Lompat ke isi

Pangeran Praboe Anom

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pangeran Perabu Anum[1]
Raja Muda Kesultanan Banjar
Berkuasa1855-1858
Penobatan1855
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahSultan Adam
IbuNjai Ratoe Kamala Sari

Radja Moeda Pangeran Praboe Anom bin Sulthan Adam adalah Raja Muda Kesultanan Banjar yang dilantik oleh ayahandanya pada tahun 1855.[2][3][4] Jabatan Raja Muda ini merupakan tandingan jabatan Sultan Muda yang dijabat Pangeran Tamjidillah yang dilantik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sebenarnya Sultan Adam menghendaki cucunya yang bernama Pangeran Hidayatullah sebagai Sultan Muda, sedangkan Pangeran Prabu Anom direncanakan menjabat sebagai mangkubumi. Sultan Adam membuat surat wasiat bahwa Pangeran Hidayatullah yang menggantikan sepeninggalnya kelak sebagai Sultan Banjar[5]

Di dalam naskah Tutur Candi, namanya adalah Pangeran Prabu Citra.[2]: Ia salah satu kandidat pengganti Sultan Adam atas usulan Nyai Ratu Kamala Sari, janda Sultan Adam. Orang Belanda menggambarkannya sebagai orang yang sangat angkuh dan sombong. Ia ditolak pemerintah Hindia Belanda dalam tahun 1851 dalam pertikaian untuk menjadi mangkubumi menggantikan Ratu Anom Mangkubumi Kencana bin Sultan Adam yang meninggal dunia. Saat itu yang terpilih sebagai mangkubumi adalah Pangeran Tamjidullah bin Sultan Muda Abdul Rahman[6] Ia terlibat dalam kematian abangnya yaitu Sultan Muda Abdul Rahman yang tewas karena diracun oleh dua orang anak buah Pangeran Prabu Anom. Kedua pengikutnya tersebut akhirnya dibunuh olehnya.

Ia juga bersikap kejam, ia tega memukuli selirnya dengan sebatang tongkat hingga mati dikarenakan sang selir tersebut gagal menemukan kucing kesayangan miliknya yang hilang[7]

Setelah Pemerintah kolonial Hindia Belanda melantik Pangeran Tamjidillah menjadi Sultan Banjar tanggal 3 November 1857, maka pada tanggal 4 November 1857 Residen mengizinkan dengan bantuan serdadu yang ada di Martapura untuk menangkap Pangeran Prabu Anom, pamannya sendiri. Pangeran Prabu Anom pergi ke Martapura lari dari tahanannya di Banjarmasin (sekarang Kelurahan Melayu) karena mengurusi pemakaman ayahnya Sultan Adam al Watsiq Billah. Alasannya dan tuduhan yang dikenakan pada dirinya ialah bahwa Pangeran Prabu Anom membahayakan tahta, tetapi penangkapan itu tidak berhasil. Rakyat menjadi saksi atas tindakan Sultan baru ini dalam usahanya menangkap pamannya Pangeran Prabu Anom. Lima hari setelah pemakaman Sultan Adam Al Wasik Billah yang sangat dicintai rakyat, keraton Martapura ditembaki serdadu Belanda untuk menangkap anak raja. Pangeran Prabu Anom akhirnya ditangkap dengan tipu muslihat pada permulaan tahun 1858 dan dijebloskan ke penjara benteng Tatas kemudian diasingkan ke Bandung pada 23 Februari 1858.[8]

Pangeran Prabu Anom merupakan mertua dari Pangeran Muhammad Aminullah, pejuang Perang Banjar. Pangeran Muhammad Aminullah termasuk salah seorang yang tidak akan pernah mendapat pengampunan dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda:[9]

Pembagian Tanah Badatu (Tanah Pelungguh) Penghasilan pungutan dari banua-banua dibagi-bagikan kepada anak-anak, cucu, saudara dan sepupu Sultan Adam serta para pejabat birokrasi kerajaan, misalnya sebagai berikut:

Pangeran Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar memiliki 14 anak :

1. ♂ Pangeran Ratu Rakhmatillah Putra Mahkota Anak dari Permasuri Ratu Ratu Salmiyah Goestie Salmiyah - binti Pangeran Mas'ud binti Pangeran Amir menikahi Ratu Amir dari Tanah Bumbu binti Ratu Mas dari Tanah Bumbu binti Pangeran Mangu bin Pangeran Dipati Tuha II. Wafat Usia 3 Tahun


2. ♂ Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh Goesti Wayuri Bergelar Tamjidillah / Tamjidillah II - anak Nyai Ratu Aminah tahun 1857 usia 38,Pada tahun 1274 Hijriyah bertepatan tanggal 3 November 1857 Tamjidillah II (umur 38 tahun) telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar[3]


3. ♂ Pangeran Adipati Banua Lima wilayah Gunung Bondang, sebelah udik sungai Lawung, Puruk Cahu/ PANGERAN ARYA KUSUMAH anak Nyai Besar Ratu Aminah /Nyai Besar Ratu Biyar / Nyai Besar Ratu Dawang, seorang Putri Dayak keturunan Cina. menikahi Syarifah Alawiyah[3]

4. ♀ 'Ratoe Salma anak Nyai Ratu Aminah diperisteri Pangeran BERAHIM (Ibrahim) bin Pangeran Singasari bin Sultan Sulaiman MARTAPURA ( yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862)[3]

5. ♂ Pangeran Mangkubumi Wirakusuma Wirakusuma II dari Banjar - anak Nyai Ratu Halimah Ratoe Sulthan Abdoel Rachman (Ratoe Halimah) Halimah Al-Banjari bin Siti Fatimah Al-Banjari lahir 1775 -kematian 1828 binti Syarifah Al-Banjari binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Lahir 17 Maret 1710- kematian 13 Oktober 1812.[3]

6. ♂ Sultan Hijdajat Pangeran Andarun / anak dari Ratu Siti Goestie Siti Mariama binti Nyai Intan binti Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari Bergelar Hidayatullah II dari Banjar [10] hidayattulah II tahun 1857 usia 32.[3]

7. ♂ PANGERAN JIWA RANTAU (yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862)

8. ♂ PANGERAN ABDULLAH MARTAPURA[3]

9. ♂ PANGERAN ACHMAT KANDANGAN[3]

10. ' ♀ RATU ISHAK/Ratoe Zinoen-Aria/Ratoe Ishak BANJARMASIN[3]

11. ♀ Ratoe Salama/Ratoe Salamah diperisteri Pangeran Krama Djaija Kasoema KARANG INTAN[3]

12. RATU SILAMAH SERAWAK


13. ♀ ♀ Ratoe Biduri (diperisteri Pangeran Syarief Umar bin Pangeran Said Zein/ Sayyid Zen (yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862) anak dari Ratu Siti ,menikahi Pangeran Sjerief Umar [2]

14. ♀ Ratoe Rampit diperisteri Pangeran Jaya Kasuma/Raden Tuyong KARANG INTAN anak dari Ratu Siti, menikahi pangeran Jaya Kusuma /Djaya Kesoema - [3]


Tabel Distribusi Tanah Pelungguh (Apanage) pada Masa Sultan Adam masih hidup[11]

Nomor Nama Tempat Tinggal Hubungan dengan Sultan Adam Keterangan
1 Ratu Aminah Banjarmasin putri Sultan Tambang intan di Batu Babi
2 Ratu Salamah (Ratoe Sharief Kasuma Negara) Martapura putri Sultan Banua Gadung, tambang intan Gunung Kupang, Sungai Pamangkih
3 Ratu Dijah (Ratoe Kramat) Martapura putri Sultan Tabalong, Jambu Alay, Amandit, tambang intan Parupuk
4 Pangeran Surya Mataram - putra Sultan Tabalong, Pitap, Sungai Bamban, Batang Kulur, Banua Rambau, Padang
5 Radja Moeda Pangeran Praboe Anom Prabu Citra - putra Sultan Kelua, Amuntai, Sei Banar, Alabio, Negara
6 Ratu Jantera Kasuma - putri Sultan Gantang, Amuntai, Sei Banar, Alabio, Negara
7 Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah merangkap Mangkubumi Banjarmasin cucu Sultan Tambang Paramasan 40 tahil emas, gaji mangkubumi f 12.000
8 Adipati Puruk Cahu Banua Lima Pangeran Aria Koesoema Banjarmasin cucu Sultan dapat bagian dari Paramasan, Amandit
9 7 Anak-anak Pangeran Mangkoe Boemi Pangeran Wira Kasoema

1. Pangeran Mohamad Illah

2. Ratoe Hapsah/Haspah

3. Ratoe Ainoen Djariah

4. Ratoe Hasiah

5. Ratoe Sjerief Aboe Bakar

6. Pangeran Mohamad

7.Ratoe Hatidja

Banjarmasin cucu Sultan lobang intan di Titian Taras,Gatal
10 Pangeran Hidayat Martapura cucu Sultan dapat bagian dari Alay, Paramasan, Amandit, Karang Intan, Margasari, Basung
11 10 Anak-anak Pangeran Noch

1. ♂ Pangeran Ali

2. ♂ Pangeran Mohamat Tambak Anjar

3. ♂ Pangeran Achmat

4. ♂ Pangeran Abdullah

5. ♂ Pangeran Mohamat Seman

6. ♀ Ratoe Aminah

7. ♀ Goesti Hadidjah

8. ♀ Goesti Salamah

9. ♀ Goesti Koema Radjeman

10. ♀ Poetri Djambroet

- cucu Sultan dapat bagian dari Alay, Paramasan, Amandit, Karang Intan, Margasari, Basung
12 Pangeran Kesuma Wijaya Karang Intan saudara Sultan Pamarangan, Puain, Paringin
13 Pangeran Tasin Martapura saudara Sultan Amawang
14 Pangeran Singosari Martapura saudara Sultan Wayau
15 Pangeran Hamim Martapura saudara Sultan Jatuh
16 21 Anak-anak Pangeran Mangkoe Boemi Nata

1. ♂ Pangeran Kasoema Ningrat

2. ♂ Pangeran Tjitra Kasoema/Pangeran Citra Kasoema

3. ♂ Pangeran Ardi Kasoema

4. ♂ Goesti Moeksin (Kusin)

5. ♂ Goesti Djamal

6. ♀ Ratoe Siti

7. ♀ Ratoe Asia

8. ♀ Ratoe Maimoenah

9. ♂ Pangeran Aria Wangsa Kasoema

10. ♂ Pangeran Muhammad Napis (Hanafiah)

11. ♂ Pangeran Melaya (Mulin) Kesoema

12. ♀ Ratu Bandara/Berlah

13. ♂ Pangeran Amir

14. ♂ Pangeran Purbaya (Parbaya)

15. ♂ Pangeran Ahmad

16. ♀ Ratu Syarif Abdullah

17. ♂ Gusti Alimuddin

18. ♀ Gusti Abun Sari

19. ♂ Gusti Daud

20. ♂ Pangeran Nasir

21. ♂ Pangeran Tirta Kesoema

Martapura sepupu Sultan Basung, Angkinang, Kalahiang
17 5 Anak-anak Pangeran Antasari

1. ♀ Ratu Hasiah

2. ♂ Panembahan Muhammad Said

3. ♂ 'Sultan Muhammad Seman

4. ♀ Putri Kaidah

5. ♂ Muhammad Gaoeng/ Mathias Gaung

Martapura sepupu Sultan Mangkuah
18 Adipatie Danoe Radja (adipati Banua Lima) Amuntai keponakan permaisuri Nyai Ratu Kamala Sari Balangan dan 12 lansekap sekitarnya.
19 Patih Guna Wijaya Martapura staff Sultan Adam Sei Raya

Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman memiliki 4 istri:

1. ♀ Permaisuri Ratu Salmah Goestie Salmiyah binti Pangeran Mas'ud binti Pangeran Amir[12][13][14][15][16][17][18][19][20][21] bin Seri Sultan Muhammad Illah / Muhammad Aliuddin Aminullah Muhammad dari Banjar bin Seri Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning- Panembahan Kuning).Pangeran Mas'ud menikahi Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman Rahmatullah Sulaiman dari Banjar[22][23][24][25][26][27][28][29][30][31] bin Sunan Nata Alam bin Panembahan Sepuh dari Banjar Tamjidillah I .Pangeran Amir menikahi Ratu Amir dari Tanah Bumbu binti Ratu Mas dari Tanah Bumbu binti Pangeran Mangu bin Pangeran Dipati Tuha II.Sultan Amir / Pangeran Amir tertangkap pada 14 Mei 1787, kemudian diasingkan ke Srilangka[32][33][34][35][36][37][38][39][40][41]. Permaisuri Ratu Salmah/Salmiyah Goestie Salmiyah binti Pangeran Masoöd (adik Pangeran Antasari) [42]melahirkan bayi Putra Mahkota yang diberi nama Rachmadillah/Rahmatillah kelak menjadi Sultan Banjar Putra Mahkota namun meninggal wafat nya Putra Mahkota Pengganti adalah Sultan Tamjidillah II / Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh ). Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan (Tutus Tuha Sultan Kuning)/Sultan Hamidullah dari Banjar dengan keluarga besar (Panembahan Badarul Alam Tutus Anum) Pangeran Mangkubumi Tamjidullah I / yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.[43][44]


2. ♀ Nyai Ratu Aminah Juriat Putri Dayak Tionghoa (Nyai Biyar / Nyai Dawang), seorang keturunan Cina-Dayak yang melahirkan 2 anak perempuan dan 2 anak lelaki, diantaranya Tamjidullah II (menjabat Sultan Muda yang kelak diangkat Belanda sebagai Sultan Banjar.sultan Tamjidullah II tahun 1857 usia 38 Tahun. Pada tahun 1274 Hijriyah bertepatan tanggal 3 November 1857 Tamjidullah II (umur 38 tahun) telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar[45]


3. ♀ Nyai Ratu Halimah Halimah Al-Banjari anak dari Siti Fatimah Al-Banjari lahir 1775 -kematian 1828 binti Syarifah Al-Banjari binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Lahir 17 Maret 1710- kematian 13 Oktober 1812.[3]
ibu dari Wali Raja (sultan) Banjar Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II dari Banjar dinobatkan rakyat Banua Lima pada bulan September 1859 sebagai Wali Raja (sultan) Banjar Pangeran Mangkubumi Wirakusuma II dari Banjar mendampingi Adik nya yang menjadi Sultan Banjar Hidayatullah II dari Banjar.


4. ♀ Ratu Siti (Goestie Siti Mariama anak dari Nyai Intan binti Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari)[46] memperoleh tiga anak yaitu Sultan Hidayatullah II dari Banjar, Ratu Syarif Umar (isteri Pangeran Syarif Umar) dan Ratu Rampit/Ratu Jaya Kasuma (isteri Pangeran Jaya Kasuma/Raden Tuyong).[47] Nyai Intan adalah istri Goesti Koesin (Pangeran Husin) bergelar Pangeran Mangkoe Boemi Nata, Pangeran Hidayatullah II dilahirkan pada 1825, [48]Sultan Hidayatullah II dari Banjar tahun 1857 berusia 32.


Anak Cucu Sultan Adam al-Wâthiq billâh

Monarch Adam dari Banjar lahir 1771 Pangeran Ratu Sultan Muda Adam (1782 - 3 Juni 1825)
Sultan Adam 3 Juni 1825-1 November 1857
Monarch(Pangeran Ratu)
1813 -3 Juni 1825)
Sultan Muda 3 Juni 1825-5 Maret 1852
Abdur Rahman dari Banjar
Monarch Raja Muda
Pangeran Praboe Anom Pangeran Praboe Anom, anak Njahi Ratoe Kamala Sari,lahir 1807 berkuasa Raja Muda 1855-1858
Monarch Pangeran Mangkubumi
Tamjidillah II (7 September 1851 - 10 Juni 1852)
Monarch Pangeran Mangkubumi
Wirakusuma II dari Banjar
(1857-1862)
Monarch Pangeran Mangkubumi
Hidayatullah II dari Banjar 9 Oktober 1856
14 anak Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman
NAMA ANAK SULTAN MUDA ABDUR RAHMAN URUTAN KELAHIRAN & JABATAN KE DUNIA
1. Pangeran Ratu Rakhmatillah anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 1
2. Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh Goesti Wayuri Bergelar Tamjidillah / Tamjidillah II anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 2
3. Pangeran Adipati Banua Lima wilayah Gunung Bondang, sebelah udik sungai Lawung, Puruk Cahu/ PANGERAN ARYA KUSUMAH anak Nyai Besar Ratu Aminah /Nyai Besar Ratu Biyar / Nyai Besar Ratu Dawang, seorang Putri Dayak keturunan Cina. menikahi Syarifah Alawiyah anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 3
4. ♀ Ratoe Salma anak Nyai Ratu Aminah diperisteri Pangeran BERAHIM (Ibrahim) bin Pangeran Singasari bin Sultan Sulaiman MARTAPURA ( yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862) anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 4
5. Pangeran Mangkubumi Wirakusuma Wirakusuma II dari Banjar anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 5
6. Sultan Hijdajat Hidayatullah II dari Banjar anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 6
7. PANGERAN JIWA RANTAU (yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862) anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 7
8. PANGERAN ABDULLAH MARTAPURA anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 8
9. PANGERAN ACHMAT KANDANGAN anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 9
10. ♀ RATU ISHAK/Ratoe Zinoen-Aria/Ratoe Ishak BANJARMASIN anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 10
11. ♀ Ratoe Salama/Ratoe Salamah diperisteri Pangeran Krama Djaija Kasoema KARANG INTAN anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 11
12. RATU SILAMAH SERAWAK anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 12
13. ♀ Ratoe Biduri (diperisteri Pangeran Syarief Umar bin Pangeran Said Zein/ Sayyid Zen (yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862) anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 13
14. ♀ Ratoe Rampit diperisteri Pangeran Jaya Kasuma/Raden Tuyong KARANG INTAN anak sultan muda Abdurrahman NOMOR 14



Catatan kaki

  1. ^ Annabel Teh Gallop (2002). Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). 3. Inggeris: University of London. hlm. 453. 
  2. ^ a b c (Indonesia) Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986
  3. ^ a b c d e f g h i j k l (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 120.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Tijdschrift 9" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  4. ^ (Belanda) Nederlanderh, Host Indie. Brill Archive. hlm. 140. 
  5. ^ (Indonesia)Poesponegoro, Marwati Djoened (1992). Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19. Indonesia: PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-410-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-04. Diakses tanggal 2014-05-01.  ISBN 978-979-407-410-7
  6. ^ (Belanda) (1861)Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 23. Ter Lands-drukkerij. hlm. 70. 
  7. ^ (Indonesia) Rachman, M. Fadjroel (2007). Bulan jingga dalam kepala: novel. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 41. ISBN 9792228764. ISBN 978-979-22-2876-2
  8. ^ (Indonesia)J. U. Lontaan (1985). Menjelajah Kalimantan. Penerbit Baru. hlm. 105. 
  9. ^ (Belanda) de Heere, G. A. N. Scheltema (1863). Staatsblad van Nederlandisch Indië. Ter Drukkerij van A. D. Schinkel. hlm. 118. 
  10. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
  11. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-06-16. Diakses tanggal 2016-04-10. 
  12. ^ https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2
  13. ^ https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect
  14. ^ https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/
  15. ^ https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar
  16. ^ https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5
  17. ^ http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html
  18. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari
  19. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  20. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  21. ^ https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar
  22. ^ https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2
  23. ^ https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect
  24. ^ https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/
  25. ^ https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar
  26. ^ https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5
  27. ^ http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html
  28. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari
  29. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  30. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  31. ^ https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar
  32. ^ https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2
  33. ^ https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect
  34. ^ https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/
  35. ^ https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar
  36. ^ https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5
  37. ^ http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html
  38. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari
  39. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  40. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  41. ^ https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar
  42. ^ (Indonesia) Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001
  43. ^ C. E. van Kesteren, R. A. van Sandick, J. E. de Meyier (1890). De Indische gids (dalam bahasa Belanda). 12. J. H. de Bussy. hlm. 2397. 
  44. ^ Kielstra, Egbert Broer (1892). De ondergang van het Bandjermasinsche rijk (dalam bahasa Belanda). E.J. Brill. hlm. 9. 
  45. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
  46. ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  47. ^ Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865
  48. ^
    Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53

Pranala luar