Lompat ke isi

Persik Kediri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Juli 2022 01.16 oleh Ezagren (bicara | kontrib) (Suntingan 182.2.43.54 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 182.2.41.72)
Persik Kediri
Logo Persik
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Indonesia Kediri
JulukanMacan Putih
Laskar Jayabaya
Berdiri19 Mei 1950; 74 tahun lalu (1950-05-19)
StadionBrawijaya Kediri
(Kapasitas: 20.000)
PemilikPT. Astar Asia Global
PresidenIndonesia Gading Marten
ManajerIndonesia Yahya Hasan Alkatiri
PelatihChili Javier Roca
LigaLiga 1
2021/2211 dari 18
Situs webSitus web resmi klub
Kelompok suporterPersikmania Djadjang Nurdjaman
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini
Logo Persik Persik Kediri

Tim utama

Persik Youth Academy (EPA)

Esports (IFeL)

Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (disingkat Persik Kulkas FC) merupakan klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di kota Kediri, Jawa Timur. Klub didirikan tahun 1950 dan bermarkas di Stadion Brawijaya kota Kediri. Klub saat ini berkompetisi di Liga 1 yang merupakan kasta tertinggi sepak bola di Liga Indonesia.

Persik Kediri dipromosikan ke tingkat atas pada tahun 2002 dan mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia 2003. Sejak Liga Indonesia dimulai pada tahun 1994, Persik Kediri telah memenangkan masing-masing edisi 2003 dan 2006. Tim dengan julukan Macan Putih serta memiliki semboyan kebanggaan yaitu Djajati atau Panjalu Jayati yang berarti Kadiri Menang, diambil dari prasasti Hantang mengisahkan kemenangan kerajaan Kadiri dengan rajanya yang terkenal saat itu Sri Jayabhaya atas Janggala, menjadi pemantik semangat dan sebuah harapan agar persik selalu berjuang meraih kemenangan di setiap laga. Persik Kediri identik dengan jersey kebesaran berwarna ungu.

Sejarah

Bendera

Dalam catatan kearsipan pengurus, Persatuan Sepak bola Indonesia Kediri didirikan pada 19 Mei 1950 oleh Bupati Kediri saat itu, R. Muhammad Machin. Pada waktu itu Kediri masih berupa kabupaten, dan belum ada pemisahan wilayah, kabupaten dan kota.[1] Dibantu Kusni dan Liem Giok Djie, ia pertama kali merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna yang berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah kedua warna berbeda tersebut.[butuh rujukan]

Logo Persik Kediri dirancang oleh seorang seniman dari Kediri bernama Harsono. Logo ini dipakai hingga sekarang dan belum pernah mengalami perubahan.[2]

Logo Persik Kediri berbentuk segi lima dengan warna latar merah dan hitam. Di dalam segi lima itu terdapat dua gapura berwarna kuning. Ini melambangkan kejayaan kerajaan Kadiri di masa lampau. Di antara dua gapura tersebut ada simbol bunga yang diambil dari logo PSSI, menunjukkan bahwa Persik Kediri adalah anggota dari organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Di atas gambar gapura terdapat tulisan PERSIK, sebagai nama kesebelasan dan tulisan KEDIRI di bawah gambar gapura, menunjukkan kota asal klub ini.[butuh rujukan]

Julukan

Julukan Macan Putih yang disematkan merujuk pada lambang pemerintah kota Kediri. Julukan ini melekat pada saat kepemimpinan H. A Maschut pada saat Persik ke Divisi Satu, dan julukan ini diambil dari salah satu dari tiga symbol Kota Kediri. Macan Putih diyakini sebagai penjelmaan Prabu Jayabaya yang hingga saat ini menjadi simbol kemasyhuran tanah Kediri. Prabu Jayabaya merupakan raja keempat dari kerajaan Panjalu atau Kadiri sekaligus menjadi raja paling berpengaruh dalam peradaban masyarakat Jawa.[butuh rujukan]

Riwayat

Shanghai Shenhua vs Persik Kediri di Stadion Yuanshen pada 2007

Persik Kediri berhasil mendapatkan tiket untuk berlaga di Liga Champions Asia 2007 setelah mampu mengukuhkan dirinya untuk kedua kali menjadi juara Liga Indonesia 2006. Di ajang tertinggi kompetisi klub Asia tersebut Persik harus berhadapan dengan tiga tim kuat dari Asia. Tiga tim itu adalah Urawa Red Diamonds (Jepang), Sydney FC (Australia), dan Shanghai Shenhua (China). Persik mampu menyulitkan klub berlabel raksasa Asia tersebut dengan memberi perlawanan hingga mengalahkan Sydney FC (2-1) dan Shanghai Shenhua (1-0) di kandang yang waktu itu dimainkan di Stadion Manahan Solo. Pada laga kandang terakhir menghadapi Urawa Red Diamonds Persik Kediri mampu memaksa imbang wakil Jepang tersebut Persik Kediri benar-benar memberi perlawanan sengit dengan sempat unggul 2-1 di babak pertama melalui dua gol yang dicetak Cristian Gonzales namun akhirnya dapat disamakan dan berakhir dengan skor 3-3. Hasil itu sempat memberikan peluang Persik Kediri untuk lolos ke babak selanjutnya dengan syarat harus menang saat menghadapi Shanghai Shenhua. Namun sayang akhirnya Persik Kediri tersingkir karena kalah telak di Shanghai (0-6), sementara itu wakil Jepang Urawa Red Diamonds lolos hingga menjadi juara Liga Champions Asia 2007. Kegagalan Persik Kediri yang saat itu diperkuat tiga legiun asingnya Cristian Gonazales, Ronald Fagundez, dan Danilo Fernando untuk lolos dari babak grup karena selalu menelan kekalahan di laga tandang. Meski begitu, Persik Kediri sudah mencatatkan prestasi dengan tak terkalahkan di laga kandang dan memaksa imbang calon juara Liga Champions Asia.

Pemain Persik di Shanghai (2007) AFC Champions League

Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, PERSIK memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an), prestasi PERSIK tidak menonjol bahkan di tingkat nasional pun masih kalah dibandingkan dengan Persedikab Kabupaten Kediri yang era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina. Namun sejak ditangani Wali Kota Kediri, Drs. H. A. Maschut, PERSIK menunjukkan perubahan.

Mengawali debutnya di pentas nasional, PERSIK merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (PPD) 1986, Sinyo Aliandoe, untuk menangani klub kebanggaan warga Kota Kediri itu dalam Kompetisi Divisi I periode 2000-2001. Di bawah tangan dingin Om Sinyo, para pemain PERSIK yang merupakan pemain-pemain dari Kediri dan sekitarnya mulai diperkenalkan dengan sistem sepak bola modern. Namun hanya satu tahun Om Sinyo berlabuh di Kota Kediri. Setelah itu, PERSIK pun resmi ditangani mantan pemain Timnas PSSI, Jaya Hartono, yang sebelumnya hanyalah asisten Om Sinyo.

Sementara untuk semua urusan baik di dalam maupun di luar stadion, Drs. H. A. Maschut meminta bantuan putra menantunya, Iwan Budianto, yang beberapa tahun sebelumnya menangani Arema Malang. Di tangan Iwan-Jaya itulah, tim berjuluk “Macan Putih” itu unjuk gigi dengan berhasil menyabet gelar JUARA Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekaligus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu naik kelas sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003.

Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, PERSIK sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar numpang lewat. Tekad itu terpatri di dalam lubuk sanubari para pemain, sehingga dengan usaha keras dan penuh dramatis, PERSIK mampu mencuri perhatian publik bola di Tanah Air setelah berhasil memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan dirinya sebagai Juara kompetisi Divisi Utama Ligina IX Tahun 2003.

PERSIK mampu memupuskan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di Jagad Nusantara ini. Piala Presiden itu kembali berlabuh di Kota Kediri setelah PERSIK berhasil lagi menjadi Juara kompetisi Divisi Utama Ligina XII Tahun 2006 setelah menyudahi perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo.

Di awal kompetisi LBM IX berjalan, PERSIK terseok-seok bahkan pernah menduduki peringkat ke-13 klasemen sementara. Perlahan tetapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraih hingga pada putaran pertama PERSIK sempat menempati puncak klasemen sementara. Pada putaran kedua prestasi PERSIK semakin stabil hingga kompetisi berakhir PERSIK sukses menjadi juara.

Dengan diperkuat tiga legiun asing asal Chili, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada tahun 2002 PERSIK menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet Juara Divisi I PSSI, di mana pertandingan empat besarnya diselenggarakan di Manado. Prestasi itu memastikan PERSIK masuk Divisi Utama Ligina IX/2003. Namun sebelum ikut kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu, PERSIK mencatat prestasi gemilang setelah sukses merengkuh gelar Juara Piala Gubernur Jatim I/2004 di Stadion 10 November Surabaya . PERSIK kembali menjadi Yang Terbaik pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah menyudahi perlawanan tim debutan Persekabpas Kabupaten Pasuruan. September 2006 lalu.

Prestasi demi prestasi yang ditorehkan PERSIK, tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola Kota Kediri. Sejak tahun 1999 Wali Kota Drs H.A. Maschut memegang jabatan sebagai Ketua Umum. Ia dibantu J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepak bola, Alm. Barnadi sebagai Sekretaris Umum.

Namun tak bisa dilupakan pula perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di bidang sepak bola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.

Untuk aristek di lapangan baik pengurus maupun manajemen saat itu mengangkat mantan pemain Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono dibantu mantan pemain Arema Malang, Mecky Tata bertindak selaku asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah cukup lama dikenal oleh publik bola di tanah air. Sebelum bergabung dengan PERSIK, Iwan Budianto pernah menjadi manajer tim Arema Malang pada Ligina V 1998/1999. Saat itu Arema menempati peringkat ketiga grup tengah II.

Sementara Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain malang melintang sebagai pemain di beberapa klub Galatama mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group Surabaya, PKT Bontang hingga kariernya di timnas PSSI selama sepuluh tahun mulai 1986 sampai 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin Jaya Hartono membawa PERSIK sebagai Juara Ligina IX/2003. Namun sayang Jaya Hartono tahun 2006 meninggalkan PERSIK Kediri dan digantikan Daniel Roekito hingga tahun 2007. Meski hanya dua tahun membesut Daniel Roekito juga menorehkan sejarah bagi PERSIK yakni membawa PERSIK Juara Ligina XII/2006.

Menghadapi Super Liga PERSIK mencoba pelatih asing asal Muldova yang cukup dikenal yakni Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija) itupun hanya setengah kompetisi, selanjutnya PERSIK dibawah kendali Aji Santoso hingga akhir ISL 2008 dan menjadikan PERSIK dalam 5 besar (peringkat 4 ISL 2008). Memasuki ISL 2009/2010 PERSIK diarsiteki oleh Gusnul Yakin seiring pergantian Ketua Umum yang baru yang menggantikan Drs. H. A. Maschut kepada Dr Samsul Ashar Sp.PD yang juga wali kota terpilih dalam Pilkada 2008 lalu.

Degradasi ke kasta dua

Sejak dibawah kepemimpinan Dr.H Samsul Ashar, PERSIK terus mengalami penurunan prestasi hingga terdegradasi ke divisi utama pada akhir kompetisi Liga Super 2009-2010 hingga akhir kompetisi divisi utama tahun 2013 PERSIK baru bisa Promosi kembali ke Liga Super dengan menempati peringkat 3 klasemen divisi utama.

Untuk pertandingan kandang PERSIK menggunakan Stadion Brawijaya Kediri yang berkapasitas sekitar 20 ribu orang. Sementara untuk kegiatan manajerial PERSIK dipusatkan di sekretariat Persik di Jl. Diponegoro No. 7, Kediri. No. telp. dan faksimilinya adalah 0354-686690.

Didiskualifikasi dari peserta ISL 2015

Pada 12 Desember 2014, Persik Kediri didiskualifikasi dari peserta LSI 2015 karena dinilai tidak memenuhi persyaratan baik dari segi keuangan dan infrastruktur bersama dengan Persiwa Wamena selama proses verifikasi pada bulan Desember 2014. Dan harus kembali bermain di Divisi Utama LI 2015. Tahun 2016 Ultras Cyberxtreme Dentama Ardiratna mencoba menghidupkan kembali Persik Kediri dengan serangkaian laga ujicoba.

Stadion kandang

Stadion Brawijaya adalah kandang bagi Persik Kediri. Terletak tengah Kota Kediri, Jawa Timur. Stadion ini dibangun pada tahun 1983, dan mengalami pembenahan pada tahun 2000. Stadion Brawijaya memiliki kapasitas 20.000 tempat duduk. Stadion Brawijaya merupakan kebanggaan masyarakat Kediri karena di stadion inilah Persik Kediri menjamu lawan-lawannya.

Pendukung

Persik Kediri didukung oleh suporternya yang fanatik dan militan yaitu Persikmania, yang terbentuk pada bulan Februari 2001. Namun di masa kini telah banyak bermunculan Persikmania dari generasi berikutnya yang selanjutnya membuat sebuah kelompok tersendiri seperti Brigata Cyberxtreme yang biasa menempati tribun sisi utara stadion Brawijaya. Selain itu terdapat juga suporter yang menamai diri mereka sebagai Militan Persik dan Gerakan Cinta Persik (GCP) yang biasa menempati sisi tribun timur, namun dalam sebutannya mereka masih tetap menyebut kelompok mereka sebagai Persikmania.

Rekor musim ke musim

Musim Liga
Komp. Main M S K GM GA Poin Pos
2016 ISC B (6) 10 8 2 0 20 5 26 1
Musim Liga
Kompetisi Menang Kalah Seri Main GM GA Poin Posisi Degradasi
2017 Liga 2 6 4 2 12 18 15 20 3 Liga 3
Musim Liga Topskor Tim
Kompetisi Menang Kalah Seri Main GM GA Poin Gelar Promosi Nama Gol
2018 Liga 3 12 1 4 17 37 9 40 Juara 1 Liga 2 Septian Satria Bagaskara 28
Musim Liga
Kompetisi Menang Kalah Seri Main GM GA Poin Gelar Promosi
2019 Liga 2 9 5 6 20 26 15 33 Juara 1 Liga 1
Musim Liga Topskor Tim
Kompetisi Menang Kalah Seri Main GM GA Poin Posisi Nama Gol
2021 Liga 1 9 13 12 34 33 39 39 11 Youssef Ezzejjari Lhasnaoui 17

Kompetisi Asia

2 kali penyertaan

Musim Kompetisi Babak Klub Kandang Tandang
2004 Liga Champions AFC Group Korea Selatan Seongnam Ilhwa Chunma 1-2 15-0
Group Jepang Yokohama F. Marinos 1-4 4-0
Group Vietnam Bình Ðịnh F.C. 1-0 2-2
2007 Liga Champions AFC Group Jepang Urawa Red Diamonds 3-3 3-0
Group Tiongkok Shanghai Shenhua F.C. 1-0 6-0
Group Australia Sydney FC 2-1 3-0

Pemain

Untuk 25 Mei 2022.

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Indonesia IDN Adi Satryo
2 DF Indonesia IDN Risna Prahalabenta
3 DF Indonesia IDN Dany Saputra (captain)
4 DF Indonesia IDN Mochammad Sabillah
5 DF Brasil BRA Arthur Félix Silva
6 MF Indonesia IDN Krisna Bayu Otto
7 DF Indonesia IDN Yusuf Meilana
8 DF Indonesia IDN Arthur Irawan
11 MF Indonesia IDN Adi Eko Jayanto
13 MF Indonesia IDN Faris Aditama
19 FW Indonesia IDN Muhamad Ridwan
21 MF Indonesia IDN Jordan Zamorano
26 DF Indonesia IDN Samsul Arifin
27 MF Indonesia IDN Fitra Ridwan
31 GK Indonesia IDN Dikri Yusron
37 DF Indonesia IDN Agil Munawar
No. Pos. Negara Pemain
78 DF Indonesia IDN Vava Mario Yagalo
82 FW Indonesia IDN Jeam Kelly Sroyer
86 MF Indonesia IDN Muhammad Taufiq
88 MF Indonesia IDN Bagas Satrio
MF Indonesia IDN Arsyad Yusgiantoro
DF Indonesia IDN Jimmy Aronggear
GK Indonesia IDN Kurniawan Kartika Ajie
DF Indonesia IDN Muhammad Rifaldi
MF Indonesia IDN Rahel Radiansyah
MF Brasil BRA Renan Silva
MF Indonesia IDN Rendy Juliansyah
MF Indonesia IDN Riyatno Abiyoso
MF Nepal   NEP Rohit Chand
FW Indonesia IDN Sutan Diego Armando Zico
FW Indonesia IDN Yohanes Pahabol

Mantan pemain terkenal

Daftar pencetak skor terbaik

Tahun Pemain Peran Gol
2005–2008 Indonesia Cristian Gonzáles 106 100
2003–2004 Nigeria Bamidelle Frank Bob Manuel 34
2003–2008 Indonesia Musikan 31
2017–2022 Indonesia Septian Satria Bagaskara 28
2008–2010 Indonesia Saktiawan Sinaga 26 23
2005–2009 Indonesia Budi Sudarsono 69 20
2012 Liberia Oliver Makor 14 18
2021–2022 Spanyol Youssef Ezzejjari Lhasnaoui 21 17
2007–2009 Uruguay Ronald Fagundez 112 12
2009–2010 Indonesia Yongki Aribowo 29 9
2006–2008 Brasil Danilo Fernando 7
2004–2005 Nigeria Ekene Ikenwa 17 7
2009–2010 Tiongkok Zhang Shuo 10 3
2009-2010 Indonesia Wawan Widiantoro 55 3
2008–2011 Indonesia Legimin Raharjo 29 1
2009–2011 Turkmenistan Mekan Nasyrov 33 1

Record

Domestik
Liga/Divisi Gelar Musim Juara 2 Musim Juara 1 Musim Juara 3
Liga Indonesia / Liga 1 2 0 2003, 2006 0
Liga Indonesia Divisi Satu / Liga 2 3 0 2002, 2019[3] 2013
Liga Indonesia Divisi Dua / Liga 3 2 0 2000, 2018[4] 0
Piala Gubenur Jawa Timur 5 0 2002, 2004, 2006, 2008, 2014 0
Piala Indonesia 1 0 0 2010

Prestasi

Turnamen

(Kompetisi Asia)

Ranking Asia

Per 15 February 2020..[5]
Ranking Negara Klub
253 Thailand Ubon United
254 Vietnam Becamex Bình Dương
255 Indonesia Persik
256 Qatar Al-Markhiya
256 Uzbekistan Neftchi Fergana

Referensi

  1. ^ Rahadian, Rizky (2020). "Kejayaan Klub Sepak Bola Persik Kediri Tahun 1999-2009". AVATARA. 8 (1). 
  2. ^ Aditya, Hermawan (2010-04-02). "Sejarah PERSIK Kediri". SKRIPSI Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan - Fakultas Ilmu Keolahragaan UM. 0 (0). 
  3. ^ "Persik Kediri Juara Liga 2 2019". Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 January 2020. Diakses tanggal 25 November 2019. 
  4. ^ "Persik Kediri: Juara, Top Skor, Pemain Terbaik, Hingga Tim Fair Play". Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2019. Diakses tanggal 31 December 2018. 
  5. ^ "Persik (Kediri)". Diakses tanggal 15 February 2020. 

Pranala luar

Templat:Liga 1