Hooliganisme sepak bola
Hooliganisme sepakbola merujuk pada apa yang secara luas dianggap sebagai perilaku nakal dan merusak oleh penggemar sepak bola yang terlalu bersemangat. Tindakan seperti berkelahi, vandalisme dan intimidasi yang ditetapkan oleh asosiasi suporter sepak bola yang berpartisipasi dalam hooliganisme sepakbola.[1] Perilaku ini sering didasarkan pada persaingan antara tim yang berbeda dan konflik dapat terjadi sebelum atau setelah pertandingan sepak bola. Peserta sering memilih lokasi jauh dari stadion untuk menghindari penangkapan oleh polisi, tetapi konflik juga bisa meletus secara spontan di dalam stadion atau di jalan-jalan sekitarnya.
Hooliganisme sepakbola dapat berkisar dari teriakan dan perkelahian kecil, kepada kerusuhan besar di mana firma-firma saling serang dengan senjata mematikan (termasuk, namun tidak terbatas pada, botol kaca, batu, pisau, parang dan pistol).[2] Dalam beberapa kasus, perkelahian stadion telah menyebabkan penggemar melarikan diri dengan panik dan luka-luka telah disebabkan ketika pagar atau dinding runtuh dari tekanan kerumunan untuk keluar.[3] Dalam kasus yang paling ekstrim, hooligan, polisi, dan warga lain telah tewas, dan polisi anti huru-hara telah turun tangan dengan gas air mata, kendaraan lapis baja dan meriam air.
Sejarah
Contoh pertama kekerasan sepakbola tidak diketahui, tetapi fenomena itu dapat ditelusuri kembali ke Inggris abad ke-14. Pada 1314, Edward II melarang sepakbola (pada waktu itu, aktivitas kekerasan melibatkan desa saingan menendang kandung kemih babi) karena ia percaya gangguan sekitar pertandingan mungkin menyebabkan kerusuhan sosial, atau bahkan pengkhianatan.[4] Menurut makalah akademis University of Liverpool, konflik pada pertandingan 1846 di Derby, Inggris, diperlukan pembacaan "akta kerusuhan" dan dua kelompok pengawas, yang berfungsi secara efektif untuk merespon kerumunan yang kacau. Makalah ini sama juga mengidentifikasi "seragan lapangan" adalah hal yang umum terjadi selama tahun 1880-an di sepakbola Inggris.[5]
Contoh tercatat pertama hooliganisme sepakbola di permainan modern diduga terjadi selama tahun 1880-an di Inggris, suatu periode ketika geng suporter akan mengintimidasi sebuah lingkungan, selain menyerang wasit, suporter lawan dan pemain. Pada tahun 1885, setelah Preston North End mengalahkan Aston Villa 5-0 dalam pertandingan persahabatan, kedua tim dilempari dengan batu, diserang dengan tongkat, dipukul, ditendang dan diludahi. Seorang pemain Preston dipukuli begitu parah sehingga ia kehilangan kesadaran dan laporan pers pada saat itu menggambarkan suporter sebagai "orang-orang kasar yang melolong-lolong".[4] Tahun berikutnya, penggemar Preston melawan penggemar Queens Park di stasiun kereta api, contoh dugaan pertama hooliganisme sepakbola di luar pertandingan. Pada tahun 1905, sejumlah fan Preston diadili karena hooliganisme, termasuk wanita 70 tahun yang "mabuk dan kacau", setelah pertandingan mereka melawan Blackburn Rovers.[4]
Meskipun kasus kekerasan sepakbola dan gangguan telah menjadi gangguan terhadap asosiasi sepak bola sepanjang sejarahnya,[6] (misalnya, stadion Millwall dilaporkan ditutup pada tahun 1920, 1934 dan 1950 setelah gangguan), fenomena hanya mulai mendapatkan perhatian media di akhir-1950 karena munculnya kembali kekerasan di sepak bola Amerika Latin. Pada musim sepakbola 1955-1956, suporter Liverpool dan Everton terlibat dalam sejumlah insiden dan pada 1960-an, rata-rata 25 insiden terkait hooliganisme dilaporkan setiap tahun di Inggris. Label "hooliganisme sepakbola" pertama mulai muncul di media Inggris pada pertengahan 1960-an,[7] yang mengarah pada peningkatan minat media, dan pelaporan gangguan. Sebagian berpendapat bahwa ini pada gilirannya menciptakan sebuah 'kepanikan moral' yang melebihi proporsi dengan skala masalah yang sebenarnya.[8]
Referensi
- ^ "Another sorry outbreak of the English disease". The Independent. London. 2004-06-17. Diakses tanggal 2007-07-25.
- ^ "German Hooligans Make Mark in Bratislava | World Cup 2006 | Deutsche Welle | 05.09.2005". Dwworld.de. Diakses tanggal 2010-03-24.
- ^ "Fence collapse hits soccer final". BBC News. 2000-12-30. Diakses tanggal 2010-03-24.
- ^ a b c Ingle, Sean (2006-12-13). "When did football hooliganism start?". London: The Guardian. Diakses tanggal 2007-07-25.
- ^ Pearson, G. (2007). "FIG FACT-SHEET FOUR: HOOLIGANISM". University of Liverpool FIG Factsheet. Liverpool FC. Diakses tanggal 9 May 2012.
- ^ Dunning, E, Murphy, P and Williams, J., 'The Roots of Football Hooliganism' 1988, Taylor & Francis
- ^ Stott, C. and Pearson, G., 'Football Hooliganism: Policing and the War on the English Disease', 2007 London: Pennant Books
- ^ Hall, S, 'The Treatment of 'Football Hooligans' in the Press', in Ingham et al., (1978) Football Hooliganism: The Wider Context, London: Inter-Action Inprint
Pranala luar
- Crimestoppers appeal for help in identifying football hooligans
- Emotional Hooligan: Post-Subcultural Research and the Histories of Britain’s Football Gangs
- Football Hooligans, an online football and hooligan resource center.