Lompat ke isi

Stasiun Kertosono

Koordinat: 7°35′40″S 112°6′16″E / 7.59444°S 112.10444°E / -7.59444; 112.10444
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Kertosono
Kereta Api Indonesia
PD40

Tampak depan Stasiun Kertosono, 2021
Lokasi
Koordinat7°35′40″S 112°6′16″E / 7.59444°S 112.10444°E / -7.59444; 112.10444
Ketinggian+44 m
Operator
Letak
Jumlah peron5 (satu peron sisi yang tinggi di tengah bangunan stasiun dan rendah di bagian ujungnya serta empat peron pulau yang rendah)
Jumlah jalur7
  • jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Madiun
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah Jombang-Surabaya
  • jalur 4: sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Blitar-Malang-Bangil
LayananSemua perjalanan KA penumpang mengarah Jakarta/Bandung, Surabaya dan Malang kecuali kereta api Sancaka
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe B[2]
Sejarah
Dibuka25 Juni 1881
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Sembung
ke arah
Commuter Line Dhoho Purwoasri
ke arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Kertosono (KTS) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Banaran, Kertosono, Nganjuk; termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun pada ketinggian +44 meter; Stasiun ini merupakan stasiun yang terletak paling timur sekaligus terbesar di Kabupaten Nganjuk.

Meskipun terletak di sebuah kecamatan di bagian timur Kabupaten Nganjuk, stasiun ini memiliki bangunan yang lebih besar dan jumlah jalur yang lebih banyak daripada Stasiun Nganjuk yang terletak di ibu kota kabupaten. Stasiun ini memiliki sebuah subdepo lokomotif di barat daya stasiun.

Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah KA Sancaka.

Sejarah

Potret udara Stasiun Kertosono yang kala itu dihancurkan tentara Belanda dalam rangkaian Agresi Militer Belanda II.

Pembangunan Stasiun Kertosono telah direncanakan bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api lintas Surabaya–Madiun–Solo oleh Staatsspoorwegen (SS). Stasiun ini dibuka bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Sembung–Kertosono pada 25 Juni 1881. Pada 1 Oktober 1881, pembangunan jalur lintas Kertosono–Nganjuk telah selesai. Kemudian pada 13 Agustus 1882, jalur menuju Kediri telah selesai dibangun.[4][5]

Setelah menyeberangi Sungai Brantas dalam perjalanan ke arah timur, jalur kereta api bercabang dua: ke arah timur menuju Surabaya dan ke arah selatan menuju Kediri hingga Malang—percabangan tersebut dikendalikan dari rumah sinyal yang terletak di sebelah timur sungai tersebut. Jalur percabangan sengaja dibangun di seberang sungai supaya SS tidak membangun dua buah jembatan yang mengeluarkan biaya yang terlalu besar—percabangan ini di kemudian hari dijuluki sebagai "Simetri Kertosono". Sejak dilakukan pergantian sistem persinyalan dari mekanik ke elektrik buatan Ansaldo STS, rumah sinyal di percabangan tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Pada zaman Hindia Belanda, stasiun ini dihubungkan dengan Pabrik Gula Lestari melalui jalur lori sekitar 5 km untuk keperluan angkutan tebu dan gula.[6] Sisa jalur lori ini masih bisa dilihat di sekitar pintu depan stasiun ini.

Sekitar 2013–2014, PT KAI sempat menerapkan kebijakan bahwa semua KA harus melintas langsung di stasiun ini untuk membersihkan stasiun dan KA dari pengamen maupun pedagang asongan hingga kembali melayani penumpang sejak diberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api 2015 mulai 1 April 2015.[7]

Bangunan dan tata letak

KA Sri Tanjung saat tiba di Stasiun Kertosono. Tampak rumah sinyal barat yang kini telah dibongkar (2011)

Stasiun Kertosono memiliki tujuh jalur kereta api ditambah satu jalur yang terhubung dengan subdepo lokomotif tersebut, tetapi hanya jalur 1–5 yang sering digunakan. Pada awalnya, hanya jalur 1 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas JombangBaron dioperasikan sejak 30 Oktober 2019,[8][9] jalur 2 dan 3 dijadikan sebagai sepur lurus berturut-turut untuk arah Madiun dan arah JombangSurabaya.

Pada saat pembangunan jalur ganda oleh Balai Teknik Perkeretaaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Direktorat Jenderal Perkeretaapian, dilakukan perubahan diagram lintasan stasiun ini dengan membuat percabangan menuju Kediri di dalam area emplasemen, menggunakan jalur 4 sebagai sepur lurus sehingga wesel "Simetri Kertosono" dibongkar. Selain itu, rumah sinyal peninggalan SS di barat stasiun maupun di timur Sungai Brantas dibongkar, mengganti jembatan lama dengan jembatan jalur dwiganda yang berukuran lebih besar, serta sistem persinyalan elektrik tipe Ansaldo digantikan dengan sistem terbaru produksi PT Len Industri.

Ke arah timur, terdapat dua viaduk: Jalan Ahmad Yani dan Nyawiji. Viaduk Nyawiji baru dibangun saat pembangunan jalur ganda tersebut.[10]

Insiden

Pada 29 Oktober 2006, pukul 06.50, kereta makan pada kereta api Gajayana terbakar akibat arus pendek di Stasiun Kertosono. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, tetapi insiden ini mengakibatkan beberapa perjalanan kereta api mengalami hambatan.[11]

Pada 28 Agustus 2008, sebuah rangkaian kereta api ketel anjlok tepat di Jembatan Sungai Brantas, 900 meter dari Stasiun Kertosono. Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah perjalanan KA terganggu akibat rusaknya rel di jembatan itu.[12]

Pada 24 Desember 2008, sebuah lokomotif CC203 21 (kini CC203 98 09) menabrak kereta penolong yang sedang parkir di Stasiun Kertosono. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi insiden ini mengakibatkan rel sepanjang 2 meter patah, as roda lokomotif putus, dan kaca kereta penolong pecah.[13]

Layanan kereta api

Efektif per 1 Juni 2023 (GAPEKA 2023).[14]

Penumpang

Antarkota

Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Lintas selatan Jawa
Argo Wilis Eksekutif Bandung Surabaya Gubeng
Turangga
Mutiara Selatan Eksekutif-Ekonomi Premium
Pasundan Ekonomi Kiaracondong
Malabar Eksekutif-Ekonomi Bandung Malang
Kahuripan Ekonomi Kiaracondong Blitar
Lintas tengah Jawa
Argo Semeru Eksekutif Gambir Surabaya Gubeng
Bima
Gaya Baru Malam Selatan Eksekutif-Ekonomi Pasar Senen
Jayakarta Ekonomi Premium
Gajayana Eksekutif-Luxury Gambir Malang
Bangunkarta Eksekutif-Ekonomi Pasar Senen Jombang
Singasari Blitar
Kertanegara Purwokerto Malang
Malioboro Ekspres Ekonomi Premium

Dijalankan pada hari tertentu


Lintas timur Jawa
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan Ketapang Via Surabaya Kota
Wijayakusuma Eksekutif-Ekonomi Cilacap Via Surabaya Gubeng
Logawa Bisnis-Ekonomi Purwokerto Jember
Ranggajati Eksekutif-Bisnis Cirebon
Lintas utara Jawa
Brawijaya Eksekutif Gambir Malang Via Semarang Tawang
Majapahit Ekonomi Pasar Senen
Matarmaja
Brantas Eksekutif-Ekonomi Blitar

Lokal

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Commuter Line Dhoho Surabaya Kota Blitar

Barang

Jalur Nama kereta api Tujuan akhir Keterangan
Lintas selatan Jawa Parcel Selatan Surabaya Kota Tidak ada keterangan
Bandung
Lintas tengah Jawa Parcel Tengah Malang
Jakarta Gudang

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Staatsspoorwegen Ned. Indië (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  6. ^ Negara, Fadjrin Kurnia@Kementerian Badan Usaha Milik. "Sempat Vakum 2 Tahun, Stasiun Kertosono Kembali Beroperasi Sejak 2015". Kementerian BUMN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-07. Diakses tanggal 2019-08-07. 
  7. ^ "Dilarang Berjualan, Pedagang Asongan Ricuh dengan Petugas PT KA". detikcom. Detik.com. 5 Juli 2013. Diakses tanggal 24 Juli 2017. 
  8. ^ Syafií, Moh. Ika, Aprillia, ed. "Jalur Ganda Kereta Api Jombang - Baron Nganjuk Siap Dioperasikan". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  9. ^ Chusna, Asmaul (2019-10-30). Dewanto, Kelik, ed. "KAI siap operasikan jalur ganda Jombang-Baron". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  10. ^ Nganjuk, Humas Polres. "Bupati Nganjuk Resmikan Terowongan Nyawiji , Kapolsek Kertosono Turun Langsung Pimpin Giat Pengamanan" (dalam bahasa english). Diakses tanggal 2019-08-07. 
  11. ^ Sumirat, Dadang (29 Oktober 2006). "Gerbong Restorasi KA Gajayana Terbakar". Liputan6.com. liputan6.com. Diakses tanggal 24 September 2017. 
  12. ^ Bambang (30 Agustus 2008). Bambang, ed. "KA Tangki Berhasil Dievakuasi Dari Jembatan Kertosono". ANTARA News. Antaranews.com. Diakses tanggal 24 September 2017. 
  13. ^ Maksum, Dwidjo U. (24 Desember 2008). "Lokomotif Hantam Kereta Penolong di Stasiun Kertosono". Tempo.co. Tempo.co. Diakses tanggal 24 September 2017. 
  14. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Baron
ke arah Solo Balapan
Solo Balapan–Kertosono Terminus
Terminus Kertosono–Wonokromo Sembung (Jombang)
ke arah Wonokromo
Kertosono–Bangil Purwoasri
ke arah Bangil