Paşa
Pasya, pasha, atau pascha (Turki Otoman: پاشا, bahasa Turki: paşa), dahulu diinggriskan sebagai bashaw, adalah salah satu peringkat tinggi dalam sistem politik dan militer Kesultanan Utsmaniyah. Peringkat ini biasanya diberikan kepada gubernur, jenderal dan pejabat lainnya. Sebagai gelar kehormatan, pasya merupakan gelar bangsawan Turki dan merupakan salah satu gelar tertinggi di masa pra-republik Mesir. Ada tiga tingkatan pasya: yang pertama, atau kelas tertinggi, mendapatkan hak istimewa untuk memiliki lambang atau simbol standar tiga ekor-kuda, yang kedua memiliki lambang dua ekor-kuda, dan yang ketiga memiliki lambang tiga ekor-kuda.[1]
Peran dalam sistem politik Utsmaniyah dan Mesir
Dalam Kesultanan Utsmaniyah, seorang Sultan memiliki hak untuk menganugerahkan gelar Pasya. Melalui kebiasaan ini gelar Pasya tiba dan digunakan di Mesir, yang ditaklukkan oleh Utsmaniyah pada tahun 1517. kemunculan Muhammad Ali yang merupakan seorang komandan militer keturunan Albania sebagai penguasa Mesir pada tahun 1805 secara efektif membentuk Mesir sebagai negara merdeka secara de facto, namun, secara teknis masih berutang setia kepada Sultan Utsmaniyah. Selain itu, Muhammad Ali memendam ambisi menggantikan peran Utsmaniyah di Konstantinopel, dan berusaha untuk menjadikan wilayah Mesir sebagai kesultanan penerus untuk Kesultanan Utsmaniyah. Dengan demikian, ia menyandang gelar Pasya, di samping gelar resmi Wali, dan gelar Khedive (Khudaiwi) yang dinyatakannya sendiri. Penerusnya pada tahta Mesir dan Sudan, Ibrahim, Abbas, Sa'id , dan Isma'il juga mewarisi gelar-gelar ini, dengan pasya, dan Wāli berhenti untuk digunakan pada tahun 1867, ketika Sultan Utsmaniyah, Abdulaziz resmi mengakui Isma'il sebagai Khudaiwi.
Gelar Pasya pada awal munculnya diterapkan secara eksklusif untuk komandan militer, tapi kemudian dapat diberikan kepada para pejabat birokrasi. Ia juga merupakan bagian dari gelar resmi Alpina Kursunju Pasya (Laksamana Agung dari seluruh armada Utsmaniyah).
Peringkat Pasya di atas Bek dan Agha, tetapi di bawah Khudaiwi dan Wazir.
Tiga tingkatan Pasya yang ada, dibedakan dengan jumlah yak- atau ekor-kuda (masing-masing tiga, dua dan satu; sebuah simbol tradisi Turki-Mongol) atau ekor merak, dan penyandangnya berhak untuk menampilkannya sebagai simbol otoritas pada kampanye militer. Hanya Sultan sendiri yang berhak untuk empat ekor, sebagai kepala komandan berdaulat.
Berikut adalah tingkatan militer yang berhak menyandang gelar Pasya (peringkat yang lebih rendah digelari Bek atau hanya Effendi):
- Wazir-i-Azam (Wazir Agung, perdana menteri, tetapi juga sering mengambil lapangan sebagai Generalissimo bukan Sultan)
- Musyir (Field marshal)
- Fariq (Letnan Jenderal angkatan darat atau Wakil Laksamana angkatan laut)
- Liwa (Mayor Jenderal atau Laksamana Muda)
- Qizlar Agha (kasim kepala hitam, petugas tertinggi di Istana Topkapi; tiga ekor sebagai komandan Baltaci korps dari halberdiers di ketentaraan kekaisaran
- Syaikh ul-Islam Istanbul, Imam Muslim peringkat tertinggi kabinet.
Jika seorang Pasya memerintah sebuah provinsi wilayah, maka wilayah itu biasa disebut pasyaluk (pashaluk) sesuai dengan gelar militer penguasanya, selain istilah administrasi sesuai jenis yurisdiksi, misalnya eyalet, vilayet. Beylerbey (gubernur jenderal) dan vali/wali (jenis yang paling umum dari Gubernur) keduanya berhak bergelar Pasya (biasanya dengan dua ekor). Kata pashalik merujuk pada setiap provinsi atau yurisdiksi lain yang dipimpin oleh seorang Pasya.
Imperium Utsmaniyah, dan pemerintah Mesir memberikan gelar kepada Muslim dan Kristen tanpa perbedaan. Mereka juga sering memberikannya kepada orang asing dalam pelayanannya untuk Imperium Utsmaniyah, ataupun Kekhudaiwian Mesir (pada giliran selanjutnya adalah Kesultanan, dan Kerajaan), misalnya Hobart Pasya.
Kehormatan
Sebagai sebuah kehormatan, gelar Pasha merupakan gelar kebangsawanan yang bisa turun-temurun dan ada yang tidak dapat diwariskan, sesuai dengan "Firman" (paten bangsawan) yang dikeluarkan oleh Sultan dengan menyertakan segel kekaisaran "Tughra". Gelar Pasha tidak memberikan peringkat ataupun gelar untuk istri. Dan juga tidak ada pemimpin agama yang diberikan gelar Pasha. Berbeda dengan gelar bangsawan barat, di mana gelar biasanya ditambahkan sebelum nama pemberian, gelar Ottoman mengikuti nama pemberian. Dalam kontak dengan utusan dan perwakilan asing, pemegang gelar Pasha sering disebut sebagai "Yang Mulia".
Anak-anak dari Pasha bergelar Pashazada atau Pasha-Zade.
Penggunaan masa kini
Dalam masyarakat Arab Mesir modern dan (ditingkat yang lebih rendah) pada masyarakat Arab Levantine, panggilan Pasha digunakan sebagai tanda kehormatan (yang lebih mendekati ke "Sir" daripada "Lord"), terutama oleh orang-orang yang lebih tua. Di antaraorang Mesir yang lahir sejak penghapusan gelar bangsawan setelah Revolusi 1952, panggilan itu dianggap sebagai cara yang sangat sopan dalam menghadapi satu rekan laki-laki.
Meskipun tidak lagi merupakan gelar resmi, petugas berpangkat tinggi Angkatan Bersenjata Turki sering disebut sebagai "pasha" oleh masyarakat dan media Turki.
Daftar para Paşa terkemuka
- Keluarga Abaza, para Pasha dan Bey Mesir
- Abbas I Mesir
- Abbas II Mesir
- Ahmed Pasha (Claude Alexandre de Bonneval)
- Ali Pasha, negarawan
- Barbarossa Khair ad-Din Pasha
- Cigalazade Yusuf Sinan Pasha
- Emin Pasha
- Enver Pasha
- Essad Pasha Toptani
- Fakhri Pasha
- Fuad Pasha
- Glubb Pasha
- Gordon Pasha
- Habib Abdoe'r Rahman Alzahier
- Hagop Kazazian Pasha
- Hajji Mustafa Pasha
- Hobart Pasha
- Hussein Refki Pasha
- Ibrahim Edhem Pasha
- İsmet Pasha (İsmet İnönü)
- Jafar al-Askari
- Jamal Pasha
- Yusuf Murad Paşa (Józef Bem), seorang jenderal Polandia dan pahlawan nasional Polandia dan Hungaria, yang bertugas di Imperium Utsmaniyah.
- Judar Pasha, jenderal Maroko
- Kara Mustafa Pasha
- Kazazian Pasha
- Kilic Ali Pasha
- Berbagai anggota dari keluarga Köprülü
- Lala Kara Mustafa Pasha
- Liman von Sanders Pasha
- Mahmud Dramali Pasha, jenderal Utsmaniyah
- Mehmed Pasha Sokolović
- Melling Pasha
- Midhat Pasha
- Müezzinzade Ali Pasha, admiral Utsmaniyah
- Muhammad Ali Pasha, raja muda Mesir
- Mustafa Kemal Pasha, kemudian dikenal sebagai (Mustafa Kemal Atatürk), pendiri Republik Turki pasca-Utsmaniyah
- Mustafa Reshid Pasha
- Nubar Pasha
- Osman Pasha
- Omar Pasha Latas
- Pasha Hatooka of Philadelphia
- Piyale Pasha
- Riyad Pasha, negarawan Mesir
- Said Pasha
- Johannes Schiess Pasha, Delegasi Imperial Rusia, direktur rumah sakit Arab Alexandria, Presiden Komisi Antiquities Aleksandria
- Sinan Pasha
- Stone Pasha
- Sulejman Pasha
- Sultan al-Atrash
- Talat Pasha
- Tewfik Pasha
- Turhan Pasha Përmeti
- Tusun Pasha
- Urabi Pasha
- Valentine Baker
- Wehib Pasha
- Woods Pasha
- Radu cel Frumos, Saudara Vlad III Tepes; dikenal juga sebagai Radu Bey, setelah masuk Islam, ditunjuk sebagai Pasha Wallachia oleh Muhammad Al-Fatih dari 1462-1473, mewakili satu-satunya masa pemerintahan Islam langsung di Wallachia.
- William HicksPasha, Kolonel British, Pahlawan Perang Mahdist.
- Youssef Wahba Pasha, Perdana Menteri Mesir
- Sir William Williams Canadian/British General
- Yusuf Karamanli, Pasha Tripoli
- Tawfiq Bay (Tevfik Pasha), Arab pan-Islamist
See also
Notes
- ^ The empires and cities of Asia (1873) by Forbes, A. Gruar. Page 188
References
- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
- AllAboutTurkey.com – The Ottoman harem