Akademi komunitas
Akademi Komunitas adalah salah satu jenis pendidikan formal pada jenjang perguruan tinggi. Pada Akademi Komunitas diselenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tertentu. Akademi Komunitas hanya menyelenggarakan pendidikan vokasi hingga setingkat diploma satu atau diploma dua.[1] Akademi Komunitas diselenggarakan dengan memerhatikan keunggulan lokal yang dimiliki suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus yang belum terpenuhi di suatu daerah.[2] Akademi Komunitas menjadi pendukung bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Akademi komunitas berperan penting dalam memenuhi kebutuhan dan potensi sosial, ekonomi dan budaya pada masing-masing daerah.[3]
Konsep
Akademi Komunitas menyelenggarakan program studi yang sesuai dengan potensi yang ada di suatu daerah. Selain itu, Akademi Komunitas bekerja sama dengan industri lokal yang ada di daerah untuk menghasilkan lulusan yang dapat bekerja di industri lokal. Akademi komunitas berperan aktif dalam menanggapi dan menerima setiap aspirasi yang bersifat saling membangun antara pemerintah daerah, masyarakat dan industri lokal dalam memajukan suatu daerah.[2]
Tujuan
Penyelenggaraan Akademi Komunitas bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam rangka memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan lokal suatu daerah. Sasaran peserta didik dari Akademi Komunitas adalah lulusan pendidikan menengah yang belum bekerja maupun yang telah bekerja. Hakikat pendirian Akademi Komunitas yaitu meningkatkan kompetensi yang diperlukan oleh suatu daerah maupun industri lokal disekitarnya. Selain itu, Akademi Komunitas juga ditujukan untuk memperluas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Akademi Komunitas juga bertujuan untuk mendorong tumbuhnya usaha kecil dan menengah di suatu daerah sesuai dengan potensi wilayahnya.[3] Lulusan jenjang pendidikan menengah yang berasal dari keluarga dengan pemenuhan ekonomi yang rendah, dapat melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi melalui pendidikan tinggi yang ada di daerahnya sendiri. Kondisi ini akan membantu masyarakat dengan taraf ekonomi yang rendah untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Selain itu, penyelenggaraan Akademi Komunitas akan menambah angka lulusan pendidikan vokasional yang profesional di bidangnya, dengan keunggulan berupa keahlian dalam mengembangkan potensi yang ada di daerahnya.[2]
Jumlah tenaga kerja menjadi ideal dengan adanya peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi dengan menambah jumlah lulusan program diploma dan sarjana. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi memberi sumbangan besar pada komposisi tenaga kerja profesional yang berkualitas. Pemenuhan utama dipusatkan pada ketersediaan tenaga vokasi yang siap kerja pada jenjang diploma. Presentase lulusan program diploma akan memercepat pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Kelompok tenaga kerja yang memiliki komposisi yang baik selanjutnya mampu meningkatkan produktivitas kerja. Selain itu, tenaga kerja lulusan perguruan tinggi berbasis keilmuan dapat menghasilkan pemikiran dan inovasi. Perpaduan antara kedua komposisi tenaga kerja tersebut berdampak positif dalam menghasilkan produk lokal yang berdaya saing dan memiliki keunggulan tersendiri.[4]
Peran
Pendirian Akademi Komunitas menjadi pendukung bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Hal ini berdampak positif bagi pemenuhan kebutuhan tenaga terampil.[4] Penyelenggaraan pendidikan oleh Akademi Komunitas di daerah akan memeratakan akses pendidikan tinggi, sekaligus akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan masyarakat lokal. Lulusan Akademi Komunitas juga meningkatkan partisipasi terhadap dunia kerja dan meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat. Akademi Komunitas menjadi alat pengubah kehidupan sosial kemasyarakatan di daerah dalam rangka peningkatan sumber daya manusia, partisipasi dunia kerja, daya beli masyarakat, dan angka partisipasi pendidikan tinggi. Peran penting dari keberadaan Akademi Komunitas yaitu terjadinya perubahan pandangan kependudukan yang meningkatkan percepatan pembangunan dan kesejahteraan sosial di tingkat wilayah kabupaten atau kota. Lulusan Akademi Komunitas menjadi pengisi posisi tenaga kerja terampil pada tingkatan tertentu. Dengan demikian, Akademi komunitas berperan penting dalam memenuhi kebutuhan dan potensi sosial, ekonomi dan budaya pada masing-masing daerah.[3]
Referensi
- ^ Agung, Iskandar (2014). "Akademi Komunitas dan Penerapan Master Plan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)". Jurnal Visi P2TK PAUD NI. 9 (1): 68—81.
- ^ a b c Nabawi, R.A., Jalinus, N., dan Syahril (2018). "Mewujudkan Tujuan Pendirian Akademi Komunitas Melalui Penerapan Model Project Based Learning". Jurnal PTK: Research and Learning in Vocational Education. 1 (2): 51—58. doi:10.24036/jptk.v1i2.1423.
- ^ a b c Ulumudin, Ikhya (2015). "Efektivitas Pendirian Akademi Komunitas dalam Mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)". Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 21 (1): 39—51.
- ^ a b Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2014). Panduan Proposal Pendirian Akademi Komunitas Swasta. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama. hlm. 4.