Buluspesantren, Kebumen
Buluspesantren | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Kebumen |
Pemerintahan | |
• Camat | - |
Populasi | |
• Total | 52,931 jiwa jiwa |
Kode Kemendagri | 33.05.06 |
Kode BPS | 3305060 |
Luas | 70,48 km² |
Desa/kelurahan | 21 |
Buluspesantren adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Buluspesantren terletak di sebelah selatan Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Buluspesantren dari Kota Kebumen adalah 18 kilometer melalui Desa Tambakrejo. Luas wilayahnya 70,48 km², dan jumlah penduduknya 51.638 jiwa (laki-laki 52.931 orang dan perempuan 25.707. Kecamatan Buluspesantren terdiri atas 21 desa, 82 RW, dan 386 RT. Pusat pemerintahan Kecamatan Buluspesantren berada di Desa Setrojenar. Kecamatan Buluspesantren merupakan kecamatan persimpangan karena merupakan penghubung antara jalur tengah Jawa Tengah melalui pusat Kabupaten Kebumen dengan jalur selatan atau Daendels.
Desa/kelurahan
Batas-batas Wilayah
- Sebelah Barat: Kecamatan Klirong
- Sebelah Timur: Kecamatan Ambal
- Sebelah Utara: Kecamatan Kebumen dan Kecamatan Kutowinangun
- Sebelah Selatan: Samudera Hindia
Geografi
Kecamatan Buluspesantren memiliki geografi berupa dataran rendah, muara sungai dan wilayah pesisir. Wilayah pesisir Kecamatan Buluspesantren dikenal dengan nama Urut Sewu. Kecamatan Buluspesantren yang berbatasan dengan Samudera Hindia memiliki wilayah pesisir atau pantai sepanjang sekira 10,5 kilometer mulai dari Desa Ayamputih, Desa Setrojenar, dan Desa Brecong. Ketinggian rata-rata Kecamatan Buluspesantren adalah 9 meter diatas permukaan air laut. Sejumlah sungai yang ada di wilayah ini antara lain Sungai Luk Ulo, Sungai Kedungbener, Sungai Pucang, Sungai Gunem, Sungai Luweng, Sungai Garung, dan Sungai Tirtomyo (Jogopaten/ Klepudukuh).
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Buluspesantren sebagian besar digunakan sebagai lahan persawahan terutama di wilayah utara hingga tengah. Sementara semakin ke selatan atau pesisir, lahan yang mengandung lebih banyak pasir digunakan untuk pertanian palawija dan sentra buah serta sayur mayur. Sebagian besar lahan perswahan di Kecamatan Buluspesantren merupakan jenis sawah irigasi dari Waduk Wadaslintang dan Sungai Luk Ulo. Hasil bumi Kecamatan Buluspesantren berupa padi, sayur-mayur, buah buahan, palawija, dan nira kelapa.
Transportasi
Transportasi di Kecamatan Buluspesantren berupa angkutan kota berupa bus kecil yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Buluspesantren dengan pusat Kabupaten Kebumen. Selain itu terdapat pula bus antar kota yang melintasi Kecamatan Buluspesantren. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Buluspesantren juga dilintasi jalan alternatif jalan lintas selatan selatan (JLSS) atau jalan Daendels. Ruas jalan tersebut menghubungkan sejumlah kota di jawa bagian selatan seperti Kabupaten Purworejo, Kabupaten Cilacap, Kota Yogyakarta dan lainnya. Selain itu juga dilintasi jalan alternatif Lingkas Luas Kota Kebumen - Bocor - Daendels. Kemudian ruas alternatif jalan nasional Kebumen - Kloposawit - Bocor - Daendels. Sarana dan Prasaran penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini.
Penduduk
Sebagian besar penduduk Kecamatan Buluspesantren berprofesi sebagai nelayan, petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Buluspesantren memeluk agama Islam dan ada juga yang beragama Kristen. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama
Sekolah Menengah
Beberapa sekolah menengah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Buluspesantren adalah sebagai berikut :
- SMAN 1 Buluspesantren
- SMPN 1 Buluspesantren
- SMPN 2 Buluspesantren
- SMP Muhammadiyah Buluspesantren
- SMP PGRI Buluspesantren
- MTs Al Mansyuriyah Banjurpasar
- MTs Al Yusufiyah Sangubanyu
- MTs Al Fatah Sidomoro
- MTs KHR Ilyas Tambakrejo
Sarana Publik
Sarana publik di Kecamatan Buluspesantren cukup bagus dengan adanya pasar tradisonal, langgar, masjid, gereja yang mendukung serta fasilitas kesehatan. Berikut sejumlah fasilitas umum yang ada di Kecamatan Buluspesantren:
- Pasar Kloposawit di Desa Kloposawit
- Pasar Serut di Desa Ampih
- Pasar Warung Pring di Desa Ranteringin
- Pasar Bocor di Bocor
- Puskesmas Buluspesantren di Desa Setrojenar
- Kantor Pos Buluspesantren di Desa Setrojenar
Pariwisata & Sosial Budaya
Kecamatan Buluspesantren memiliki objek wisata yang tidak hanya dikenal di Kabupaten Kebumen tapi daerah luar Kabupaten Kebumen. Berikut tempat wisata yang ada di Kecamatan Buluspesantren
1. Pantai Bocor ( Sebenarnya adalah Pantai Setrojenar)
- Pantai Setrojenar atau populer dengan sebutan Pantai Bocor berada di Desa Setrojenar. Pantai Bocor berada sekitar 13 km ke arah selatan dari pusat Kota Kebumen. Jika Anda dari arah DKI Jakarta atau Kota Yogyakarta alangkah baiknya melalui Jalur Lingkar Selatan Selatan (JLSS) atau Jalan Deandels, karena akan lebih mudah menuju ke pantai ini. Sebelum sampai ke Pantai Bocor, Anda akan disuguhi pemandangan hamparan kebun pepaya dan juga semangka milik warga setempat. Jika sedang musim panen Anda boleh membelinya langsung. Seperti pantai kebanyakan yang berhadapan dengan Samudera Hindia, deburan ombak ganas dan pasir hitam mengkilap akan menyapa pengunjung sesampainya di bibir pantai.
- Di tepi pantai ini juga berjejer warung-warung makan, cindera mata hingga kolam berenang untuk anak-anak. Jika mampir ke salah satu warung di sana jangan lupa mencicipi rempeyek undur-undur laut khas Pantai Bocor. Warga menyebutnya Peyek Yutuk. Sembari menunggu senja datang, berolahraga pantai atau menunggang kuda menjadi alternatif kegiatan di pantai ini. Pantai ini tidak setiap hari buka karena sewaktu-waktu akan ada latihan militer dari Tentara Negara Indonesia (TNI). Kawasan Urut Sewu memang dikenal sebagai tempat latihan militer. Pangkalan TNI di Pantai Bocor dilengkapi dengan kantor. Sehingga, infrastruktur di tempat tersebut dibangun.
2. Pantai Brecong
- Pantai Brecong terletak di Desa Brecong. Pantai Brecong terletak sekitar 10 km arah selatan kota Kebumen. Dari pusat Kecamatan Buluspesantren, jaraknya sekitar 4 km, ke arah timur berbelok keselatan. Di kawasan pantai tersebut, para pengujung tidak hanya disuguhi panorama pantai semata. Sebuah benda cagar budaya petilasan Joko Sangkrib terletak tidak sampai 200 meter dari bibir pantai. Legenda Joko Sangkrib merupakan salah satu potongan kisah dari sejarah Kabupaten Kebumen. Dialah yang kelak di kemudian hari nyekel panguwoso (menjabat) Bupati Kebumen pertama berjuluk Adipati Aruing Binang I.
- Tak jauh dari petilasan tersebut, terdapat bekas pendopo sang bupati. Meski bersisa puing-puing, masyarakat desa setempat masih sangat menghormatinya. Tak sampai sepelemparan batu dari tempat itu, sebuah bekas rumah, yang konon rumah tinggalan warga negara Belanda berada di tempat itu. Pantai Brecong merupakan kawasan obyek wisata yang terlupakan. Di era 1980-1990, Pantai Brecong merupakan jujugan utama para wisatawan yang ingin menikmati parnorama pantai di Kecamatan Buluspesantren. Sayang sekali, sejak kawasan Urut Sewu menjadi pangkalan TNI pada tahun 1980-an, pengunjung lebih memilih Pantai Bocor. Kawasan Urut Sewu memang dikenal sebagai tempat latihan militer.
3. Pertapaan Joko Sangkrib
- Menurut catatan sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Kabupaten Kebumen, Joko Sangkrib pernah menjadikan petilasan di dekat Pantai Brecong, Desa Brecong sebagai pertapaan saat melakoni perjalanan spiritualnya. Kelak kemudian hari, Joko Sangkrib dikenal dengan nama Aruingbinang Bupati Kebumen I. Dua buah petilasan berupa makam dan bekas tempat pertapaan ada di tempat itu. Makam itu adalah makam Mbah Bondoyudo dan Nyai Bondoyudo, leluhur Joko Sangkrib.
- Sebuah pohon waru yang diyakini berusia ratusan tahun berdiri di sisi kedua makam. Alkisah, Joko Sangkrib bertapa di dekat makam Mbah Bondoyudo, nglakoni tapa pendhem (bertapa di dalam tanah). Laku perihatin itu dilakoni selama 40 hari 40 malam. Pohon waru merupakan penanda apakah Joko Sangkrib berhasil atau tidak menjalani laku prihatinnya. Tepat pada hari ke-40, pohon waru ternyata tidak mati dan Joko Sangkrib juga masih hidup. Sampai saat ini, pohon waru itu masih ada. Singkat cerita, setelah selesai bertapa, Joko Sangkrib sempat tinggal di Desa Brecong, sebelum melanjutkan perjalanannya ke arah timur. Di Desa Brecong, Joko Sangkrib menjadi penolong warga dari malapetaka. Pada akhir cerita, Joko Sangkrib mendapat 'kamukten', menjadi Adipati Aruingbinang.
Pranala Luar