Lompat ke isi

Psikoterapi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 1 Maret 2022 16.34 oleh Saiful Arvandy (bicara | kontrib) (merapikan isi artikel)

Psikoterapi adalah pelayanan psikologi yang dilakukan oleh pakar kepada pasien yang memerlukan penyembuhan diri secara psikologi. Para pakar di bidang psikoterapi adalah para psikolog dan konselor.[1] Pengobatan yang dilakukan pada psikoterapi hanya yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku.[2]

Pengertian

Istilah psikoterapi berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yaitu psyche (jiwa) dan therapeia (merawat, mengobati, menyembuhkan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikoterapi diartikan sebagai "cara pengobatan dengan mempergunakan pengaruh (kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) penderita, dengan cara tidak mempergunakan obat-obatan, tetapi dengan metode sugesti, nasihat, hiburan, hipnosis, dan sebagainya".[3]

Psikoterapi berbeda dengan konseling bila ditinjau dari segi tujuannya. Tujuan konseling lebih terbatas bila dibandingkan dengan psikoterapi. Konseling hanya bertujuan untuk mempengaruhi perkembangan seseorang secara sesaat dengan pelibatan diri. Hasil yang dicapai dari konseling adalah pengembalian fungsi dari diri seseorang sesuai dengan peranannya. Psikoterapi memiliki tujuan yang lebih besar karena tidak hanya menghasilkan perubahan struktur kepribadian yang mendasar di masa sekarang, tetapi juga untuk masa depan. Jadi, psikoterapi memiliki tiga tujuan sekaligus, yaitu terapi, penyesuaian diri dan remediasi.[4]

Teknik penyembuhan

Psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk memberikan uraian tentang kualitas-kualitas kejiwaan beserta perubahan-perubahannya. Psikoanalisis diterapkan dalam psikoterapi untuk mengetahui kepribadian seseorang. Tokoh yang pertama kali merintis psikoanalisis adalah Sigmund Freud.[5]

Doa dan zikir

Dalam ilmu kesehatan jiwa, doa dan zikir termasuk jenis terapi psikiatrik. Tingkatannya lebih tinggi dibadingkan dengan teknik psikoterapi yang umum. Doa dan zikir dapat mempercepat proses penyembuhan. Percepatan ini merupakan hasil dari nilai yang terkandung di dalam doa dan zikir, yaitu harapan dan rasa percaya diri. Harapan dalam doa dan zikir ditujukan kepada Tuhan. Adanya harapan dan rasa percaya diri ini kemudian memberikan dampak pada peningkatan sistem imun.[6]

Komunikasi

Konseling telepon

Konseling telepon merupakan jenis konseling yang dilakukan melalui panggilan telepon untuk keperluan pelayanan psikologi. Pengadaan konseling telepon merupakan pendahuluan untuk mengadakan konseling tatap muka. Selama konseling telepon, pasien ditanyakan akan mengikuti konseling telepon atau mengadakan konseling tatap muka. Konseling telepon telah menjadi salah satu jenis pelayanan yang cenderung digunakan oleh para psikoterapis dan psikolog.[7]

Kaitan dengan agama

Psikoterapi selalu berkaitan dengan makna hidup, nilai dan perilaku. Ketiga hal ini secara teori maupun praktis telah dimiliki oleh agama. Penghubungan antara agama dengan psikoterapi adalah pada keyakinan. Tanpa adanya sebuah keyakinan yang dimiliki oleh pasien, psikoterapi tidak akan berpengaruh terhadap pasien.[8]

Manfaat

Penyelesaian permasalahan kehidupan

Psikoterapi pada prinsipnya dilakukan untuk membantu pasien dalam pemahaman dan kejelasan pandangan hidupnya serta penentuan nasibnya sendiri. Dalam prosesnya, psikoterapi juga menyelesaikan permasalahan kehidupan yang bersifat emosional atau memuat karakter interpersonal.[9]

Penyakit yang disembuhkan

Gangguan stres pascatrauma

Gangguan stres pascatrauma dapat diatasi dengan tiga tipe pengobataan psikoterapi, yakni pengelolaan kegelisahan terapi kognitif dan terapi kepekaan. Pada pengelolaan kegelisahan, pasien akan diajari beberapa keterampilan oleh terapis, yakni pelatihan relaksasi, pelatihan pernapasan berulang, berpikir positif dan bicara sendiri, latihan ketegasan dan berhenti berpikir. Pelatihan relaksasi dilakukan dengan belajar mengendalikan rasa takut dan kecemasan secara sistematis dengan merelaksasikan kelompok otot-otot yang utama. Pelatihan pernapasan berulang dilakukan dengan belajar pernapasan perut dengan santai dan bertahap hingga menimbulkan rasa nyaman. Fisik dicegah dari mengalami reaksi yang tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala. Berpikir positif dan berbicara sendiri dilakukan dengan belajar menghilangkan pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran positif selama memikirkan sesuatu yang membuat stres. Latihan ketegasan dilakukan dengan belajar mengekspresikan harapan, opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Sedangkan berhenti berpikir dilakukan dengan pengalihan pikiran dari hal-hal yang membuat stres muncul.[10]

Kesulitan belajar

Kesulitan belajar dapat diatasi dengan memberikan psikoterapi suportif. Dalam penanganannya, anak dan keluarganya dilibatkan. Keduanya diberikan pemahaman mengenai kesulitan belajar yang ada sehingga menimbulkan motivasi untuk menghilangkan kesulitan tersebut secara konsisten.[11]

Pengaruh

Psikologi konseling

Tradisi sejarah yang mendasari psikoterapi dinamik telah menjadi acuan bagi perspektif modern tentang penyembuhan dalam psikologi konseling. Tradisi ini terbagi menjadi tradisi spiritual dan tradisi ilmiah. Dalam tradisi spiritual, kerasukan spiritual merupakan penyebab penderitaan manusia. Pernyataan-pernyataan penyembuhannya mengikuti istilah-istilah dari masyarakat primitif. Beberapa istilah ini yakni pengusiran roh jahat, dan pengakuan dosa sebagai pengobatan jiwa. Istilah tradisional untuk penyembuhan psikoterapi dinamik ini berkembang di komunitas Protestan. Di dalam tradisi ilmiah, pada awalnya metode penyembuhan yang digunakan adalah metode hipnotisme. Metode ini mulai digunakan setelah Sigmund Freud mengawali psikoterapi dinamik dengan praktek-praktek penyembuhan terhadap pasien neurosis khususnya penderita histeria dan neurastenia. Psikologi konseling kemudian melakukan adaptasi terhadap kedua tradisi psikoterapi ini menjadi dua metode konseling, yaitu psikoterapi singkat dan konseling psikoanalitik.[12]

Referensi

  1. ^ Kasmuri dan Dasril (2014). Psikoterapi Pendekatan Sufistik (PDF). Batusangkar: STAIN Batusangkar Press. hlm. 4–5. ISBN 978-602-8887-91-5. 
  2. ^ Mufidah, Luluk Indarinul (2015). "Pentingnya Psikoterapi Agama Dalam Kehidupan Di Era Modern" (PDF). Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi. 1 (2): 183. ISSN 1693-6922. 
  3. ^ Setiawan, Ebta. "Arti kata psikoterapi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2018-04-03. 
  4. ^ Farida (2018). "Psikoterapi Islam Anak Berkebutuhan Khusus: Upaya Menumbuhkan Perilaku Sosial Keagamaan". Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf. 4 (2): 303. 
  5. ^ Saleh, Adnan Achiruddin (2018). Pengantar Psikologi (PDF). Makassar: Penerbit Aksara Timur. hlm. 15. ISBN 978-602-5802-10-2. 
  6. ^ Pujiastuti, Triyani (2021). Nufus, Khayatun, ed. Psikoterapi Islam (PDF). Cirebon: CV. Elsi Pro. hlm. 131–132. 
  7. ^ Hidayat, Dede Rahmat (2018). Konseling di Sekolah: Pendekatan-Pendekatan Kontemporer (PDF). Jakarta: Prenadamedia Group. hlm. 96. ISBN 978-602-422-217-8. 
  8. ^ Rusydi, Ahmad (2015). Yaqin, Maulana Aenul, ed. Kecemasan dan Psikoterapi Spiritual Islam (PDF). Yogyakarta: Istana Publishing. hlm. 20. 
  9. ^ Rajab, K., dkk. (2016). Rekonstruksi Psikoterapi Islam (PDF). Pekanbaru: Cahaya Firdaus Publishing and Printing. hlm. 3. ISBN 978-602-60567-1-9. 
  10. ^ Hatta, Kusmawati (2016). Tubin, ed. Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca Konflik dan Tsunami (PDF). Banda Aceh: Dakwah Ar-Raniry Press. hlm. 118–119. ISBN 978-602-60756-3-5. 
  11. ^ Desiningrum, Dinie Ratri (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus (PDF). Yogyakarta: Psikosain. hlm. 12. 
  12. ^ Mulyadi, S., dkk. (2015). Putri, Dona Eka, ed. Psikologi Konseling (PDF). Jakarta: Penerbit Gunadarma. hlm. 11. ISBN 978-602-9438-59-8.