Pikiran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.

Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.

Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.

Definisi[sunting | sunting sumber]

Istilah pikiran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata "pikir" artinya akal budi, atau ingatan.[1] Sedangkan, pikiran merupakan hasil berpikir (memikirkan).[2] Penggunaan "pikiran (thought)" atau "pemikiran (thinking)" dapat dikaitkan dengan berbagai macam aktivitas psikologis.[3] Pengertian secara umum, pemikiran adalah proses menggunakan akal untuk mempertimbangkan sesuatu.[4] Ini mencakup berbagai proses mental yang berbeda, seperti mempertimbangkan ide atau proposisi atau menilai itu benar. Dalam pengertian ini, memori dan imajinasi adalah bentuk pemikiran tetapi persepsi tidak. Dalam pengertian yang lebih terbatas, hanya kasus-kasus yang paling paradigmatik yang dianggap sebagai pemikiran. Ini melibatkan proses sadar yang konseptual atau linguistik dan cukup abstrak, seperti menilai, menyimpulkan, pemecahan masalah, dan pertimbangan.[3][5][6] Kadang-kadang istilah "berpikir" dan "pemikiran" dipahami dalam arti yang sangat luas sebagai mengacu pada segala bentuk proses mental, sadar atau tidak sadar.[7][8] Pikiran merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris Kuno "þoht, atau geþoht, dari akar kata þencan" untuk membayangkan dalam pikiran, pertimbangkan".[9]

Proses dasar[sunting | sunting sumber]

Mekanisme dasar dari sel otak manusia merefleksikan proses pencocokan pola atau pengenalan pola. Saat seseorang melakukan refleksi, situasi baru dan pengalaman baru dinilai berdasarkan apa yang diingat. Untuk membuat penilaian ini, pikiran mempertahankan pengalaman saat ini dan mengurutkan pengalaman masa lalu yang relevan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertahankan agar pengalaman kini dan masa lalu sebagai pengalaman yang terpisah. Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman. Proses ini disebut penalaran. Logika adalah ilmu tentang penalaran. Kesadaran akan proses penalaran ini adalah jalan masuk kedalam kesadaran (lihat filosof Ned Block).

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Pikiran dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yang berguna sebagai penyaring informasi, yakni pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.[10]

Pikiran sadar[sunting | sunting sumber]

Pikiran sadar (conscious mind) merupakan kecenderungan berpikir logis secara sadar berhubungan dengan penalaran maupun logika yang digunakan dalam keseharian, seperti berpikir ketika melakukan sesuatu, berpikir makan ketika lapar, dan lain sebagainya.[11] Pikiran secara sadar sebagai penguasaan pikiran seseorang adalah sebanyak 12%.[12]

Pikiran bawah sadar[sunting | sunting sumber]

Pikiran bawah sadar (subconscious mind) adalah kecenderungan berpikir yang terkait dengan emosi dan tempat tersimpannya yang secara subyektif merespon apa yang disampaikan, seperti ingatan, kebiasaan, kepribadian, kepercayaan, dan sebagainya.[11] Pikiran bawah sadar sebagai pengendali tubuh manusia adalah sebanyak 88%.[12]

Pola pikir[sunting | sunting sumber]

Manusia sebagai individu atau makhluk sosial tidak lepas dari konteks kesadarannya dalam berpikir. Kesadaran manusia membuat seseorang dapat menentukan pilihannya bukan lagi sekedar keterkaitan. Dalam menentukan suatu pilihan akan memuncul pola-pola berpikir sehingga menjadi penopang keyakinan terhadap pilihan tepat, efisien, dan efektif. Hal inilah yang sebut dengan pola berpikir manusia.[13]

Penerapan[sunting | sunting sumber]

Diskusi[sunting | sunting sumber]

Diskusi merupakan salah satu cara agar dapat saling bertukar pikiran terkait suatu masalah. Proses berpikir dalam berdiskusi akan menghasil informasi berkumpul untuk menyelesaikan masalah baik terkumpul secara formal maupun informal mulai dari konsep ide, pemecahan masalah, hingga berkomentar.[14] Dengan berdiskusi juga, seseorang mampu menyampaikan argumen ataupun pendapatnya yang tidak terlepas dari proses berpikir dan bahasa.[15] Pikiran dan bahasa saling terkait dalam memecahkan permasalahan dalam proses diskusi.

Berpikir positif[sunting | sunting sumber]

Berpikir positif adalah kemampuan proses pikiran dengan melihat ataupun mengamati segala sesuatu sebagaimana adanya baik karena hal yang timbul, bertahan dan tenggelam.[16] Berpikir positif merupakan topik penting yang juga erat kaitannya dalam bidang psikologi yakni psikologi positif. Penggunaan berpikir positif dalam psikologi memfokuskan berupa perhatian seseorang pada aspek positif dari keadaan atau situasi seseorang dan dengan demikian mengalihkan perhatian seseorang dari sisi negatifnya.[17] Biasanya dapat dilihat sebagai pandangan umum yang berlaku terutama untuk berpikir, tetapi bisa juga mencakup proses mental lainnya, seperti perasaan.[17] Dalam pengertian ini, sangat erat kaitannya dengan optimisme. Termasuk mengharapkan hal-hal positif terjadi di masa depan. Pandangan positif ini membuat orang lebih mungkin berusaha mencapai tujuan baru.[17] Ini juga meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terus berjuang meraih tujuan sebelumnya yang terlihat sulit untuk dicapai daripada menyerah begitu saja.[17][18]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Pikir". kbbi.kemdikbud.go.id. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  2. ^ "Pikiran". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  3. ^ a b "Thought". britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-24. 
  4. ^ "thought". vocabulary.com. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  5. ^ Mole, Christopher (2021). "Attention: 2.3 Coherence Theories". The Stanford Encyclopedia of Philosophy (dalam bahasa Inggris). Metaphysics Research Lab, Stanford University. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  6. ^ Katsafanas, Paul (2015). "Nietzsche on the Nature of the Unconscious". Inquiry: An Interdisciplinary Journal of Philosophy. 58 (3): 327–352. doi:10.1080/0020174X.2013.855658. 
  7. ^ Garrison, Katie E.; Handley, Ian M. (2017). "Not Merely Experiential: Unconscious Thought Can Be Rational" (PDF). Frontiers in Psychology. 8: 1096. doi:10.3389/fpsyg.2017.01096. ISSN 1664-1078. 
  8. ^ Dijksterhuis, Ap; Nordgren, Loran F. (2006). "A Theory of Unconscious Thought" (PDF). Perspectives on Psychological Science (dalam bahasa Inggris). 1 (2). doi:10.1111/j.1745-6916.2006.00007.x. ISSN 1745-6916. 
  9. ^ Harper, Douglas. "Etymology of Thought". Online Etymology Dictionary. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  10. ^ Herdianto, Tito Koes (2021). "Kenali Potensi Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah sadar". profesi-unm.com. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  11. ^ a b "Sukses Dengan Pikiran Bawah Sadar". grhasia.jogjaprov.go.id. 2013. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  12. ^ a b Septawati Waruwu, Magdalena Amelia Anur (2021-06-22). "Jenis pikiran manusia". qubisa.com. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  13. ^ Sopa, Ikhwan (2011). Manajemen Pikiran dan Perasaan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. hlm. 45. ISBN 978-979-024-278-4. 
  14. ^ Sendari, Anugerah Ayu (2021). Mandasari, Rizky, ed. "Diskusi adalah Bertukar Pikiran, Kenali Tujuan dan Jenisnya". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  15. ^ Shalihah, Siti (2014). "Otak, Bahasa dan Pikiran dalam Mind Map". Jurnal Komunikasi Dan Bisnis. 2 (2): 185–199. ISSN 2620-5351. 
  16. ^ "Berpikir Positif Adalah Cara Terbaik". kemenag.go.id. 2021. Diakses tanggal 2021-12-24. 
  17. ^ a b c d Khalid, Ruhi (June 2010). "Positive Thinking in Coping with Stress and Health outcomes: Literature Review". Journal of Research and Reflections in Education. 4 (1): 42-61. 
  18. ^ Scheier, Michael F.; Carver, Charles S. (1 February 1993). "On the Power of Positive Thinking: The Benefits of Being Optimistic". Current Directions in Psychological Science (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 26–30. doi:10.1111/1467-8721.ep10770572. ISSN 0963-7214.