan Gemara seringkali digunakan bergantian. Gemara adalah dasar dari semua aturan dari hukum rabinik dan banyak dikutip dalam literatur rabinik yang lain. Keseluruhan Talmud biasanya juga dirujuk sebagai bahasa Ibrani: ש״ס (Shas; baca: Syas), singkatan bahasa Ibrani untuk shishah sedarim, atau "enam tatanan" Mishnah.

Asal-usul

Studi keyahudian pada mulanya tidak tertulis (lisan). Para rabbi menguraikan dan memperdebatkan hukum serta membahas Alkitab Ibrani tanpa bantuan karya-karya tertulis (selain dari kitab-kitab di dalam Kitab Suci sendiri.) Namun, situasi ini berubah secara drastis terutama sebagai akibat penghancuran komunitas Yahudi pada tahun 70 M, dan pergolakan norma-norma sosial dan hukum Yahudi yang ditimbulkannya. Karena para rabi dituntut menghadapi realitas yang baru—yang utamanya Yudaisme tanpa Bait Suci dan Yudea tanpa otonomi—membanjirlah wacana hukum dan sistem studi oral yang lama tidak dapat lagi dipertahankan. Pada masa inilah wacana rabinik mulai dicatat secara tertulis.

Hukum lisan tertua yang dicatat kemungkinan dalam bentuk midrashi. Di sini diskusi halakhik disusun sebagai tafsiran eksegetis terhadap Pentateukh. Tetapi sebuah bentuk alternatifnya, yang disusun menurut topiknya dan bukan menurut ayat-ayat Alkitab, menjadi dominan pada sekitar tahun 200 M., ketika Rabi Judah haNasi meredaksi Mishnah (משנה).

Mishnah

Mishnah (משנה) adalah kompilasi pandangan dan perdebatan hukum. Namanya sendiri berarti "redaksi", dari kata kerja shanah שנה, yang berarti "mengulangi" atau "meninjau". Nama ini mungkin merupakan petunjuk pada metode studi wacana rabinik dengan cara mengulang-ulang secara lisan.

Pernyataan-pernyataan dalam Mishnah biasanya singkat dan padat, mencatat pandangan-pandangan singkat dari para rabi yang memperdebatkan sebuah topic, atau mencatat sebuah peraturan yang tidak disebutkan sumbernya, yang tampaknya mewakili sebuah pandangan consensus. Para rabi Mishnah dikenal sebagai Tannaim (tunggal: Tanna תנא).

Berbeda dengan Midrash, Mishna hanyalah sebuah catatan dari kumpulan halakha (yang lainnya adalah Tosefta), namun demikian, penataannya menurut topic menjadi kerangka bagi Talmud secara keseluruhan.

Struktur dan isi

Mishna terdiri atas enam tatanan (sedarim, tunggal: seder סדר). Masing-masing dari tatanannya mengandung antara 7 dan 12 traktat, yang disebut masechtot (tunggal: masechet מסכת; harafiah: "jaringan"). Masing-masing masechet dibagi menjadi bab-bab (peraqim) yang terdiri dari unit-unit yang lebih kecil yang disebut mishnayot (tunggal: mishnah). Tidak setiap traktat dalam Mishnah mempunyai padanan Gemaranya. Selain itu, tatanan traktat dalam Talmud berbeda dalam kasus-kasus tertentu dengan tatanan di dalam Mishnah; lih. diskusi pada masing-masing Seder.

  • Tatanan Pertama: Zeraim ("Benih"). 11 traktat. Membahas doa dan berkat, tithes, dan hukum-hukum pertanian .
  • Tatanan Kedua: Moed ("Hari-hari Raya"). 12 traktat. Berkaitan dengan hukum-hukum Sabat dan Hari-hari Raya.
  • Tatanan Ketiga: Nashim ("Perempuan"). 7 traktat. Berkaitan dengan pernikahan dan perceraian, beberapa bentuk sumpah dan hukum-hukum tentang orang Nazir.
  • Tatanan Keempat: Nezikin ("Ganti rugi"). 10 traktat. Berkaitan dengan hukum sipil dan kriminal, cara kerja pengadilan dan sumpah.
  • Tatanan Kelima: Kodashim ("Hal-hal yang suci"). 11 traktat. Berkaitan dengan ritus-ritus korban, Bait Suci, dan hukum-hukum yang mengatur apa yang boleh dan tak boleh dimakan .
  • Tatanan Keenam: Tohorot ("Kesucian"). 12 traktat. Berkaitan dengan hukum-hukum ritual kesucian.
  Keenam Tatanan Mishnah (ששה סדרי משנה)  
Zeraim (זרעים) Moed (מועד) Nashim (נשים) Nezikin (נזיקין) Kodashim (קדשים) Tohorot (טהרות)
BerakhotPe'ahDemaiKil'ayimShevi'itTerumotMa'aserotMa'aser SheniHallahOrlahBikkurim ShabbatEruvinPesahimShekalimYomaSukkahBeitzahRosh HashanahTa'anitMegillahMo'ed KatanHagigah YevamotKetubotNedarimNazirSotahGittinKiddushin Bava KammaBava MetziaBava BatraSanhedrinMakkotShevu'otEduyotAvodah ZarahAvotHorayot ZevahimMenahotHullinBekhorotArakhinTemurahKeritotMe'ilahTamidMiddotKinnim KeilimOholotNega'imParahTohorotMikva'otNiddahMakhshirinZavimTevul YomYadayimUktzim

Beraita

Selain Mishnah, karya-karya Tannaim lainnya dicatat pada kira-kira waktu yang bersamaan atau tak lama sesudah itu. Gemara seringkali merujuk kepada pernyataan-pernyataan Tannaim untuk membandingkannya dengan apa yang terdapat di dalam Mishna dan mendukung atau membantah proposisi-proposisi dari Amoraim. Semua sumber Tannaim non-Mishna disebut beraitot (harafiah: bahan-bahan luar, "Karya-karya di luar Mishna"; tunggal: beraita ברייתא).

Beraita mencakup Tosefta, sebuah kumpulan Tannaim dari halakha yang sejajar dengan Mishna; dan Midrash Halakha, khususnya Mekhilta, Sifra dan Sifre.

Gemara

Lihat Gemara untuk diskusi lebih lanjut.

Dalam tiga abad setelah peredaksian Mishna, para rabi di seluruh Palestina dan Babilonia menganalisis, memperdebatkan, dan mendiskusikan karya itu. Diskusi-diskusi ini membentuk Gemara (גמרא). Gemara terutama terpusat pada upaya menjelaskan dan menguraikan pandangan-pandangan dari Tannaim. Para rabi Gemara dikenal sebagai Amoraim (tunggal: Amora אמורא). Gemara berarti “kesempurnaan,” dari gamar גמר : bahasa Ibrani menyelesaikan, menyempurnakan; bahasa Aram mempelajari.

Metodologi

Banyak dari Gemara terdiri atas analisis hukum. Titik tolak untuk analisis ini biasanya adalah suatu pernyataan legal yang ditemukan di dalam sebuah Mishna. Pernyataan ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan lain dalam dialog dialektis di antara kedua pihak yang bertikai (yang seringkali anonim dan kadang-kadang metaforik), yang diistilahkan sebagai makshan (penanya) dan tartzan (penjawab).

Tanya jawb ini membentuk "bangunan" gemara; nama dari sebuah paragraf gemara adalah sugya (סוגיא; jamak:: sugyot). Sugya biasanya terdiri atas sebuah uraian yang terinci dan didasarkan bukti tentang sebuah pernyataan mishnah.

Dalam sebuah sugya tertentu, pernyataan-pernyataan Kitab Suci, Tannaim dan Amoraim diangkat untuk mendukung berbagai pandangan. Dengan demikian, gemara akan menghasilkan ketidaksepakatan semantik antara Tannaim dan Amoraim (yang seringkali menyebutkan bahwa suatu pandangan dikeluarkan oleh seseorang yang berwibawa dan tentang bagaimana ia mestinya akan menjawab suatu pertanyaan), dan membandingkan padnangan-pandangan Mishna dengan bagian-bagian dari beraita. Jarang sekali perdebatan-perdebatan itu ditutup dengan resmi. Dalam banyak kasus, kata yang terakhir menentukan hukum praktisnya, meskipun ada banyak pengecualian terhadap prinsip ini. Lihat Gemara untuk pembahasan lebih lanjut.

Halakha dan Haggadah

Talmud terdiri dari banyak sekali bahan dan menyinggung banyak sekali topik. secara tradisional pernyataan-pernyataan talmudik dapat digolongkan ke dalam dua kategori besar, pernyataan-pernyataan Halakha dan Hagaddah. Pernyataan-pernyataan Halakha adalah yang berkaitan langsung dengan soal-soal hukum dan praktik Yahudi (Halakha). Pernyataan-pernyataan Haggadah adalah yang tidak terkait secara legal, melainkan yang bersifat eksegetis, homiletis, etis, atau historis. Lihat Haggadah untuk pembahasan lebih lanjut.

Versi Talmud

Proses "Gemara" berlangsung di dua pusat Studi Yahudi yang utama, Israel dan Babilonia. Sejalan dengan itu, dua kumpulan analisis berkembang, dan dua karya Talmud pun terbentuk. Kompilasi yang lebih tua disebut Talmud Palestina atau Talmud Yerushalmi. Talmud ini dikompilasi sekitar abad keempat di Palestina. Talmud Babilonia disusun sekitar tahun 500 M., meskipun ia terus disunting di kemudian hari. Kata "Talmud", ketika digunakan tanpa keterangan, biasanya merujuk kepada Talmud Babilonia.

Talmud Yerushalmi (Talmud Yerusalem)

Satu halaman dari naskah Talmud Yerusalem yang dibuat pada abad pertengahan, dari Cairo Genizah.

Gemara di sini adalah sinopsis dari hampir 200 tahun analisis atas Mishna di Akademi-akademi di Israel (terutama Tiberias dan Kaisarea.) Karena lokasi Akademi-akademi ini, hukum-hukum agrikultur Tanah Israel dibahas secara sangat terinci. Menurut tradisi, Gemara diredaksi pada tahun 350 M oleh Rav Muna dan Rav Yossi di Israel. Gemara dirujuk secara tradisional sebagai Talmud Yerushalmi (Talmud Yerusalem). Namun nama ini sebetulnya keliru, karena Gemara tidak ditulis di Yerusalem. Karena itu Gemara juga dikenal secara lebih akurat sebagai Talmud negeri Israel.

Gemara ditulis dalam bahasa Ibrani dan dialek Aram barat yang berbeda dengan padanan Babilonianya.

Talmud Bavli (Talmud Babilonia)

Sebuah salinan lengkap Talmud Babilonia.

Talmud Bavli ("Talmud Babilonia") terdiri dari Mishnah dan Gemara Babilonia. Gemara ini adalah sinopsis dari analisis selama 300 tahun lebih atas Mishna di Akademi-akademi Babilonia. Menurut tradisi, Talmud ini diedit oleh dua orang bijak Babilonia, Rav Ashi dan Ravina.

Pertanyaan tentang kapan Gemara akhirnya muncul dalam bentuknya yang sekarang belum terjawab oleh para ilmuwan modern. Sebagian dari teksnya baru mencapai bentuk finalnya setelah sekitar tahun 700. Menurut tradisi, para rabi yang menyunting talmud setelah akhir periode Amora disebut Saboraim atau Rabanan Saborai. Para sarjana modern juga menggunakan istilah Stammaim (bahasa Ibrani = sumber tertutup, kabur atau tidak disebutkan) untuk para pengarang pernyataan-pernyataan yang tidak disebutkan sumbernya dalam Gemara. (Lihat era dalam hukum Yahudi.)


Lihat pula

Referensi

Umum

Studi Sejarah

  • Shalom Carmy (Ed.) Modern Scholarship in the Study of Torah: Contributions and Limitations Jason Aronson, Inc.
  • Louis Jacobs, "How Much of the Babylonian Talmud is Pseudepigraphic?" Journal of Jewish Studies 28, No. 1 (1977), pp. 46–59
  • Richard Kalmin Sages, Stories, Authors and Editors in Rabbinic Babylonia Brown Judaic Studies
  • David C. Kraemer, On the Reliability of Attributions in the Babylonian Talmud, Hebrew Union College Annual 60 (1989), pp. 175–90
  • Lee Levine, Ma'amad ha-Hakhamim be-Erez Yisrael (Jerusalem: Yad Yizhak Ben-Zvi, 1985), (=The Rabbinic Class of Roman Palestine in Late Antiquity)
  • Saul Lieberman Hellenism in Jewish Palestine (New York: Jewish Theological Seminary, 1950)
  • John W McGinley " 'The Written' as the Vocation of Conceiving Jewishly". ISBN 0-595-40488-X
  • Jacob Neusner Sources and Traditions: Types of Compositions in the Talmud of Babylonia (Atlanta: Scholars Press, 1992).
  • David Weiss Halivni Mekorot u-Mesorot: Eruvin-Pesahim (Jerusalem: Jewish Theological Seminary, 1982)
  • David Bigman, Finding A Home for Critical Talmud Study,

Pranala luar


Umum

Sumber teks lengkap

Layout Talmudik

Berkaitan dengan program "Daf Yomi"

Bantahan terhadap tuduhan bahwa Talmud bersifat anti-Semit

Suara