Lompat ke isi

Anton Pieter Franz van Velsen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Agustus 2016 04.56 oleh Medelam (bicara | kontrib)
Mgr.

Anton Pieter Franz van Velsen

Vikaris Apostolik Emeritus Batavia
GerejaGereja Katolik Roma
KeuskupanVikariat Apostolik Batavia
TakhtaAezani
Penunjukan21 Januari 1924
Masa jabatan berakhir
Maret 1933
PendahuluEdmundus Luypen, S.J.
PenerusPieter Jan Willekens, S.J.
Imamat
Tahbisan imam
1895
Tahbisan uskup
13 Mei 1924
oleh Jan Pacificus Bos, O.F.M. Cap.
Informasi pribadi
Nama lahirAnton Pieter Franz van Velsen
Lahir(1865-02-08)8 Februari 1865
Belanda Overveen, Bloemendaal, Holland Utara, Belanda
Meninggal6 Mei 1936(1936-05-06) (umur 71)
Kewarganegaraan Belanda
DenominasiKatolik Roma

Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J. (8 Februari 1865 – 6 Mei 1936) adalah Vikaris Apostolik Batavia sejak ditunjuk pada 21 Januari 1924 hingga mengundurkan diri pada Maret 1933.

Karya

Ia ditahbiskan menjadi Imam Yesuit pada tahun 1895. Pada awal karyanya, ia bertugas di Sulawesi Utara, yang ia jalani selana 23 tahun. Ia tiba di sana pada tahun 1900 di daerah Woloan.[1] Salah satu hal yang dilakukannya adalah mempelajari bahasa Tombulu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dalam pelayanan. Ia berusaha menerjemahkan katekismus, doa-doa, dan juga lagu-lagu Katolik ke dalam bahasa Tombulu, agar umat setempat mudah untuk mengerti. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyatuan umat. Tantangan lainnya saat itu adalah adanya kepercayaan alifuru yang telah dianut dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Sejak masuknya Gereja Katolik, hal itu mulai tergeser.[2] Pada tanggal 15 Januari 1912, ia diangkat sebagai Kepala Misi di Minahasa dan berkedudukan di Woloan.[3]

Sejak 1907 ia menjadi pastor stasi misi tetap Bogor, menggantikan Pastor M.Y.D. Claessens, seorang imam diosesan asal Belanda yang sebelumnya menjabat selama 30 tahun. Ia turut berkarya di panti asuhan di Bogor sejak 1912. Pada 21 Januari 1924, ia ditunjuk sebagai Vikaris Apostolik Batavia dengan gelar Uskup Tituler Aezani, meneruskan kepemimpinan Mgr. Edmundus Luypen yang meninggal dunia pada 1 Mei 1923. Sebagai seorang uskup terpilih, ia memberkati Gereja Santo Yoseph, Matraman pada 6 April 1924.

Pada 13 Mei 1924, van Velsen ditahbiskan menjadi uskup di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, yang menjadi kali pertama seorang uskup ditahbiskan di dalam gereja Katedral. Vikaris Apostolik Borneo Belanda bergelar Uskup Tituler Capitolias Jan Pacificus Bos, O.F.M. Cap. menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Mgr. Arnoldus Johannes Hubertus Aerts, M.S.C., Vikaris Apostolik Guinea Baru bergelar Uskup Tituler Apollonia dan oleh Mgr. Arnold Verstraelen, S.V.D., Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil bergelar Uskup Tituler Myriophytos.

Bersamaan dengan momentum penahbisan Mgr. van Velsen, para waligereja waktu itu bertkumpul dan melaksanakan sidang pertama pada tanggal 15–16 Mei 1924, di pastoran Katedral Jakarta. Sidang pertama ini diketuai olehnya. Hal ini menjadi cikal pendirian Konferensi Waligereja Indonesia.[4][5]

Pada masa kepemimpinan van Velsen, Perkumpulan Strada didirikan pada 24 Mei 1924. Ia kemudian juga memberkati altar Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada 20 Agustus 1924. Pembangunan gereja ini telah selesai sejak 16 April 1924. Pada 26 September 1926, ia juga memberkati Gereja Santo Antonius, Kotabaru pada 26 September 1926. Pada 27 April 1927, Kongregasi Suster-Suster Gembala Baik mulai membuka rumah pertama di Molenvliet (kini Jalan Hayam Wuruk). Hal ini sebagai tanggapan atas undangan Mgr. van Velsen.[6]

Mgr. van Velsen juga memberkati pembukaan Rumah Sakit Santa Elisabeth di Semarang pada 18 Oktober 1927 yang bertepatan dengan peringatan Santo Lukas, pelindung para dokter. Ia didampingi oleh Pater P. Hoeberechts, S.J. dan juga Residen Semarang Van Gulk.[7] Sebelumnya, ia telah meletakkan batu pendirian pertama pada 9 Maret 1926. Pada 19 Desember 1927, ia memberkati Seminari Kecil Santo Petrus Kanisius Yogyakarta, yang terletak di sebelah barat Kolese Santo Ignatius (Kolsani), Yogyakarta. Seminari ini lulusan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Europeesche Lagere School (ELS), sebelum akhirnya dipindahkan ke Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, tahun 1941. Saat ini gedung tersebut menjadi kampus pendidikan guru agama Katolik Universitas Sanata Dharma (IPPAK). Pada 26 Desember 1947, ia meletakkan batu pertama pendirian Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Candi ini kemudian diberkati pada 11 Februari 1930, bertepatan dengan penampakan Bunda Maria di Lourdes, Perancis oleh Mgr. van Velsen.

{1929} Gedung rumah sakit baru selesai dibangun secara keseluruhan tanggal 25 Agustus 1929. Hal ini ditandai dengan pemberkatan gedung oleh uskup Katolik Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J

{1930} Pada tanggal 12 April 1930 Dewan Jenderal MSF memutuskan untuk membantu Ordo SJ di Jawa. Keputusan ini ditulis dalam surat Pater Trampe kepada Mgr.van Velsen di Batavia.[8]

{1933} Selama menjadi Uskup, Mgr Anton Pieter Franz van Velsen SJ menjadi Uskup Pentahbis Pendamping bagi: Mgr Mathias Leonardus Trudon Brans OFMCap (kelak menjadi Vikaris Apostolik Medan setelah Vikariat Apostolik Padang berganti nama menjadi Vikariat Apostolik Medan pada 23 Desember 1941) sebagai Uskup Tituler Corna ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Padang (kini Keuskupan Agung Medan) (5 Februari 1933).

{Resign} Ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik usia Mgr Velsen sudah 59 tahun. Setelah menjabat selama 9 tahun, ia mengundurkan diri dari jabatan Vikaris Apostolik karena dianggap terlalu berat dan penglihatannya sudah buruk sekali.

Sesudah ia mundur pada Maret 1933, Vikariat dipimpin sementara oleh Pastor A Th. Van Hoof SJ selaku Pro-Vikaris. Mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Batavia pada usia 68 tahun: Maret 1933. Wafat sebagai Vikaris Apostolik Emeritus Batavia pada usia 71 tahun: 6 Mei 1936

Rujukan

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik