Belangkas
Mimi | |
---|---|
Sepasang belangkas | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Subfilum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | Limulidae |
Genera | |
Mimi atau Belangkas (suku Limulidae) mencakup empat jenis hewan beruas (artropoda) yang menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan mangrove. Kesemuanya merupakan anggota suku Limulidae dan menjadi satu-satunya wakil dari bangsa Xiphosurida yang masih sintas di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu) dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama.
Orang Jawa menyebut mimi untuk yang berjenis kelamin jantan dan mintuna untuk yang betina. Hewan ini monogamik, sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami-isteri. Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab atau "ketam ladam" karena bentuknya yang dianggap seperti ladam kuda.
Belangkas merupakan satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan menteri LHK (P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018).
Jenis-jenis
- Marga Carcinoscorpius
- Carcinoscorpius rotundicauda, mimi ranti, hidup di perairan mangrove Asia Tenggara
- Marga Limulus
- Limulus polyphemus, menghuni pantai-pantai timur Amerika Utara
- Marga Tachypleus
- Tachypleus gigas, mimi bulan, menghuni pantai Asia Tenggara dan Asia Selatan
- Tachypleus tridentatus, menghuni pantai-pantai Asia Timur
Dari keempat jenis ini, hanya L. polyphemus yang tidak ditemukan di perairan Indonesia.[2]
Kegunaan
Esktrak plasma darahnya (Haemocyte lysate) banyak digunakan dalam kajian biomedis dan lingkungan. Di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang ekstrak darah ini digunakan sebagai bahan pengujian endotoksin serta untuk mendiagnosis penyakit meningitis dan gonorhoe. Serum anti-toksin menggunakan belangkas telah berkembang di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Barat. Warna darah belangkas adalah biru, terbentuk dari senyawa mirip hemoglobin pada manusia, yang disebut hemosianin. Apabila hemoglobin memiliki atom besi sebagai pusat, hemosianin memiliki atom tembaga sebagai pusatnya.
Daging dan telur belangkas bisa dikonsumsi. Masyarakat Melayu di Kota Tinggi, Johor, mengenal masakan asam pedas dan sambal tumis belangkas. Belangkas juga disantap dengan hanya memanggang atau membakar saja. Namun, belangkas menghasilkan sejenis racun yang bisa memabukkan. Hanya bagian tertentu saja boleh dimakan dan hanya seorang yang sudah terbiasa dan ahli saja yang mengetahui cara menyajikan makanan laut dari belangkas ini.
Ada peribahasa dalam masyarakat Jawa yaitu 'mimi-lan-mintuno' yang berarti cinta sejati, karena hewan ini sering kali ditemukan berpasangan.
Referensi
- ^ Kōichi Sekiguchi (1988). Biology of Horseshoe Crabs. Science House. ISBN 978-4-915572-25-8.
- ^ Sekiguchi, K. 1988. Ecology. In: Sekiguchi, K. (Ed). Biology of Horse-shoe Crabs. Science House Co. Ltd, Tokyo. pp. 50-68.