Suku Deli
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Sumatera Utara 685.739 Jiwa | |
Bahasa | |
Bahasa Melayu Deli Bahasa Indonesia | |
Agama | |
Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Melayu Riau Melayu Jambi Minangkabau Suku Aceh |
Suku Deli atau Melayu Deli (Jawi: ملايو ديلي) adalah salah satu suku melayu yang mendiami kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan suku Melayu Deli juga dapat di temui daerah pesisir timur Sumatera Utara, pinggiran sungai Deli dan Labuhan. Di kota medan suku Melayu Deli banyak menempati daerah pinggiran kota. Populasi suku Melayu Deli diperkirakan lebih dari 600 ribu orang. Masyarakat Melayu Deli terkenal dengan seni berpantun Melayu yang terkenal sampai saat ini.
Karakter Orang Melayu Deli
sifat orang melayu deli adalah baik, ramah, tidak kasar, suka menolong, menerima orang baru. Ciri khas melayu deli yang mau membantu sesama manusia. Kesan negatif orang melayu deli hal yang paling ingin diketahui saat ini sedang bersamaan atau baru berteman dengan suku melayu deli. Kerena adanya negatif yang berlebihan kesan positiflah yang selalu ada. Prinsip orang melayu deli adalah hidup mandiri dan saling membantu orang lain. Dalam kehidupan suku melayu deli mereka tingkatkan dalam masyarakat yaitu
Golongan Masyarkat
Golongan aristokrasi • Raja dan anak-anak raja (tengku) • Turunan pembesar daerah (wan, orang kaya, datuk muda) Golongan pembesar dikampung • Golongan ulama • Cerdik pandai • Rakyat jelata
Bahasa
Orang Melayu Deli umumnya menggunakan Bahasa melayu deli, bahasa ini sendiri berkembang di kota medan, dan lebih dikenal menjadi salah satu bahasa melayu, yaitu bahasa medan. Pada dasarnya bahasa medan sama dengan bahasa melayu deli namun banyak mencampuri bahasa-bahasa lain seperti bahasa batak toba, batak karo, batang mandailing dan lain-lain. Sedangkan logat bahasa medan banyak dipengaruhi logat batak, sehingga logatnya terdengar semi melayu dan semi batak.
Rumah Adat
Rumah adat suku melayu deli seperti suku melayu lainnya, berdiri diatas tiang-tiang setinggi kurang lebih 2 meter dari atas tanah. Mata pencarian suku melayu deli adalah bercocok tanam dengan metode tradisional, menangkap ikan, berdagang dan ada juga yang menjadi pegawai pemerintah. Di daerah mereka juga terdapat perkebunan tembakau, teh, karet, kelapa sawit, coklat yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta asing. Perkebunan ini dikelola dengan teknologi modern. Suku melayu deli mayoritas memeluk agama islam sufi, karena hampir seluruh adat-istiadat dan budaya suku melayu berlandasan islam. namun masih ada juga yang mempercayai roh disegala tempat yang mempengaruhi hidup manusia. Upacara-upacara untuk menyenangkan roh-roh tersebut masih sering mereka adakan.
Tradisi
Kebudayaan tradisi melayu Ada beberapa macam kebudayaan tradisi melayu yaitu :
Tradisi kelahiran Ketika ibunya sedang mengandung banyak kebaikan yang dianjurkan serta beberapa larangan yang hadir, ini semua agar anak sehat rohani dan jasmani. Setelah anaknya lahir lalu dibaringkan ditempat tidur kemudian dibisikkan azan , lalu upacara turun mandi dapat dilakukan setelah anak berumur seminggu, dalam upacara turun mandi ibu dan bayi dibawa kesungai dimandikan oleh bidan Tradisi nikah-kawin Melakukan beberapa kegiatan yaitu : • Merisik • Meminang • Berinai • Berandam • Menikah (akad nikah) • Bersanding • Tepuk tepung tawar • Makan nasi hadap-hadapan • Memberi hormat pada mertua • Berdimbar (mandi taman)
Tradisi kematian Sesuai dengan ajaran islam maka orang melayu memandang kematian sebagai perjalanan menuju hadirat ilahi. Tanda kematian di perkampungan melayu ada yang membunyikan tubuh, ada pula naskus (ketuk kayu) bahkan juga dipakai gong. Tradisi pakaian melayu Tradisi pakaian adat melayu mengatakan : “adat memakai pada yang sesuai, adat duduk pada yang elok, adat berdiri tahukan diri”. Kata ini mengandung makna yang dalam, yang intinya memberi petunjuk, bahwa setiap orang dituntut untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya, berperilaku menurut alur dan tempatnya.
Jenis-jenis pakaian melayu adalah : • Baju gunting cina • Baju cekak musang • Baju teluk belanga • Baju kurung • Baju kebaya labuh Menikmati sejarah kekinian
Istana maimun dan mesjid Al-mashun salah satunya merupakan saksi kejayaan kerajaan melayu deli di sumatera utara. Sampai sekarang kedua bangunan yang saling berdekatan ini banyak dikunjungi wisatawan. Mengunjungi tidak sah rasanya tidak mengunjung kedua bangunan itu , karena kedua bangunan itu sangat bersejarah bagi kejayaan kerajaan melayu deli.
Istana maimun dibangun pada tahun 1888 oleh sultan ma’moen Al Rasyid perkasa Alamsyah dan diresmikan pada tanggal 18 mei 1891. Istana maimun sempat ditempati oleh 4 sultan melayu yang memerintah saat itu. Untuk memasuki istana maimun pengunjung cukup membayar Rp.5000 per orang didalam ruang utama istana terdapat pelaminan melayu yang sangat bagus dan megah. Banyak pengunjung yang menikmati momen didapan pelaminan ini.
Selain itu, banyak barang peninggalan sultan deli dipajang dalam istana seperti foto-foto, baju adat, dan berbagai senjata. Masih diarea istana terdapat bangunan tempat meriam puntung bersemanyam. Konon, meriam ini adalah jelmaan adik putri hijau yang berasal dari kerajaan deli tua. Dia menjadi meriam dimasa perang anatara kerajaan aceh dan melayu. Berjarak sekitar 200 meter dari istana maimun berdirinya dengan megahnya mesjid raya Al-mashun. Mesjid ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari istana maimun . bangunan keduanya di bangun oleh sultan Ma’moen Al Rasyid perkasa alamsyah.
Arsitektur bangunan mesjid membuat pengunjung seolah berada dinegara lain. Gaya arsitektur dan mesjid ini perpaduan antara arsitektur timur tengah. India dan spanyol setiap hari mesjid ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar maupun wisatawan local dan mancanegara.