Lompat ke isi

Gereja Masehi Injili di Minahasa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gereja Masehi Injili di Minahasa
Christian Evangelical Church in Minahasa
Berkas:Logo Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).png
SingkatanGMIM
PenggolonganProtestan
OrientasiReformed
TeologiCalvinisme
Bentuk
pemerintahan
Presbiterial Sinodal
Ketua SinodePdt. Hein Arina, Th.D
PerhimpunanGPI, PGI, CCA, WCRC, WCC
WilayahSulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Hong Kong
BahasaIndonesia, Manado, Sangir, Tombulu, Tondano, Tonsea, Tontemboan, Ratahan, Ponosakan, Tonsawang, Bantik dan Inggris
Kantor pusatTomohon Tengah, Tomohon, Sulawesi Utara
Didirikan30 September 1934
di Gereja Sion Tomohon, Hindia Belanda
Umat830.524 Jiwa (Juni 2023)
Misionaris2.470 Pendeta, 172 Guru Agama, 16.784 Penatua, 11.604 Diaken
Tempat ibadat1.061 Jemaat
Rumah sakit5
Situs web resmiwww.gmim.or.id
SemboyanGMIM Yang Kudus, Am dan Rasuli


Gereja Masehi Injili di Minahasa (disingkat GMIM) atau Christian Evangelical Church in Minahasa adalah persekutuan orang Minahasa dan suku serta ras lain, yang ada di tanah Minahasa dan di luar tanah Minahasa, yang percaya kepada Yesus Kristus.[1] GMIM melaksanakan panggilan dan pengutusan-Nya melalui persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang bersumber dari Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.[2][3] GMIM merupakan bagian dari Gereja Protestan di Indonesia (GPI) yang pada zaman Hindia Belanda bernama De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Indische Kerk. Pelembagaan dan pembentukan GMIM sebagai Gereja Bagian Mandiri (GBM) pertama di lingkungan GPI, disetujui berdasarkan Keputusan Besluit Gouverneur-Generaal tanah Hindia Belanda, Staatsblad 563 No. 5, tanggal 17 September 1934.[4]

Sejarah

Bagan pemekaran GPI yang menghasilkan berbagai gereja mandiri di Indonesia, antara lain GMIM.

Kekuasaan Spanyol dan Portugis

Perjumpaan masyarakat Minahasa dengan Dunia Barat berawal dari kedatangan dua bangsa yang ingin membangun hubungan perdagangan dengan orang Minahasa yaitu Portugis dan Spanyol. Pada tahun 1563 Portugis ke Manado sebagai armada tandingan ekspedisi Sultan Hairun dari Ternate yang ingin menguasai daerah Manado. Pendaratan dilakukan dengan menggunakan perahu kora-kora, dalam rombongan itu ikut serta Diego de Magelhaes, ia adalah seorang Pastor Gereja Katolik. Pada perjalanan ini Diego de Magelhaes membaptis Raja Manado, Raja Siau dan 1.500 rakyatnya, selama dua puluh bulan ia tinggal dan mengajar di tengah masyarakat Minahasa dan saat itulah Kekeristenan mulai dikenal di Minahasa. Keadaan ini berhenti akibat perlawanan orang Minahasa yang kuat dan beberapa paderi menjadi korban dalam perlawanan tersebut.

Tahun 1606 ketika Spanyol menguasai Maluku Utara. Keadaan ini memberi kesempatan untuk memulai lagi misi pekabaran injil di Manado, tetapi kematian beberapa misionaris yang disebabkan karena kecelakaan dalam perjalanan laut, mati syahid, sakit maupun peperangan dengan orang Minahasa menghalangi misi tersebut. Akhirnya Spanyol meninggalkan Minahasa 1645, kondisi ini mengakhiri misi Katolik di Minahasa.

Kekuasaan Belanda

Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Serikat Dagang Hindia Timur (1602) menggantikan kekuatan Spanyol dan Portugis di Minahasa. Kehadiran para pendeta Protestan mendapat dukungan penuh dari VOC. Tahun 1663, Ds. Yohanes Burum seorang pendeta Protestan datang ke Minahasa, ia melakukan pembaptisan pada anak-anak dan orang dewasa. Ia adalah pendeta Protestan yang pertama kali datang berkunjung ke Manado diwajibkan oleh Ds. Sebelius yang memulai pekerjaannya di Ternate sejak tahun 1664. Tahun 1675 Ds. Jacobus Montanusyang sedang mengadakan perjalanan menuju ke daerah Taruna mampir ke Manado dan prihatin terhadap orang Kristen yang masih dipengaruhi oleh kebiasaan lama penduduk. Metode umunya yang dipakai adalah belajar di rumah atau pondok sederhana, belajar membaca dan menghafal pokok iman Kristen, khotbah dalam bahasa Melayu, layanan baptisan dan perjamuan yang terbatas.

Selama VOC berada di Minahasa jumlah penganut agama Kristen bertambah sekalipun pemeliharaan terhadap jemaat kurang diperhatikan. VOC mengumumkan para pendeta Protestan untuk melayani pegawai VOC dan penduduk pribumi yang dapat dijangkau dalam perkunjungan bersama dengan pemerintah masa itu. Bangkrutnya VOC, menyebabkan VOC menyerahkan wilayah perdagangannya kepada pemerintah Belanda tanggal 27 Desember 1799. Terjadinya penghentian kehadiran Pekabar injil di Minahasa antara tahun 1800-1817. Di pihak lain, ini mendorong guru-guru pribumi giat mengabarkan Injil dan mengajar penduduk yang telah menjadi Kristen. Mereka berkeliling desa-desa dengan menggunakan alat transportasi roda kecil, sepeda bahkan jalan kaki.

Nederlands Zendeling Genosotschap Semangat Pietisme yang menggelora di Eropa termasuk Belanda mendorong lahirnya lembaga Pekabaran Injil NZG (Nederlands Zendeling Genoostschap) atau perkumpulan pekabar injil Belanda tahun 1798. NZG mempunyai jasa yang besar dalam pekabaran Injil di tanah Minahasa.

Berawal dari kunjungan sang rasul Maluku Ds. Joseph Kam tahun 1817 dan Ds. Lenting 1818 Keduanya menyisir sama bahwa Minahasa adalah ladang yang perlu mendapat perhatian. Ds. Jungmichel diutus untuk memberi perhatian pada jemaat di Minahasa. Kemudian dua pekabar injil yaitu Ds. L. Lammers dan Ds. D. Müller tiba di Minahasa pada tanggal 3 Juni 1822. Ds. Gerrit Jan Hellendorn kemudian menggantikan mereka, ia tiba di Manado pada tanggal 7 Januari 1827 dan diangkat sebagai pendeta pemerintah. Ia mendirikan beberapa sekolah bagi penduduk pribumi di pedalaman Minahasa, di antaranya daerah Tondano. Pada masanya terdapat 5.000 orang penduduk yang telah Kristen dan 70.000 penduduk yang belum. Perhatiannya yang sungguh-sungguh terhadap pekabaran Injil dan pendidikan membuat Hellendoorn dikenal sebagai peletak dasar kekristenan di Minahasa. Hellendoorn meminta bantuan tenaga kepada NZG, NZG kemudian mengirim dua tenaga untuk memperkuat perkerjaan pekabaran Injil di Minahasa yaitu Ds. Johann Friedrich Riedel dan Ds. Johann Gottlieb Schwarz. Mereka tiba di Minahasa pada tanggal 12 Juni 1831. Keduanya bekerja di daerah Tondano dan Langowan serta daerah sekitarnya.

Pada masa ini Minahasa mengalami perkembangan yang luar biasa dalam pekabaran injil. Banyak pertobatan dari suku agama menjadi Kristen, sekolah-sekolah berbasis gereja didirikan, dan rumah sakit, literasi, penerjemah ke bahasa lokal, dan metode Pekabaran Injil semakin meningkat sehingga berita Injil semakin meluas di tanah Minahasa.

Indische Kerk

Sejarah GMIM tidak dapat dipisahkan dari pembentukan De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Indische Kerk (sekarang dikenal sebagai Gereja Protestan di Indonesia) yang pada tanggal 27 Februari 1605 melaksanakan ibadah Protestan untuk pertama kalinya di Benteng Victoria Ambon Maluku, Hindia Belanda. Pada tahun 1619, kantor pusat De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie dipindahkan ke Batavia sehubungan dengan berpindahnya pusat pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari Ambon ke Batavia.

De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie, mewarisi jemaat-jemaat yang ditinggalkan oleh Portugis dengan wilayah pelayanannya meliputi sejumlah daerah seperti Maluku, Minahasa, Kepulauan Sunda Kecil (kini Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Nusa Tenggara Barat di Pulau Sumbawa dan sebagian Lombok), serta Pulau Jawa, Sumatera dan lainnya.

Karena wilayah pelayanan semakin banyak dan meluas, maka cabang-cabang De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie mengalami berbagai persoalan. Pada tahun 1927 disepakati bahwa keesaan gereja harus tetap dipertahankan, namun wilayah yang memiliki kekhususan diberi status mandiri yang lebih luas untuk mengatur pelayanannya secara sendiri-sendiri.

Pembentukan GMIM

Dalam Sidang Sinode De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie tahun 1933, jemaat di Minahasa, Maluku, bekas wilayah Keresidenan Timor dan pulau-pulau di sekitarnya diberikan wewenang untuk menjadi gereja mandiri dalam persekutuan De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie.

Berdasarkan keputusan itu maka pada Minggu, 30 September 1934 dalam Ibadah Hari Minggu di De Sion Protestantsche Kerk te Tomohon (sekarang GMIM Sion Tomohon), dilembagakanlah gereja mandiri pertama Minahassische Protestantsche Kerk (Geredja Protestant Minahasa/Geredja Masehi Indjili di Minahasa) dan perayaan untuk perjamuan kudus yang pertama oleh GMIM dilangsungkan di De Groote Protestantsche Kerk te Manado (sekarang GMIM Sentrum Manado). Tata Gereja dan Peraturan Gereja dipersembahkan oleh proto-Sinode kepada Algemene Moderamen De Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie (Badan Pekerja Am Gereja Protestan di Indonesia).

Kelembagaan GMIM

  • Staatsblad Hindia Belanda No. 563, S. 1934 No. 5, tanggal 17 September 1934 yang menetapkan GMIM sebagai gereja yang berdiri sendiri (zelfstandige onderdeel) dari Gereja Protestan di Indonesia.
  • Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan Departemen Agama Republik Indonesia No. 91 Tahun 1992, tanggal 5 Oktober tentang pernyataan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) sebagai Lembaga Keagamaan yang bersifat Gereja.

Jemaat-Jemaat di Gorontalo, Buol Toli-Toli dan Donggala

Setelah GMIM mandiri tahun 1934, jemaat-jemaat Indische Kerk di daerah Gorontalo, Buol Toli-Toli dan Donggala diserahkan oleh Indische Kerk kepada GMIM menjadi ladang pelayanannya. Jemaat-jemaat itu terdiri dari orang Minahasa, Sangihe dan Talaud para perantau, pekerja, pegawai dan karyawan perusahan Belanda serta penduduk lokal hasil pekabaran Injil oleh NZG dan Indische Kerk. Melalui sidang sinode GMIM tahun 1964, di Gereja Sentrum Manado jemaat-jemaat tersebut dimandirikan menjadi tiga gereja bersinode sendiri, yaitu Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo (GPIG), Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli (GPIBT) dan Gereja Protestan Indonesia di Donggala (GPID). Pada periode-periode pertama tiga Gereja itu bersinode sendiri, ketua sinodenya dijabat oleh pendeta GMIM. Setelah 30 tahun GMIM mandiri, dari kandungannya lahir tiga Gereja bersinode sendiri dan hingga kini tetap memandang GMIM sebagai kakaknya.

Pekabaran Injil ke Daerah Lain

Sebelum GMIM mandiri dan bersinode sendiri, pada zaman Indische Kerk pekabaran Injil ke luar terus berlanjut malahan sampai ke Sumatera. Pada 1890, Ds. H.C. Kruyt membuka pos PI di Tanah Karo membawa serta Guru-guru Injil Minahasa yaitu empat pasang suami isteri, mereka adalah Benyamin dan Suzana Wenas, Johan dan Penina Pinontoan, Richard dan Sarah Tampenawas, Hendrik dan Mintje Pesik untuk berkarya di Tanah Karo menjadi cikal bakal lahirnya Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Setelah GMIM bersinode sendiri, dalam usaha PI mengutus Ds. Tumbelaka dan seorang pembantunya untuk berkarya di Tanah Banggai menjadi cikal bakal lahirnya Gereja Kristen di Luwuk Banggai (GKLB). Usaha pekabaran injil ini terus berlanjut yang di kemudian hari berkembang dalam bentuk kemitraan dengan gereja-gereja di Indonesia seperti di Poso, Luwuk Banggai, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Halmahera, Papua, Kalimantan, Nias, Mentawai dan daerah lainnya. Secara reguler GMIM mengirim tenaga pendeta, guru agama, dokter, perawat dan Iainnya sebagai Tenaga Utusan Gereja (TUG).

Wilayah pelayanan

Saat ini GMIM terbagi atas 146 Wilayah dan 1060 Jemaat, yang tersebar tidak hanya di wilayah Minahasa, bahkan sampai ke beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Tangerang, Makassar, dan juga tersebar di beberapa negara di Luar Negeri diantaranya, Jepang, Amerika, Australia, & Hong Kong

Pelayanan

GMIM mengelola banyak lembaga sosial seperti:[5]

Afiliasi

GMIM adalah gereja anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (sejak tanggal 25 Mei 1950),[6] Dewan Gereja-gereja Asia, Dewan Gereja-gereja se-Dunia dan Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia.[7] Selain itu, GMIM juga merupakan bagian dari Gereja Protestan di Indonesia dan anggota dari Sinode Am Gereja-gereja di Suluttenggo (SAG), yang terdiri atas Gereja-gereja di Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo.[8]

Daftar Ketua BPS/BPMS GMIM

Kepimpinan GMIM dijalankan oleh Badan Pekerja Sinode/Badan Pekerja Majelis Sinode yang dipimpin oleh seorang ketua. Ketua BPS/BPMS GMIM sejak berdirinya adalah:[9]

  1. Ds. E. A. A. de Vreede (1934–1935)
  2. Ds. C. D. Buunk (1935–1937)
  3. Ds. J. P. Locher (1941–1942)
  4. Ds. A. Z. R. Wenas (1942–1951), (orang Minahasa pertama)
  5. Ds. M. Sondakh (1951–1954)
  6. Ds. A. Z. R. Wenas (1955–1967), (terpilih untuk kedua kali)
  7. Ds. R. M. Luntungan (1967–1979)
  8. Pdt. Prof. Dr. W. A. Roeroe (1979–1990)
  9. Pdt. K. H. Rondo, M.Th (1990–1995)
  10. Pdt. Prof. Dr. W. A. Roeroe (1995–2000), (terpilih untuk kedua kali)
  11. Pdt. Dr. A. F. Parengkuan (2000 – 2005)
  12. Pdt. Dr. A. O. Supit (2005–2010)
  13. Pdt. P. M. Tampi, M.Si (2010–2014)
  14. Pdt. Dr. H. W.B. Sumakul, (2014–2018)
  15. Pdt. Dr. H. Arina (2018–2022)
  16. Pdt. Dr. H. Arina (2022–2027), (terpillih untuk kedua kali)


Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM periode 2022-2027 :

  • Ketua : Pdt. Hein Arina, Th.D
    1. Wakil Ketua Bidang Ajaran dan Tata Gereja : Pdt. DR. Djoli Sondakh, M.Teol
    2. Wakil Ketua Bidang Pekerja GMIM dan Pelayan Khusus : Pdt. Joice Sondakh, M.Th
    3. Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Penggembalaan : Pdt. Richard Mengko, M.Teol
    4. Wakil Ketua Bidang Misi dan Hubungan Kerjasama : Pdt. DR. Adolf Wenas, M.Th
    5. Wakil Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Diakonia : Pnt. Drs. Steven Kandouw
    6. Wakil Ketua Bidang Data Informatika dan Litbang : Pnt. Recky Montong, M.Th
    7. Wakil Ketua Bidang Hukum, HAM dan Sertifikasi Aset : Pnt. Yuddi Robot, S.H
  • Sekretaris : Pdt. Dr. Evert Tangel, M.Pd.K
    1. Wakil Sekretaris - Koordinasi Program Antar Bidang dan Urusan Rumah Tangga Kantor Sinode GMIM : Pdt. Christian Luwuk, M.Th
    2. Wakil Sekretaris - Koordinasi Program Antar Komisi Pelayanan Kategorial dan Lansia : Pdt. Djefry Saisab, S.Th, M.Si
  • Bendahara : Dkn. Windy Lukas, A.Ma
    1. Wakil Bendahara : Dkn. Meita Wala


Koordinator Bidang Pelayanan periode 2022-2027 :

  • Pdt. Tonny Kaunang, S.Th,. M.M
    1. Pdt. Stien Rondonuwu, S.Th
    2. Pdt. Welly R. Pondaag, S.Teol
    3. Pdt. Meitha Maliangkay, M.Th
    4. Pdt. Lucky P. Tumbelaka, M.Th
    5. Pdt. Melki Tamaka, M.Th
    6. Pdt. Heski L. Manus, M.Th

Personalia Komisi Pelayanan Kategorial Tahun Sinode 2022-2027

Komisi Pelayanan Kategorial Pria Kaum Bapa Sinode GMIM

  • Ketua : Pnt. Ir. Maurits Mantiri, M.M.
  • Wakil Ketua : Pnt. Rommy Pondaag, S.H., M.H.
  • Sekretaris : Pnt. Reza Rumambi, S.E
  • Wakil Sekretaris : Pnt. Rio Rindengan, S.Sos., M.A.
  • Ass. Bendahara : Pnt. Joubert Dondokambey, S.E.
  • Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Fredy Tuda
  • Anggota:
    1. Pnt. Fereydy Kaligis, M.A.P.
    2. Pnt. dr. Pitter Lumingkewas, S.Ked
    3. Pnt. Recky Lahope, S.T., M.T.
    4. Pnt. Henly Tuela, S.E.
    5. Pnt. Rommy Leke, S.E., M.Si.
    6. Pnt. dr. Denny Ngantung, Sp.S. (K)
    7. Pnt. Alfa Pandey, S.T., M.Si.

Komisi Pelayanan Kategorial Wanita Kaum Ibu Sinode GMIM

  • Ketua : Pnt. Dra Fenny Charlotte Martina Lumanauw, S.I.P.
  • Wakil Ketua : Pnt. Prof. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd.
  • Sekretaris : Pnt. Sandra Rondonuwu, S.Th., S.H.
  • Wakil Sekretaris : Pnt. Dra. Vonny Jane Paat
  • Ass. Bendahara : Pnt. Irene G. Pinontoan, S.E.
  • Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Vonny Adel Rumimpunu
  • Anggota:
    1. Pnt. dr. Vivi Ariyati Tumbel, S.Ked
    2. Pnt. Jetty Deisye Lempas, S.Pd., M.Pd.
    3. Pnt. Dr. Ir. Melje Yellie Memah, M.Si.
    4. Pnt. dr. Hanna Jeane Wungkar, S.Ked,. M.Kes.
    5. Pnt. Hevlin Laloan, S.E.
    6. Pnt. Anna Marie Dotulong, S.Pd., M.M.
    7. Pnt. Rahel Ruth Rotinsulu, S.S.T.P., M.Si.

Komisi Pelayanan Kategorial Pemuda Sinode GMIM

  • Ketua : Pnt. Rio A. J. Dondokambey, B.S.
  • Wakil Ketua : Pnt. Mirki V. S. Tenda, S.E.
  • Sekretaris : Pnt. Fristo Saul
  • Wakil Sekretaris : Pnt. Mariani T. M. Maukar, S.Pd.
  • Ass. Bendahara : Pnt. Mentari Saruan, S.Si.
  • Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. dr. Elim Rau, M.Kes.
  • Anggota:
    1. Pnt. Debora R. Pelealu, S.S.T.P.
    2. Pnt. Ances S. Mundiahi, S.Pd.
    3. Pnt. Veisy N. Sumolang, S.Pd.
    4. Pnt. Habrian Y. O. Suprapto, S.Kom.
    5. Pnt. Gratia C. Pondaag, S.Kom.
    6. Pnt. Sinta J. Lintjewas, S.Pd.
    7. Pnt. William Worang

Komisi Pelayanan Kategorial Remaja Sinode GMIM

  • Ketua: Pnt. dr. Michaela Elsiana Paruntu, M.A.R.S.
  • Wakil Ketua: Pnt. Stevie Kaligis, S.E., M.M., M.Ak., CA
  • Sekretaris: Pnt. Melky Roky Pattiwael, S.I.K., M.Si.
  • Wakil Sekretaris: Pnt. Aldrien Lombogia, S.T.
  • Asisten Bendahara: Pnt. Esther J. P. Lambey, S.H., M.H.
  • Wakil Asisten Bendahara: Pnt. Meilan Rey
  • Anggota:
    1. Pnt. Melki M. Nender
    2. Pnt. Meilany Y. Y. Mongilala, S.T.
    3. Pnt. Edward W. Saragih, S.A.P.
    4. Pnt. Antony J. B. Tiow, S.P.
    5. Pnt. Risky B. Tombeng, S.K.M.
    6. Pnt. Christian P J. Welang, S.E.
    7. Pnt. Herald Ch. Pangkey

Komisi Pelayanan Kategorial Anak Sinode GMIM

  • Ketua : Pnt. Michael O. Mait, S.Kom
  • Wakil Ketua : Pnt. Pnt. Dra. Grace Pontoh, M.Hum
  • Sekretaris : Pnt. Aneke Rawung, S.Pd
  • Wakil Sekretaris : Pnt. Maidy Mamangkey Liando, SE
  • Ass. Bendahara : Pnt. dr. Hanly Walintukan, M.Kes
  • Wakil Ass.Bendahara  : Pnt. Dringhuzen Y. Mamahit, ST., M.Eng
  • Anggota :
    1. Pnt. dr. Ivana Silvia Kontu, S.Ked
    2. Pnt. Olfince Koseng, S.Pd
    3. Pnt. Ir. Victory Palar, M.Si
    4. Pnt. drh. Hanna Tioho, M.Sc
    5. Pnt. Ir. Francisca Sembel
    6. Pnt. Richard Uguy, ST, MT
    7. Pnt. Johny Suatan

Kantor Sinode

Kantor Sinode GMIM terletak di

  • Jl. Raya Manado-Tomohon, Kelurahan Talete 2, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon.[10]
  • Alamat surat:
Kantor Sinode GMIM
Kota Pos 5 Tomohon 95362 – Sulut
Telp.0431-351.036; fax. 351.161
Email: [email protected] ; [email protected]

Statistik

Data Sinode per Januari 2023:

  • Jumlah Jemaat : 1.060
  • Jumlah Klasis (Wilayah): 146
  • Jumlah Kolom: 11.637
  • Jumlah Pendeta Laki-Laki: 750
  • Jumlah Pendeta Perempuan: 1.725
  • Jumlah Penatua: 16.783
  • Jumlah Diaken: 11.604
  • Jumlah Guru Agama Laki-laki: 24
  • Jumlah Guru Agama Perempuan: 148
  • Jumlah Keluarga: 241.457
  • Jumlah Anggota Jemaat: 830.107 orang

Data Kementerian Agama Republik Indonesia menunjukan bahwa GMIM adalah Organisasi Keagamaan Kristen Terbesar di Provinsi Sulawesi Utara[11]

Referensi

  1. ^ Tata Dasar, Bab I Nama dan Bentuk Gereja, Pasal 1 Nama Gereja, Tata Gereja GMIM 2021
  2. ^ Tata Dasar, Bab II Pengakuan dan Panggilan Gereja, Pasal 4 Panggilan Gereja, Tata Gereja GMIM 2021
  3. ^ Tata Dasar, Bab II Pengakuan dan Panggilan Gereja, Pasal 5 Bentuk-Bentuk Panggilan Gereja, Tata Gereja GMIM 2021
  4. ^ "Profil GMIM di PGI". 
  5. ^ Data sejarah PAK GMIM
  6. ^ Profil GMIM di situs PGI
  7. ^ Anggota-anggota PGI
  8. ^ "Sejarah GPI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-16. Diakses tanggal 2012-07-02. 
  9. ^ "Sejarah singkat GMIM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-04. Diakses tanggal 2012-07-02. 
  10. ^ Informasi kontak
  11. ^ "Penelitian dan studi kasus GMIM". balitbangdiklat Kementerian Agama RI. 

Pustaka tambahan

  • Dr. Th. van den End dan Dr. J. Weitjens, SJ, Ragi Carita 2: Sejarah Gereja di Indonesia 1860-an sampai sekarang, BPK Jakarta 2003, hlm. 90 dan 98.
  • Rudy N. Assa, Sejarah Ringkas GMIM 1934 – 2000, Christyoan Christian Publication Sulut 2003.

Pranala luar

  • Infografis GPI. Kaitan dengan gereja-gereja lain. Karya Samuel Mandang. 2013.