Deuterokanonika: Perbedaan antara revisi
Stevenismus (bicara | kontrib) k →Katolik |
Stevenismus (bicara | kontrib) |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
==Ortodoksi Timur== |
==Ortodoksi Timur== |
||
{{Christianity}} |
|||
Gereja Ortodoks Timur secara tradisional memasukkan semua kitab dari Septuaginta ke dalam Perjanjian Lamanya. Perbedaan-perbedaan regional timbul karena adanya variasi-variasi yang berbeda Regional differences havedari Septuaginta, sehingga ada yang jumlah kitabnya lebih banyak dari pada yang lain. |
|||
Orang Yunani menggunakan kata '''Anagignoskomena''' untuk menamakan kitab-kitab dari [[Septuaginta]] Yunani yang tidak terdapat dalam [[Tanakh]] Ibrani. |
|||
Kitab-kitab tersebut mencakup seluruh kitab deuterokanonika Katolik Romawi di atas, plus naskah-naskah berikut ini: |
|||
* [[3 Makabe]] |
|||
* [[4 Makabe]] |
|||
* [[1 Ezra]] (terdapat pula dalam Vulgata Clementina) |
|||
* [[Kitab Nyanyian-Nyanyian]] yang mencakup [[Doa Manasye]] |
|||
* [[Mazmur 151]] |
|||
Seperti halnya kitab-kitab deuterokanonika Katolik, naskah-naskah tersebut diintegrasikan dengan keseluruhan Perjanjian lama, bukannya dicetak dalam bagian terpisah. |
|||
Sebagian besar versi Alkitab [[Protestan]] meniadakan kitab-kitab tersebut. Umumnya diyakini bahwa [[Yudaisme]] secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang ada dalam daftar di atas dari Kitab Suci mereka dalam [[Konsili Jamnia]] kira-kira tahun 100 Masehi, namun pernyataan ini juga masih dierdebatkan.<ref>Albert C. Sundberg, Jr., [http://department.monm.edu/classics/Speel_Festschrift/sundbergJr.htm "The Old Testament of the Early Church" Revisited 1997]</ref> |
|||
Berbagai Gereja Ortodoks umumnya memasukkan naskah-naskah (yang aslinya terdapat dalam Bahasa Yunani) tersebut, dan beberapa di antaranya memasukkan [[Mazmur Salomo]] ke dalam Alkitabnya. Dalam Gereja-Gereja ini, kitab [[4 Makabe]] kerap dimasukkan ke dalam suatu appendix, karena di dalamnya terkandung semacam tendensi ke arah faham pagan. |
|||
Dalam [[Gereja Ortodoks Ethiopia]], salah satu denominasi dalam Ortodoksi Oriental, terdapat pula tradisi yang kuat untuk mempelajari [[Kitab Henokh]] dan [[Kitab Yobel]]. Kitab Henokh disebut-sebut di Surat Yudas dalam Perjanjian Baru ([[Yudas]] 1:14-15). |
|||
==Perjanjian Baru== |
==Perjanjian Baru== |
||
Istilah ''deuterokanonika'' kadang-kadang digunakan untuk menyebut [[antilegomena]] yang kanonik, yakni kitab-kitab [[Perjanjian Baru]] yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh Gereja purba, namun yang kini tercakup dalam ke-27 kitab [[Perjanjian Baru]] yang diakui oleh hampir semua umat Kristiani. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut: |
Istilah ''deuterokanonika'' kadang-kadang digunakan untuk menyebut [[antilegomena]] yang kanonik, yakni kitab-kitab [[Perjanjian Baru]] yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh Gereja purba, namun yang kini tercakup dalam ke-27 kitab [[Perjanjian Baru]] yang diakui oleh hampir semua umat Kristiani. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut: |
Revisi per 6 Oktober 2007 12.44
Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
Perjanjian Lama | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Kitab-kitab Deuterokanonika dalam Alkitab adalah kitab-kitab yang dipandang sebagai bagian yang kanonik dari Perjanjian Lama Kristiani oleh Gereja Katolik Roma dan Kristianitas Timur akan tetapi tidak terdapat dalam Alkitab Ibrani, yang kerap dipandang protokanonik. Perbedaan ini telah menimbulkan perdebatan dalam Gereja awal mengenai apakah kitab-kitab tersebut dapat dibacakan dalam gedung-gedung Gereja dan karena itu dapat diklasifikasikan sebagai naskah-naskah yang kanonik.
Kata deuterokanonika berasal dari Bahasa Yunani yang artinya 'termasuk kanon kedua'. Etimologi kata ini membingungkan, namun mengindikasikan keragu-raguan dalam penerimaan kitab-kitab tersebut ke dalam kanon oleh beberapa pihak. Perlu dicermati bahwa istilah tersebut tidak berarti non-kanonik; sekalipun istilah tersebut kadang-kadang digunakan sebagai eufemisme untuk menyebut kitab-kitab Apokrif.
Umat Kristiani Protestan biasanya tidak menggolongkan kitab apapun sebagai kitab "deuterokanonika"; kitab-kitab itu mereka keluarkan dari Alkitab, atau mengelompokkannya dalam bagian tersendiri yang disebut Apokrif. Kemiripan makna antara istilah-istilah yang berbeda ini menimbulkan kebingungan antara deuterokanonika Katolik Roma dan Ortodoks dengan naskah-naskah yang dianggap non-kanonik oleh satu atau kedua kelompok umat Kristiani tersebut.
Katolik
Istilah Deuterokanonika pertama kali digunakan pada tahun 1566 oleh orang-orang Kristen yang sebelumnya beragama Yahudi dan teolog Katolik Sixtus dari Siena untuk menyebut naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama yang kanonisitasnya ditetapkan bagi umat Katolik oleh Konsili Trente, namun telah dikeluarkan dari beberapa kanon terdahulu, teristimewa di Timur. Penerimaan akan ketab-kitab tersebut di antara umat Kristiani awal tidaklah universal, namun konsili-konsili regional di Barat menerbitkan kanon-kanon resmi yang memasukkan kitab-kitab tersebut sejak abad ke-4 dan ke-5.[1]
Pengaruh Septuaginta
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Pengaruh Vulgata
Istilah yang digunakan di luar Gereja Katolik
Ortodoksi Timur
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Gereja Ortodoks Timur secara tradisional memasukkan semua kitab dari Septuaginta ke dalam Perjanjian Lamanya. Perbedaan-perbedaan regional timbul karena adanya variasi-variasi yang berbeda Regional differences havedari Septuaginta, sehingga ada yang jumlah kitabnya lebih banyak dari pada yang lain.
Orang Yunani menggunakan kata Anagignoskomena untuk menamakan kitab-kitab dari Septuaginta Yunani yang tidak terdapat dalam Tanakh Ibrani. Kitab-kitab tersebut mencakup seluruh kitab deuterokanonika Katolik Romawi di atas, plus naskah-naskah berikut ini:
- 3 Makabe
- 4 Makabe
- 1 Ezra (terdapat pula dalam Vulgata Clementina)
- Kitab Nyanyian-Nyanyian yang mencakup Doa Manasye
- Mazmur 151
Seperti halnya kitab-kitab deuterokanonika Katolik, naskah-naskah tersebut diintegrasikan dengan keseluruhan Perjanjian lama, bukannya dicetak dalam bagian terpisah. Sebagian besar versi Alkitab Protestan meniadakan kitab-kitab tersebut. Umumnya diyakini bahwa Yudaisme secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang ada dalam daftar di atas dari Kitab Suci mereka dalam Konsili Jamnia kira-kira tahun 100 Masehi, namun pernyataan ini juga masih dierdebatkan.[2]
Berbagai Gereja Ortodoks umumnya memasukkan naskah-naskah (yang aslinya terdapat dalam Bahasa Yunani) tersebut, dan beberapa di antaranya memasukkan Mazmur Salomo ke dalam Alkitabnya. Dalam Gereja-Gereja ini, kitab 4 Makabe kerap dimasukkan ke dalam suatu appendix, karena di dalamnya terkandung semacam tendensi ke arah faham pagan.
Dalam Gereja Ortodoks Ethiopia, salah satu denominasi dalam Ortodoksi Oriental, terdapat pula tradisi yang kuat untuk mempelajari Kitab Henokh dan Kitab Yobel. Kitab Henokh disebut-sebut di Surat Yudas dalam Perjanjian Baru (Yudas 1:14-15).
Perjanjian Baru
Istilah deuterokanonika kadang-kadang digunakan untuk menyebut antilegomena yang kanonik, yakni kitab-kitab Perjanjian Baru yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh Gereja purba, namun yang kini tercakup dalam ke-27 kitab Perjanjian Baru yang diakui oleh hampir semua umat Kristiani. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:
- The Surat kepada Orang Ibrani
- The Surat Petrus yang Kedua
- The Surat Yohanes yang Kedua
- The Surat Yohanes yang Ketiga
- The Surat Yakobus
- The Surat Yudas
- The Wahyu Kepada Yohanes
Lihat pula
Pranala luar
- Kanon Perjanjian Lama pada Catholic Encyclopedia
- Deuterokanon Perjanjian Baru
- Kitab-kitab deuterokanonika - Naskah lengkap dari Situs Web Gereja Santa Takla Haymanot (tersedia pula naskah lengkap dalam Bahasa Arab)
- Membela Kitab-Kitab Deuterokanonika
- Bacalah Apokrifa Untuk Dirimu Sendiri
- Sejarah mengenai Alkitab dan Apokrifa
- "Apokrifa: Diilhami Allah?" dari christiancourier.com
- Apokrifa: Mengapa menjadi bagian dari Alkitab
Referensi
- ^ Kanon Perjanjian Lama, Catholic Encyclopedia, 1913
- ^ Albert C. Sundberg, Jr., "The Old Testament of the Early Church" Revisited 1997