Rel: Perbedaan antara revisi
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 180.244.154.83) dan mengembalikan revisi 8369545 oleh Alqhaderi Aliffianiko: bukan singkatan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 78: | Baris 78: | ||
=== Sambungan baut === |
=== Sambungan baut === |
||
[[Berkas:Fish-plate_with_adjustment_for_wear.jpg|thumb|right|''Fishplate'' di antara 2 rel yang disambung]] |
[[Berkas:Fish-plate_with_adjustment_for_wear.jpg|thumb|right|''Fishplate'' di antara 2 rel yang disambung]] |
||
Pada sambungan ini digunakan suatu penyangga yang disebut sebagai ''fish plate'', yang dijepitkan dengan 4 atau 6 baut pada kedua rel yang disambung. Agar rel tidak melengkung ketika memuai terkena panas matahari, sambungan tipe ini menyediakan celah di antara kedua ujung rel yang disambungkan. Namun celah ini menyebabkan rel tidak sama tinggi sesaat ketika roda kereta melintas, dan menimbulkan bunyi detak-detak beradunya roda dengan ujung rel yang khas pada saat kereta api berjalan. |
Pada sambungan ini digunakan suatu penyangga yang disebut sebagai ''fish plate'', yang dijepitkan dengan 4 atau 6 baut pada kedua rel yang disambung. Agar rel tidak melengkung ketika memuai terkena panas matahari, sambungan tipe ini menyediakan celah di antara kedua ujung rel yang disambungkan. Namun celah ini menyebabkan rel tidak sama tinggi sesaat ketika roda kereta melintas, dan menimbulkan bunyi detak-detak beradunya roda dengan ujung rel yang khas pada saat kereta api berjalan. Sambungan jenis inilah yang digunakan di Indonesia. |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 3 Juli 2015 04.24
Rel adalah logam batang untuk landasan jalan kereta api atau kendaraan sejenis seperti trem dan sebagainya. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang logam kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat "e" digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.
Jenis rel berdasarkan berat
Rel yang digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar:
- Rel 25 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 25 kilogram (kg).
- Rel 33
- Rel 41
- Rel 42 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 42.59 kilogram
- Rel 50
- Rel 54 yang berarti tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 54.43 kilogram
- Rel 60
Lebar trak
Ada beberapa lebar (gauge) yang digunakan, semakin lebar semakin stabil sehingga semakin tinggi kecepatan kereta apinya. Lebar trak yang ada di seluruh dunia ada dalam daftar di bawah ini. [1]
Lebar | Negara | |
---|---|---|
Ukuran (mm) | Nama | |
381 | 15 Inci | Amerika. |
600 | Decauville | Portugal dan Perancis. |
760 | Bosnia | Austria. |
762 | Imperial | Jepang. |
891 | Swedia | Swedia. |
914 | 3 Kaki | Peru. |
1000 | Meter | Malaysia. |
1067 | Cape | Indonesia. |
1372 | Scotch | Skotlandia. |
1435 | Standar | Italia. |
1520 | Rusia | Rusia. |
1600 | Irlandia | Irlandia. |
1668 | Iberia | Spanyol dan Portugal. |
1676 | India | India dan Pakistan. |
2140 | Brunel | Inggris. |
3000 | Breitspurbahn | Jerman. |
Penyambungan rel
Rel karena alasan transportasi menuju ke lokasi biasanya dari pabrik pembuat rel dipotong menjadi rel dengan panjang 25 m. Untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan kereta api yang berjalan diatasnya maka rel tersebut disambung. Penyambungan rel dilakukan dengan beberapa cara:
Las termit
Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan las termit dilokasi sehingga bisa menjadi rel yang menerus[2]. Pengelasan menggunakan las termit dengan menggunakan bahan kimia senyawa besi yang ditempatkan di antara kedua rel kemudian bahan tersebut direaksikan pada suhu sampai mencairkan bahan kimia tersebut dan menyambung rel tersebut, sisa hasil reaksi kimia tersebut kemudian dipotong dan diratakan dengan rel.
Las kilatan listrik/Flash Butt Welding
Salah satu cara lain yang digunakan dalam mengelas rel kereta api adalah dengan cara las kilatan listrik atau dalam Bahasa Inggris disebut "Flash Butt Welding" [3], yaitu dengan mendekatkan ujung dua potong rel yang akan dilas yang telah diberi muatan listrik dengan arus yang sangat besar, sehingga ketika terjadi kontak akan timbul kilatan listrik yang akan memanaskan dan melelehkan ujung kedua rel yang didekatkan tersebut. Setelah ujung kedua rel yang didekatkan berpijar dan meleleh, ujung rel kedua tersebut disatukan dengan diberi tekanan yang besar (150 s.d 300 kg/cm3) sehingga ujung dari kedua potong rel tersebut menyatu dan kemudian diratakan dan dimuluskan ketika rel masih berpijar. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan bahan seperti las termit, dan hasil sambungan las pada rel lebih kuat daripada menggunakan las termit, selain itu las kilat membutuhkan waktu yang lebih singkat, yaitu hanya 15 menit per titik las, dibandingkan dengan las termit yang membutuhkan waktu 25-30 menit per titik las. Namun, cara ini tidak terlalu cocok dan berbahaya di Indonesia, karena arus listrik pada rel dapat mengalir ke bagian rel yang lainnya. Mengingat banyak jalur rel di berbagai daerah terdapat pemukiman padat penduduk, terkadang ada orang terutama anak-anak secara iseng maupun tidak sengaja menyentuh rel yang diberi muatan listrik sehingga dapat menimbulkan bahaya sengatan listrik.
Sambungan baut
Pada sambungan ini digunakan suatu penyangga yang disebut sebagai fish plate, yang dijepitkan dengan 4 atau 6 baut pada kedua rel yang disambung. Agar rel tidak melengkung ketika memuai terkena panas matahari, sambungan tipe ini menyediakan celah di antara kedua ujung rel yang disambungkan. Namun celah ini menyebabkan rel tidak sama tinggi sesaat ketika roda kereta melintas, dan menimbulkan bunyi detak-detak beradunya roda dengan ujung rel yang khas pada saat kereta api berjalan. Sambungan jenis inilah yang digunakan di Indonesia.
Lihat pula
Referensi
- ^ Rail gauge - Early origins of the standard gauge [1]
- ^ Continuous Welded Rail http://www.grandadsez.co.uk/railways/continuous-rail.html
- ^ Flash Butt Welding http://www.deltarr.com/flashbutt/