Seni Teater
Indonesia kaya akan seni. Seni merupakan unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar perkembangan manusia sebagai pencipta dan penikmat karya seni.[1] Karya seni dapat dilihat dari bentuk pakaian dan rias, jenis makanan dan hidangan, jenis-jenis pertunjukan, berbagai upacara adat dan prosesinya, dan lain-lain. Salah satunya adalah sebi pertunjukan yaitu bentuk teater. Seni Teater adalah seni yang kompleks, artinya dapat bekerjasama dengan cabang seni lainnya. Di Indonesia mempunyai dua teater, diataranya adalah :
1. Teater Tradisional
2. Teater Modern
Teater Tradisional
Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing daerah.[2]
Misalnya :
- Ketoprak dari Yogyakarta
- Ludruk dari Surabaya
- Wayang Orang dari Jawa Tengah/Yogyakarta
- Lenong dan Topeng Blantik dari Betawi
- Mamanda dan Wayang Gong dari Kalimantan Selatan
- Mak Yong dan Mendu dari Riau
- Masres dari Indramayu
- Randai dari Sumatera Barat
- Dulmulk dari Sumatera Selatan
- Bangsawan dari Sumatera Utara
- Anak Ari dari Nusa Tenggara
- Arya Barong Kecak dari Bali
Ciri-ciri Teater Tradisional
Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pementasan panggung terbuka (lapangan, halaman rumah)
2. Pementasan sederhana
3. Ceritanya turun temurun.
Teater Modern
Teater Modern adalah cerita yang bahannya dari kejadian-kejadian sehari-hari, atau karya sastra.[3]
contoh :
a. drama
b. teater
c. sinetron
d. film
Ciri=ciri Teater Tradisional
- Panggunga tertata
- Ada pengaturan jalan cerita
- tempat panggung tertutup
Kelompok dan sutradara
Kelompok teater modern dan sutradara :
1. Teater Gandrik : Jadhuk Feriyanto
2. Teater Garasi : Yudi A. Tajudi
3. Teater Koma : N. Riantiarno
4. Bengkel Teater : WS Rendra
5. Teater Kecil : Arifin C. Noor dan lain-lain
Sumber Karya Cipta
Sumber karya cipta teater modern diperleh dari :
- puisi
- cerpen
- novel
- otobiografi
- biografi.[4]
Unsur-unsur Teater
Unsur-unsur dalam teater antara lain :
1. Naskah/Skenenario
Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan
2. Skenario
Skenario merupakan nsakah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti : keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebagainya.[5] Tujuan dari naskah/skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis
3. Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa disebut aktris/aktor.[6]
Macam-macam peran :
a. Peran Utama
Peran Utama Yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam suatu kisah
b. Peran Pembantu
Peran Pembantu Yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatian
c. Peran Tambahan/Figuran
Figuran Yaitu peran yang diciptakan untuk memperkuat gambar suasana
Referensi
- ^ sumber : Buku Seni Budaya, penulis : Tim Penyusun Seni Budaya, penerbit : Swadaya Murni
- ^ sumber : Buku Seni Budaya, penulis : Tim Penyusun Seni Budaya, penerbit : Swadaya Murni
- ^ sumber : Buku Seni Budaya, penulis : Tim Penyusun Seni Budaya, penerbit : Swadaya Murni
- ^ sumber : Buku Seni Budaya, penulis : Tim Penyusun Seni Budaya, penerbit : Swadaya Murni
- ^ sumber : Buku Seni Budaya, penulis : Tim Penyusun Seni Budaya, penerbit : Swadaya Murni
- ^ sumber : Buku Seni Budaya, penulis : Tim Penyusun Seni Budaya, penerbit : Swadaya Murni
Budaya (k) | Filsafat (k) | Geografi (k) | Ilmu (k) | Indonesia (k) | Masyarakat (k) | Matematika (k) | Sejarah (k) | Seni (k) | Teknologi (k) | Tokoh (k) |
Katalog perpustakaan dan Klasifikasi | |
---|---|
Desimal Dewey | 306 |
Desimal Universal | 008+39 |
Kategori ini memerlukan pemeliharaan rutin untuk mencegahnya menjadi terlalu besar. Seharusnya hanya berisi subkategori dan sedikit artikel (jika ada) yang langsung berada di bawah kategori ini Bantulah memindahkan artikel-artikel pada kategori ini ke subkategori yang tepat. |