Lompat ke isi

Mbah Maridjan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Februari 2016 05.38 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (top: minor cosmetic change)

Mbah Maridjan
Mbah Maridjan sebagai bintang iklan Kuku Bima Ener-G
LahirMas Penewu Surakso Hargo
5 Februari 1927
Dukuh Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman
Meninggal26 Oktober 2010
Sleman, Yogyakarta
Sebab meninggalluka bakar karena awan panas sedang meluncur turun
PekerjaanJuru Kunci Merapi, bintang iklan
Dikenal atasJuru Kunci Merapi

Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Surakso Hargo; 5 Februari 1927 – 26 Oktober 2010[1]) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando darinya untuk mengungsi.[butuh rujukan]

Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982.[butuh rujukan]

Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.

Kematian

Pada tanggal 26 Oktober 2010, gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer.[2] Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah Maridjan bermukim.[3] Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya telah meninggal dunia, umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius. Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010.[4]

Penghargaan

Almarhum Mbah Maridjan, mendapat penghargaan Anugerah Budaya 2011 dari Pemerintahan Provinsi DIY, dalam kategori pelestari adat dan tradisi. Pemberian penghargaan dilakukan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, pada tanggal 29 November 2011, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta [5].

Rujukan