Lompat ke isi

Film pendek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 September 2021 08.28 oleh AldianzaFatria (bicara | kontrib) (Sejarah: Menambahkan konten.)

Film pendek merupakan film yang berdurasi pendek, simpel dan memiliki nauansa kompleks serta tidak dianggap sebagai film utama/panjang (feature film). Academy of Motion Picture Arts and Sciences mendefinisikan film pendek sebagai "sebuah film orisinal yang berdurasi 40 menit atau kurang, termasuk tambahan dari semua kredit".[1] Pada film-film di Amerika Serikat pada tahun 1920-an hingga 1970-an, film pendek umumnya disebut dengan film pendek apabila dibatasi pada dua gulungan 35mm atau kurang dan untuk film utama/panjang (feature film) terdiri dari film tiga atau empat gulungan, jadi istilah panjang dan pendek merujuk pada dua hal itu. Film pendek memiliki peran dan manfaat sebagai wadah mengekspresikan pembuatnya, wadah eksplorasi sineas, dan sebagai tempat jejaring komunitas film pendek.[2]

Di awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh komedian Charlie Chaplin. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema. Meningkatnya industri dengan terimonologi film "pendek" mendorong banyak asumsi bahwa hal itu terjadi dikarenakan film "pendek" ditampilkan sebagai bagian dari presentasi film utama/panjang (feature film). Film pendek juga dapat dirilis bersama dengan film layar lebar, dan juga dapat dimasukkan sebagai fitur bonus pada beberapa rilis video rumahan. Film pendek umumnya pula digunakan untuk menambah pengalaman di industri perfilman dan sebagai platform untuk menampilkan bakat guna mendapatkan pendanaan untuk proyek masa depan dari investor swasta, rumah produksi, atau studio film.

Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggaran yang minim. Tapi karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para pemainnya. Film pendek sering diputar di festival film lokal, nasional, atau internasional dan dibuat oleh pembuat film independen dengan anggaran rendah atau tanpa anggaran sama sekali. Pembuat film pendek biasanya didanai oleh hibah film, organisasi nirlaba, sponsor atau dana pribadi.

Sejarah

Pada awalnya semua film awal di bioskop memiliki durasi sangat pendek, terkadang hanya berjalan satu menit atau kurang. Hampir menuju tahun 1910-an ketika film mulai menjadi lebih lama dari sekitar sepuluh menit. Set film pertama disajikan pada tahun 1894 dan itu melalui perangkat yang Thomas Edison sebut sebagai kinetoskop. Film pada saat itu dibuat untuk tontonan individu saja. Pada era berikutnya, Film pendek komedi diproduksi dalam jumlah besar jika dibandingkan dengan film berdurasi panjang seperti The Birth of a Nation karya D. W. Griffith.[butuh rujukan]

Pada tahun 1920-an, dengan sistem tiket maka individu dapat membeli berbagai program termasuk film panjang/utama dan beberapa karya pendukung dari kategori seperti film panjang/utama kedua (B movie), komedi pendek, kartun yang berdurasi 5-10 menit, film perjalanan, maupun berita. Komedi pendek menjadi film yang sangat umum, dan biasanya datang didalam serial atau dalam film series (seperti film Our Gang atau film seperti karakter Little Tramp ala Charlie Chaplin). Kartun animasi memilki ketutamaan sebagai film berdurasi pendek. Hampir semua perusahaan produksi film besar memiliki unit yang ditugaskan untuk mengembangkan dan memproduksi film pendek. Banyak perusahaan terutama di era film bisu dan suara awal, memproduksi sebagian besar film yang berdurasi pendek.

Pada 1930-an, sistem distribusi berubah di banyak negara karena depresi besar (Great Depression). Alih-alih pemilik bioskop menyusun program pilihan mereka sendiri, studio lebih memilih menjual paket yang berpusat pada film panjang/utama serta karya pendukung, kartun dan lainnya. Munculnya fitur ganda (double feature) membuat film pendek mengalami penurunan pangsa pasar dalam kategori komersial. Sutradara Hal Roach, misalnya, memindahkan Laurel dan Hardy secara penuh ke film panjang/utama setelah tahun 1935, dan mengubah film populer Our Gang yang terbagi dari film pendek menjadi film panjang/utama (feature film).

Istilah film pendek mulai populer sejak tahun 50-an, sedangkan alur perkembangan film pendek dimulai dari Jerman dan Prancis. Para penggagas film pendek itu ialah Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean Mitry di Prancis. Kemudian muncul Oberhausen Kurzfilmtage yang sekarang menjadi festival film pendek tertua di dunia, tepatnya di kota Oberhausen sendiri. Tidak menunggu waktu yang lama Paris pun menjadi saingan dengan kemunculan Festival du Court Metrage de Clermont-Ferrand yang diadakan tiap tahun. Festival-festival film pendek di Eropa menjadi ajang eksibisi utama yang sarat pengunjung, apalagi didukung dengan munculnya cinema house bervolume kecil. Masyarakat pun dapat menyaksikan pemutaran film-film pendek ini di hampir setiap sudut kota di Eropa.

Di Indonesia film pendek sampai sekarang masih menjadi sosok yang termarjinalkan dari sudut pandang pemirsa. Film pendek Indonesia mulai muncul di kalangan pembuat film Indonesia sejak munculnya pendidikan sinematografi di IKJ. Perhatian para film-enthusiasts di era tahun 70-an bisa dikatakan cukup baik dalam membangun atmosfer positif bagi perkembangan film pendek di Jakarta. Bahkan, Dewan Kesenian Jakarta mengadakan Festival Film Mini setiap tahunnya semenjak tahun 1974, di mana format film yang diterima hanyalah seluloid 8mm. Tapi, sangat disayangkan pada tahun 1981 Festival Film Mini berhenti karena kekurangan dana.

Tahun 1975 mulai muncul Kelompok Sinema Delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman Benny. Kelompok ini secara simultan terus mengkampanyekan pada masyarakat bahwa seluloid 8mm dapat digunakan sebagai media ekspresi kesenian. Hingga pada tahun 1984 munculnya hubungan internasional diantaranya dengan para filmmaker Eropa terutama dengan Festival Film Pendek Oberhausen. Hal itu, membuat film pendek mulai berani unjuk gigi dimuka dunia. Keadaan ini memancing munculnya Forum Film Pendek di Jakarta, yang berisikan para seniman, praktisi film, mahasiswa dan penikmat film dari berbagai kampus untuk secara intensif membangun networking yang baik di kalangan pemerhati film.

Tapi, tetap saja hal itu tidak berlangsung lama karena Forum Film Pendek hanya bertahan selama dua tahun saja. Secara garis besar, keadaan film pendek di Indonesia memang dapat dikatakan ironis. Karena film pendek Indonesia hampir tidak pernah tersampaikan ke pemirsa lokal-nya secara luas karena miskinnya ajang-ajang eksibisi dalam negeri. Tetapi di sisi lain, di dunia internasional film pendek Indonesia cukup mampu berbicara dan eksis. Dari sejak karya-karya Slamet Rahardjo, Gotot Prakosa, Nan T. Achnas, Garin Nugroho, sampai ke generasi Riri Riza dan Nanang Istiabudi.

Referensi

  1. ^ "Rule Nineteen: Short Film's Awards". AMPAS. Diakses tanggal 2011-03-31. 
  2. ^ Imantaka, Yosua. "Fakta Tentang Film Pendek". Studio Antelope. 

Pranala luar