Mauk, Tangerang
Mauk | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Banten | ||||
Kabupaten | Tangerang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Arif Rahman Hakim, SSTP | ||||
Populasi | |||||
• Total | 77,599 jiwa (sensus 2.010) [1] jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 36.03.08 | ||||
Kode BPS | 3603160 | ||||
Desa/kelurahan | 12 Desa | ||||
|
Mauk adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia. Nama Mauk sendiri diperkirakan diambil dari nama seorang pejuang pada masa penjajahan kolonial Belanda, yakni Ki Mauk. Untuk mengenang jasa-jasanya, kemudian masyarakat mengabadikan namanya menjadi nama sebuah tempat yang saat ini menjadi kecamatan Mauk. Di kecamatan ini, pahlawan nasional asal Bandung, yakni Raden Oto Iskandar di Nata diduga dibunuh dan dibuang jasadnya oleh Belanda.
Penduduk Mauk umumnya bertutur menggunakan dua bahasa daerah, yakni bahasa Sunda dialek Tangerang dan bahasa Jawa dialek Serang. Penutur bahasa Sunda umumnya mendiami daerah pedalaman kecamatan Mauk yang terletak cukup jauh dari daerah pantai, sedangkan penutur bahasa Jawa umumnya bermukim di desa-desa yang terletak di pesisir pantai.
Objek wisata
Kecamatan Mauk memiliki potensi objek wisata, yaitu pantai Tanjung Kait, karena letaknya berada di paling utara kabupaten tangerang sebagai daerah pesisir pantai laut jawa. Selain itu, di wilayah Mauk terdapat sekolah pelayaran yang termasuk salah satu sekolah pelayaran terbesar di indonesia yaitu BP2IP (yang sekarang menjadi wilayah kecamatan sukadiri karena pemekaran dari kecamatan mauk), dan banyak pula bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda dan China, seperti jembatan, gedung-gedung tua dan vihara di kawasan Pantai Tanjung Kait. Selain itu terdapat juga pantai sangrila yang tidak jauh dari pantai tanjung kait, pantai sangrila menyajikan aneka seefood, seperti ikan bakar, cumi bakar dll, selain itu tempat makanya dibagan (di saung di atas pantai) cocok untuk liburan keluarga atau muda-mudi sekadar berkumpul kongko-kongko mengabiskan waktu liburan karena kejenuhan dengan rutinitas sehari-hari. biaya masuk kepantai sangrila geratis jika hari libur/minggu, hari besar cuma dikenakan biaya Rp.5000 sepeda motor/mobil. dan ada juga pantai ladar cocok untuk melihat sunset karen laut menghadap ke barat, biya masuk gratis.
Masyarakat
Masyarakat Mauk adalah masyarakat yang heterogen, terdiri dari etnis Jawa (Jawa Banten), Sunda, Betawi dan Tionghoa. Etnis Jawa berasal dari masyarakat Cirebon yang bermigrasi ke Banten sejak berdirinya kesultanan Banten. Sedangkan entis Sunda, jika dilihat dari sejarah bisa dipastikan adalah penduduk asli Mauk, kerena Mauk masih wilayah kekuasaan Kerajaan Padjadjaran. Adapun etnis Betawi dan Tionghoa berasal dari Batavia (Jakarta).
Pada umumnya masyarakat Mauk bermatapencaharian sebagai petani, nelayan dan pekerja industri, yang banyak berada di kawasan Kabupaten Tangerang.
Pendidikan
Mauk memiliki Sekolah Dasar yang tertua, yaitu SDN Mauk I berdiri pada tahun 1952, SDN Mauk II berdiri tahun 1953, SMPN 1 MAUK yang didirikan pada tahun 1963, SMAN 2 Kabupaten Tangerang (dulu SMAN 1 Mauk) yang didirikan pada tahun 1982, dan SMA Paradigma (dulu nama SMA PGRI) yang berdiri pada tahun 1986.
Batas wilayah
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Mauk:
Utara | Laut Jawa |
Timur | Kecamatan Sukadiri |
Selatan | Kecamatan Rajeg |
Barat | Kecamatan Kemiri |
Desa
- Desa Mauk Barat dengan kode pos 15530
- Desa Tegal Kunir Kidul dengan kode pos 15530
- Desa Tegal Kunir Lor dengan kode pos 15530
- Desa Sasak dengan kode pos 15530
- Desa Gunung Sari dengan kode pos 15530
- Desa Kedung Dalem dengan kode pos 15530
- Desa Marga Mulya dengan kode pos 15530
- Desa Tanjung Anom dengan kode pos 15530
- Desa Jatiwaringin dengan kode pos 15530
- Desa Banyu Asih dengan kode pos 15530
- Desa Ketapang dengan kode pos 15530
- Kelurahan Mauk Timur dengan kode pos 15530