Commuter Line Yogyakarta
Artikel ini membahas mengenai bangunan, struktur, infrastruktur, atau kawasan terencana yang sedang dibangun atau akan segera selesai. |
KRL Yogyakarta–Solo | |
---|---|
Info | |
Pemilik | Direktorat Jenderal Perkeretaapian PT Kereta api Indonesia |
Wilayah | Yogyakarta–Solo |
Jenis | kereta komuter |
Jumlah jalur | 1 |
Jumlah stasiun | 6 |
Operasi | |
Operator | PT Kereta Commuter Indonesia |
Jumlah gerbong | 4 kereta per rangkaian |
Teknis | |
Panjang sistem | 58 km |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Listrik | 1.500 V DC |
Kecepatan rata-rata | 70 s.d. 80 km/jam |
Proyek KRL Commuter Line Yogyakarta–Solo adalah jaringan kereta rel listrik di Indonesia yang menghubungkan kota penting di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Kota Yogyakarta dan Surakarta. Disebut-sebut sebagai proyek KRL rel berat kedua setelah di luar Daop 1 Jakarta,[1] KRL ini beroperasi untuk meneruskan tugas KA Prambanan Ekspres dalam melayani koridor tersebut.
Sejarah
Latar belakang
Wacana tentang KRL ini telah dimasukkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas) 2030 yang telah disusun Direktorat Jenderal Perkeretaapian sejak 2011. Dalam Ripnas tersebut, elektrifikasi jalurnya sendiri sudah masuk dalam tahapan studi kelayakan, sehingga ke depan, konstruksi dapat langsung dilaksanakan segera setelah studi kelayakan.[2] Pola operasi Prambanan Ekspres yang masih terbatas dan armada yang sudah tua[3] menyebabkan banyak pengguna jasa kereta api kehabisan tiket. Sekitar 2015, PT Kereta Api Indonesia telah menargetkan penumpang harian kira-kira 7.000 penumpang per hari. Penggantian Prameks dengan KRL diharapkan dapat meningkatkan mobilitas kaum komuter serta mendukung pariwisata yang sinergis di wilayah Yogyakarta–Solo.[4]
Konstruksi dan perencanaan operasi
Untuk mewujudkan KRL ini, pada tahun 2016, tiang-tiang listrik aliran atas mulai ditumpuk di Stasiun Solo Jebres;[3] dan sejak saat itulah proyek ini menjadi mangkrak selama kurang lebih tiga tahun.[5][6] Hal ini menyebabkan KRL menjadi molor operasinya hingga akhir tahun 2019. Mulai Januari–Februari 2020, tiang-tiang tersebut mulai dipancang; untuk pertama kalinya di Stasiun Klaten. Untuk langkah awal, DJKA melalui Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Tengah memutuskan untuk memulai operasi KRL di segmen pertama, yaitu Yogyakarta–Klaten.[7][8]
Jalur dan stasiun
Jalur kereta api yang digunakan oleh KRL ini adalah jalur bekas Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yang dinilai telah sukses mengoperasikan kereta api pertamanya. Stasiun-stasiun yang dipilih sebagai pemberhentian KRL Yogyakarta–Solo sama dengan Prameks saat ini, yakni Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Klaten, Purwosari, dan Solo Balapan.
Armada
Armada yang digunakan untuk operasi KRL ini adalah KRL i9000 (KRL KfW) bekas dari lintas KA Commuter Line Jakarta Kota-Tanjung Priuk. KRL ini direhabilitasi total di PT Inka Madiun, yang kemudian diganti skema warnanya dari hitam-biru-oranye menjadi merah dengan motif batik Parang khas Yogyakarta. Meski KRL ini diproyeksikan akan direhabilitasi oleh PT Inka pada tahun 2015–2017, prasarana KRL yang mangkrak menyebabkan KRL ini harus diundur operasinya.[9][10]
Referensi
- ^ "Tak Hanya Jakarta, Solo-Jogja Juga Bakal Punya Kereta Listrik". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030 (PDF). Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. 2011.
- ^ a b "Akhir Tahun Ini, Yogyakarta Operasikan KRL". Republika Online. 2016-04-10. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ Nusantara; Nasional; Terkini, Jogja; Politik; Regional; Ekonomi; Olahraga; Pendidikan; Pariwisata. "Daop VI bersiap realisasikan KRL Yogyakarta-Solo". Antara News Yogyakarta. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ JawaPos.com (2018-03-30). "Proyek KRL Molor, Tiang Mangkrak di Stasiun Solo Jebres". radarsolo.jawapos.com. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ Media, Harian Jogja Digital (2019-08-22). "KRL Solo-Jogja Ditarget Beroperasi 2020, Saat Ini Masuk Tahap Lelang Elektrifikasi". Harianjogja.com. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ Media, Rohmah Ermawati-Solopos Digital (2019-10-16). "Jaringan Listrik KRL Solo–Jogja Dibangun Akhir Tahun 2019". SOLOPOS.com. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ JawaPos.com (2020-02-12). "Proyek KRL Solo-Jogja Masih Tahap Konstruksi". radarsolo.jawapos.com. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ "Berita INKA - PT INKA : 2017 Kereta Listrik Melintasi Solo-Jogja". www.inka.co.id. Diakses tanggal 2020-02-12.
- ^ "Berita INKA - Kereta Rel Listrik Solo-Yogya Akan Gantikan KA Prameks". www.inka.co.id. Diakses tanggal 2020-02-12.