D'Academy Asia dengan slogan "The Real Voice of Asia" adalah sebuah kompetisi menyanyi dangdut tingkat Asia yang ditayangkan langsung di stasiun televisi Indosiar.[1][2]
Diciptakan oleh Programming Indosiar. Produksi dilaksanakan oleh Tim Produksi Indosiar (November 2015 – Maret 2016) dan Indonesia Entertainmen Produksi (April 2016 – Sekarang). Acara ini telah membangkitkan rasa cinta terhadap musik dangdut, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara tetangga Asia. Dangdut sempat mati suri di Malaysia, begitupun di Brunei Darussalam dan Singapura, namun berkat acara D’Academy Asia, musik dangdut yang awalnya hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu, kini mulai digemari oleh anak-anak muda.
Negara yang berpartisipasi dalam kompetisi ini ialah Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura di musim pertama, diikuti Thailand dan Timor Leste di musim kedua[3] dan Filipina di musim kelima Turkiye di musim keenam.[4]
Seluruh peserta yang telah lolos seleksi audisi dari negara masing-masing di babak audisi dikirim ke Indonesia untuk diberikan pelatihan-pelatihan berupa koreografi, olah vokal, kepribadian, dan tata busana oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Contoh guru yang terlibat yaitu Adibal Sahrul untuk pelatih vokal (sejak musim pertama) dan Erie Suzan (mulai musim kedua). Seluruh peserta yang telah lolos terseleksi setiap minggunya akan diadu dalam babak-babak yang telah ditentukan, hingga tersisa 3 peserta yang akan berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara pertama di malam grand final.
Penampilan para peserta akan dinilai oleh para juri dan komentator yang diambil dari kalangan penyanyi papan atas dari masing-masing negara yang turut berkompetisi. Peserta yang bertahan atau tersenggol ditentukan berdasarkan penilaian dari para perwakilan juri asal Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Timor Leste, India,Jepang,Korea,Kamboja,Vietnam,China,Hongkong, Taiwan dan Turkiye.[5] Penilaian diberikan dalam bentuk angka, dan interaksi juri dari berbagai negara menggunakan teknologi panggilan video. Pemenang pertama dari kompetisi ini berhak mendapatkan hadiah berupa
piala, lagu kemenangan dan uang tunai sebesar 150 juta serta mendapat dua tiket ke Dubai dan London pulang pergi, ditambah paket wisata ke Brunei Darussalam.[6][7] Berkat kesuksesannya yang fenomenal, D'Academy Asia berhasil menoreh prestasi dengan menjadi program talent show dengan rating dan share tertinggi,[8] serta meraih nominasi Panasonic Gobel Awards 2016 untuk kategori Pencarian Bakat & Reality Show Terbaik.
Format
Tahapan
Ada 3 tahap untuk kompetisi:
Tahap 1: Audisi (dilakukan di negara masing-masing)
Pada konser selamat datang atau konser parade, semua peserta perwakilan dari masing-masing negara akan diperkenalkan untuk pertama kalinya dihadapan dewan juri dan komentator yang dipilih dari masing-masing negara yang mengikuti. Semua peserta nantinya juga akan pertama kalinya mencoba bernyanyi dangdut di hadapan semua penonton, baik yang menonton secara langsung atau melalui Vidio.com. Selain pengenalan peserta, juri dan komentator yang bertugas juga akan diperkenalkan. Di konser parade pula nantinya semua peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok, pemilihan kelompok tersebut akan dilakukan secara acak. Disetiap kelompok nantinya akan ada satu perwakilan dari masing-masing negara.
Konser Nominasi
Di konser nominasi semua peserta yang telah terbagi menjadi beberapa kelompok di konser parade akan menampilkan penampilan sesuai dengan kemempuan yang dimiliki. Lagu yang dibawakan akan ditentukan oleh peserta tersebut dengan persetujuan pihak penyelenggara. Semua peserta berkesempatan menyanyikan dua lagu di dua penampilan pada malam show dan result, peserta yang mendapatkan nilai voting dari juri terendah akan tersenggol.
Konser Wildcard
Konser wildcard adalah konser dimana semua peserta yang tersenggol akan diadu kembali untuk memperebutkan kesempatan menuju konser final dan hanya disediakan beberapa tempat saja. Berbeda dengan babak-babak sebelumnya, di babak wildcard, yang menentukan terpilih atau tidaknya peserta adalah komentator dengan menekan tombol hijau atau merah dan bukan lagi poin yang diberikan oleh dewan juri dari masing-masing negara.
Konser Final
Pada konser final peserta yang tersisa akan bertarung kembali dengan dibagi menjadi 2 kelompok (musim pertama). Pada tahap ini pula peserta akan diberi kesempatan sama seperti babak nominasi dengan menyanyikan dua lagu di dua malam. Peserta akan tersenggol di malam result, dengan juri voting sebagai penentu. Juri akan memberikan nilai disetiap malamnya yang akan diakumulasikan di malam result. Di konser final 4 besar peserta diberi kesempatan menyanyikan dua lagu di satu malam.
Konser Kemenangan
Di konser kemenangan, tiga peserta yang menjadi grand finalis akan memperebutkan kedudukan juara dan memenangkan hadiah yang telah dipersiapkan untuk pemenangnya. Untuk itu, tiga besar peserta akan diberi tantangan untuk menyanyikan beberapa lagu bergenre yang berbeda oleh juri dan komentator. Di malam pertama hingga kedua, peserta diberi kesempatan menyanyikan dua lagu disetiap malamnya. Peserta juga diberi kesempatan menyanyikan lagu kemenangannya atau single yang dimiliki di konser ini. Namun di musim pertama hanya Danang Pradana Dieva dan Lesti Kejora yang mendapat kesempatan tersebut karena Shiha Zikir belum memiliki single bergenre dangdut.
Juri yang bertugas pada acara ini adalah beberapa senior dangdut—penggarap dan mengubah musik—beberapa penyanyi profesional perwakilan dari negara peserta. Berbeda dari acara-acara kompetisi pada umumnya yang langsung mengundang juri yang bertugas ke Studio untuk langsung menilai peserta, akan tetapi mereka akan langsung dihubungi lewat Skype dari negaranya masing-masing di akhir acara dan akan langsung memberikan penilaian dan komentar. Nilai yang diberikan juri akan menentukan posisi peserta, apakah lolos atau tersenggol.
Untuk komentator, mereka akan diberi tugas untuk mengomentari penampilan peserta langsung dari Studio. Selain komentator asal Indonesia, komentator perwakilan masing-masing negara yang ikut berkompetisi juga turut hadir. Berbeda dengan juri, komentator hanya diberi tugas mengoreksi dan tidak diberi tugas menilai atau menentukan siapa yang akan lolos dan tersenggol. Komentator asal negara tetangga yang pada awalnya tidak terlalu terkenal, setelah diberi tugas menjadi komentator, mereka akhirnya menjadi terkenal di negara Indonesia dan negara-negara Asia lainya. Fakhrul Razi juga dikait-kaitkan mempunyai hubungan dekat dengan Rina Nose yang juga didapuk menjadi pembawa acara pada kompetisi ini dan juga merilis beberapa single di Indonesia. Rosalina Musa juga merilis beberapa single salah satunya "Beri Tepukan Yang Gemuruh" yang terinspirasi dari beberapa clotehan saat menjadi komentator.[10] Sedangkan Mas Idayu juga akan merilis single yang langsung digarap dan diberi lagu oleh Caca Handika dan mulai rekaman setalah ia berkunjung ke Indonesia nanti setelah menjadi juri di program D'Academy Celebrity.
Danang Pradana Dieva
(D'Academy Asia 1),
Weni Wahyuni
(D'Academy Asia 2),
Fildan Rahayu
(D'Academy Asia 3),
Selfiyani
(D'Academy Asia 4),
Fauzul Abadi
(D'Academy Asia 5) &
Melly Lee
(D'Academy Asia 6)
Danang Pradana Dieva (Lagu kemenangan "Bidadari Jiwa",[27][28] Uang tunai Rp 150 juta, 2 Tiket ke Dubai dan London, Paket wisata ke Brunei Darussalam, Paket umroh senilai Rp 40 juta)[6]
Lesti Kejora (Lagu kemenangan "Zapin Melayu",[29][30] Uang tunai Rp 100 juta, 2 Tiket ke Bali, Paket wisata ke Brunei Darussalam, Paket umroh senilai Rp 40 juta)[6]
Shiha Zikir (Lagu kemenangan "Seperti Novel Cinta",[31][32] Uang tunai Rp 50 juta, Paket menginap di hotel mewah Brunei Darussalam)[6]