Kota Makassar
Kota Makassar
Kota Daeng | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Pantai Losari (atas), Masjid Raya Makassar (tengah), citra Makassar (kiri bawah), dan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (kanan bawah) | |
Motto: Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut Ke Pantai | |
Letak Makassar di Sulawesi | |
Koordinat: 5°8′S 119°25′E / 5.133°S 119.417°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Tanggal berdiri | 9 November 1607 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Bupati | Ilham Arief Sirajuddin |
Luas | |
• Total | 175,77 km2 (67,87 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,168,258 |
• Kepadatan | 6,600/km2 (17,000/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 411 |
Kode Kemendagri | 73.71 |
Kode SNI 7657:2023 | MKS |
DAU | Rp. 718.799.534.000,- |
Situs web | www.makassarkota.go.id www.visitmakassar.net |
Kota kembar : |
Kota Makassar (Makassar: ᨀᨚᨈ ᨆᨀᨔᨑ, kadang dieja Macassar, Mangkasar; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8′S 119°25′E / 5.133°S 119.417°E, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar.
Makassar berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
Makassar memiliki wilayah seluas 128,18 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,25 juta jiwa.
Sejarah
Sejak abad ke-16, Makassar merupakan pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur dan kemudian menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan disana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa dan Sultan Awalul Islam, Raja Tallo).
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada tahun 1669, Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk menguasai rempah-rempah di Indonesia timur. Setelah berperang habis-habisan mempertahankan kerajaan melawan beberapa koalisi kerajaan yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar)terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani perjanjian Bongaya. Makassar juga disebutkan dalam kitab Nagara Kertagama yang di tulis oleh Mpu Prapanca pada abad ke-14.
Penduduk
Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis sisanya berasal dari suku Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.
Pemerintahan
Kota Makassar dibagi menjadi 14 kecamatan dan 143 kelurahan.
Walikota
Hindia-Belanda
- J.E. Dambrink (1918-1927)
- J.H. de Groot (1927-1931)
- G.H.J. Beikenkamp (1931-1932)
- F.C. van Lier (1932-1933)
- Ch.H. ter Laag (1933-1934)
- J. Leewis (1934-1936)
- H.F. Brune (1936-1942)
Jepang
- Yamasaki (1942-1945)
NICA
- H.F. Brune (1945)
- D.M. van Swieten (1945-1946)
RIS
- J.M. Qaimuddin (1950-1951)
- J. Mewengkang (1951)
RI
- Sampara Daeng Lili (1951-1952)
- Achmad Dara Syachruddin (1952-1957)
- Mohammad Junus Daeng Mile (1957-1959)
- Latif Daeng Massikki (1959-1962)
- H. Arupala (1962-1965)
- Kol. H. Muhammad Daeng Patompo (1962-1976)
- Kol. Abustam (1976-1982)
- Kol. Jancy Raib (1982-1988)
- Kol. Suwahyo (1988-1993)
- H.A. Malik B. Masry, SE, MSi (1994-1999)
- Drs. H.B. Amiruddin Maula, SH, MSi (1999-2004)
- Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM (2004-2008)
- Ir. H. Andi Herry Iskandar, MSi (2008-2009)
- Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM (2008-2013)
Transportasi
Laut
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Di Makassar, Soekarno-Hatta menjadi nama pelabuhan, khususnya pelabuhan untuk kapal penumpang dan terminal penumpang. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV)
Di area pelabuhan penumpang ini terdapat Masjid Babussalam. Mesjid ini diresmikan Presiden Megawati, berbarengan dengan peresmian Terminal Petikemas Makassar, pada 21 Juli 2001. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, atau ujung jalan Nusantara, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. Perusahaan milik Bosowa Group ini juga jadi pengelola jalan tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (Jakarta/Tangerang)
Udara
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat itu Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh dimana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan region dari daerah yang dituju serta shuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Pada tahun 2009 diharapkan runway yang baru telah rampung dan bisa digunakan.[1]
Darat
- Pete-pete
- Bus
- Taksi
- Becak
- Ojek
- Busway (2012)
- Monorail (Segera - 2014)
Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri mencapai 1.500 unit. Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya tergantung kesepakatan dengan pendayung.
Kota Pengembangan
Tujuan wisata
Makassar modern memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain. Beberapa diantaranya yang paling digemari maayarakat makassar adalah :
- Pantai Losari
- Fort Rotterdam
- Pantai Akarena
- Pulau Laelae
- Pulau Khayangan
- Pulau Samalona
- Benteng Sombaopu
- Pantai Barombong
- Makam Raja-Raja Tallo
- Makam Sjekh Jusuf (Gowa)
- Pelabuhan Paotere
- Taman Makam Pahlawan
- Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar di dunia)
- Bantimurung, (Kabupaten Maros)
- Malino, (Kabupaten Gowa)
Tokoh-tokoh dari Makassar
- Prof. Andi Abdul Muis
- Prof. Ahmad Amiruddin
- Drs. H. Muhammad Rum Nessa, SH, MH
- Prof. Dr.H. Nasaruddin Umar, MA
- Prof. DR. Hj. Musda Mulia, MA
- Abdul Hadi Djamal
- Jend. M. Yusuf
- Jend. Andi Mattalata
- Mayjend. Syamsul Mappareppa, S.ip
- Brigjen. H. Andi Oddang
- Letjen. Andi M. Galib
- Andi Sose
- Manai Sophiaan
- Letjend Mohammad Yasin
- Sophan Sophiaan
- Syahrul Yasin Limpo
- Amin Syam
- Ilham Arief Sirajuddin
- Supomo Guntur
- Jacobus Kamarlo Mayong Padang
- Christina Rantetana
- J.S. Pongsibidang
- Andi Lolo
- Muh. Narsil
- Gotfried Coenraad Ernst van Daalen
- Drs.Aminulah Tampiodong Mokobombang
- Remy Sylado
- Jan Rot
- Jan Engelbert van Bevervoorde
- Andi Jamaro Dulung
- Ahmad Lamo
- Edgar Vos
- Gerard Theo Bakker
- Harifin A. Tumpa
Perguruan tinggi
- Universitas Patria Artha
- Universitas Pepabri Makassar
- Universitas 45 Makassar
- Universitas Hasanuddin
- Universitas Atma Jaya Makassar
- Universitas Muslim Indonesia
- Universitas Negeri Makassar
- Universitas Islam Negeri Alauddin
- Universitas Islam Makassar
- Universitas Muhammadiyah Makassar
- Politeknik Kesehatan Makassar
- Politeknik Negeri Makassar
- Universitas Kristen Indonesia Paulus
- Universitas Veteran Republik Indonesia
- Universitas Muhammadiyah
- Unversitas Satria Makassar
- Universitas Pancasakti
- Universitas Sawerigading
- Universitas Indonesia Timur
- Universitas Fajar Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIEM Bongaya ) Makassar
- Sekolah Tinggi Informatika dan Multimedia Nusa Palapa
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer Kharisma Makassar
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer Dipanegara
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Handayani
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yappi Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Handayani
- Akademi Keperawatan Sandi Karsa
- Akademi Ilmu Gizi Daya Makassar
Klub olahraga
- MU (Makassar United)
- PSM Makassar
Fasilitas kota
- Celebes Convention Centre
- Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
- Lapangan Karebosi
- Pelabuhan Soekarno-Hatta
- Gereja Kathedral
- Gereja GPIB Immanuel
- Masjid Al-Markaz Al-Islami
- Masjid Raya
- Kelenteng Kwan Kong
- Trans Studio
Pusat perbelanjaan
- Mal Panakkukang
- Mal GTC (Global Trade Center)
- Mal Ratu Indah
- MTC Karebosi
- Makassar Mall
- Karebosi Link
- Makassar Town Square
- Trans Studio Mall
- Panakkukang Square
- Pasar Segar Panakukkang
Makanan dan minuman khas
Kota kembar
Referensi
- (Inggris) Reid, Anthony. 1999. Charting the shape of early modern Southeast Asia. Chiang Mai: Silkworm Books. ISBN 974-7551-06-3. hal. 100-154. (sejarah awal Makassar)
Lihat pula
- Ujungpandang - artikel tentang penggunaan nama Ujungpandang.
- Bahasa Makassar
- Daftar Daerah Tingkat II
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi
- (Indonesia) Berita harian kota Makassar
- (Indonesia) Situs informasi "Semua tentang Makassar"
- (Indonesia) Situs Portal Kota Makassar
- (Indonesia) Situs Tanjung Bunga
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Makassar |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |