Lompat ke isi

Bahasa Bali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Januari 2005 12.29 oleh Meursault2004 (bicara | kontrib) (Artikel baru)


Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.

Fonologi

Bahasa Bali mengenal 6 fonem vokal dan 18 fonem konsonan. Fonem vokal adalah /a/, /i/, /u/, /ĕ/, /é/ dan /o/. Sedangkan fonem konsonan adalah /k/, /g/, /ng/, /c/, /j/, /ñ/, /t/, /d/, /n/, /p/, /b/, /m/, /r/, /y/, /w/, /l/, /s/ dan /h/.

Sebuah ciri khas dan menjadi keistimewaan bahasa Bali ialah bahwa fonem eksplosif tak bersuara /t/ dilafazkan sebagai [t] pada posisi akhir, namun pada posisi awal dan tengah dilafazkan sebagai [t.] (t retrofleks).

Vokal /a/ pada posisi akhir terbuka dilafazkan sebagai [ĕ]. Misalkan kata Kuta, nama pantai termashyur di Bali, dilafazkan sebagai [kut.ĕ].

Seperti bahasa Austronesia lainnya, bahasa Bali juga cenderung dengan kata-kata dwi silabik dan berbentuk KVKVK. Namun dalam mereduplikasi sebuah sukukata monosilabik berbentuk KVK, maka dalam bahasa Bali ini biasanya menjadi KVKKVK berbeda dengan bahasa Melayu dan Jawa:

:Melayu – Bali – Jawa

  • kukus – kuskus – dang (bentuk berbeda)
  • ngengat – ngetnget – ngĕngĕt


Kekerabatan dan kosakata

Bahasa Bali dalam keluarga bahasa Austronesia sering ditengarai paling dekat berkerabat dengan bahasa Jawa. Namun hal ini tidaklah begitu. Bahasa Bali paling dekat dengan bahasa Sasak dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa bagian barat. Kemiripannya dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas bahasa Jawa karena aktivitas kolonisasi Jawa pada masa lampau, terutama pada abad ke-14 Masehi. Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada pada tahun 1343 Masehi. Bahkan dalam keluarga Austronesia, secara fonologis bahasa Bali lebih mirip bahasa Melayu daripada bahasa Jawa. Namun fonem /r/ pada posisi akhir dalam bahasa Melayu, seringkali Hal ini bisa terbukti dengan senarai perbandingan kosakata dasar bahasa Melayu, Bali, Jawa Kuna dan Jawa Baru:

:Melayu – Bali – Jawa Kuna – Jawa Baru

  • dua – dua – rwa – ro, loro
  • jalan – jalan – dalan – dalan
  • dengar – dingeh – rĕngö – rungu
  • jarum – jom – dom – dom
  • jauh – joh – doh – doh
  • ada – ada – hana – ana
  • beli – beli – wĕli, tuku – tuku
  • jari, jeriji – jriji – (?) – driji
  • betis, kaki – batis – jöng, suku – sikil
  • hidup – idup – hurip – urip
  • air, ayer – (a)yeh – wway – we, banyu
  • buah – buah – wwah – woh
  • di – di – ri, ring – i, ing
  • telur – teluh – antiga – tigan, ĕndhog
  • jemur – jemuh – (?) – pepe
  • bunga – bunga – kambang, sĕkar – kĕmbang, sĕkar
  • nasi – nasi – sĕga, sĕkul – sĕga, sĕkul
  • hujan – ujan – hudan – udan

Pengaruh bahasa Jawa

Bahasa Bali banyak terpengaruh bahasa Jawa, terutama bahasa Jawa Kuna dan lewat bahasa Jawa ini, juga bahasa Sansekerta. Kemiripan dengan bahasa Jawa terutama terlihat dari tingkat-tingkat bahasa yang terdapat dalam bahasa Bali yang mirip dengan bahasa Jawa. Maka tak mengherankanlah jika bahasa Bali halus yang disebut basa Bali Alus Mider mirip dengan bahasa Jawa Krama. Banyak kata-kata Bali yang halus diambil dari bahasa Jawa:

Melayu – Bali – Jawa
  • sudah – sampun – sampun
  • meninggal – seda – seda
  • datang – rauh – rawuh
  • dari – saking – saking
  • arti – teges – tĕgĕs

Kosakata khas Bali

Di atas sudah diapaparkan kosakata yang mirip dengan bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Sekarang kosakata khas Bali dipaparkan:

Melayu – Bali – Jawa
  • kau (kasar) – cai – kowe
  • sungai – tukad – sungay (Jawa Kuna), kali, lepen
  • yang – sane – ingkang, sing
  • dukun, tabib – balian - dhukun

Konsep Geografis

Berbeda dengan banyak suku bangsa di dunia, namun masih mirip dengan suku bangsa penutur bahasa Austronesia lainnya, orang Bali dalam menentukan arah berorientasi bukan pada arah mata angin yang pasti namun pada letak kawasan geografis, pada kasus Bali ini pada letak gunung dan laut. Oleh karena itu arah mata angin bisa berubah-ubah sesuai tempatnya:

Bali – Melayu:
  • kaja – utara namun di Buleleng berarti selatan
  • kelod – selatan namun di Buleleng berarti utara
  • kauh – barat
  • kangin – timur

Jenis Bahasa Bali =

  1. Bahasa Bali Baku
  2. Bahasa Bali Aga
  3. Bahasa Bali Jawa