Lompat ke isi

Pasirpogor, Sindangkerta, Bandung Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 November 2023 20.13 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (top: Bot: Menambah referensi, removed stub tag)
Pasirpogor
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBandung Barat
KecamatanSindangkerta
Kode Kemendagri32.17.14.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas420,25 ha
Jumlah penduduk6.838 Jiwa (2020)
Kepadatan1627/km2
Peta
PetaKoordinat: 6°58′38″S 107°23′32″E / 6.97722°S 107.39222°E / -6.97722; 107.39222

Pasirpogor adalah desa di kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Desa yang masih memiliki nuansa religi islami cukup kental ini merupakan desa di mana para penduduknya mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani. Beberapa hal yang perlu di bangun diantaranya yaitu kurangnya sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga, masyarakat dari desa ini banyak yang bersekolah ke luar desa.

Legenda Desa

Di ketahui bahwa Desa Pasirpogor, yang merupakan Salah satu desa di wilayah sindangkerta kab. Bandung barat. Merupakan desa yang dahulunya mencakup wilayah desa Cijenuk dan desa puncaksari. Setelah wilayah bagian barat memisahkan diri, membentuk wilayah pemerintahan sendiri dan bergabung dengan kecamatan cipongkor sekitar tahun 1938 pun demikian terjadi pada wilayah di bagian selatan. Dimana terjadi pemekaran dan tebentuknya desa puncak sari yang sebagian mengambil wilayah dari desa pasirpogor dan desa cicangkang girang. Sebelumnya pada masa kekuasaan belanda wilayah pasirpogor di pimpin oleh satu orang pemimpin yang mencakup seluruh kawasan dikenal dengan sebutan ayah apung, beberapa tahun kemudian kawasan desa di bagi menjadi dua dusun. Dusun I dan Dusun II yang di pimpin masing-masing oleh satu orang ketua Dusun. Sekitar tahun 1976 di bagi lagi menjadi tiga dusun. Dusun I, dusun II, dusun III. Kantor Desa Pasirpogor sebelum berada di Kp. Pasir gandu dari tahun 1969 hingga sekarang pernah berada di kp. Malandang. Sebelumnya bangunan kantor desa terbuat dari bahan kayu. Pada sekitar tahun 1918 baru sekitar 30 orang yang terdaftar dalam buku leter C dan memiliki sppt. Dahulu diceritakan bahwa pembagian tanah di bagi oleh pihak belanda dengan menggunakan cap bergambar singa dan cap bergambar kelapa.

2.1.1.2. Terbentuknya Desa Pasirpogor

Pada catatan sebelumnya disebutkan bahwa semenjak masa penjajahan sesepuh kampung bernama Mah. Petinggi yang di percaya oleh semua orang menjadi petinggi desa di sahkan menjadi kepala kampung atau sebutan lain kepala desa yang kemudian secara bertahap membangun pemerintahan guna mensejahterakan masyarakat pada saat itu yang sebagian besar mengandalkan dari hasil bumi. Dari catatan sebelumnya di sebutkan pula bahwa daerah pasirpogor merupakan daerah yang subur untuk bercocok tanam sehingga selain penduduk asli lambat laun daerah ini juga didatangi oleh penduduk dari luar desa yang berkeinginan ikut bercocok tanam di kawasan ini, sehingga lambat laun kehidupan social budaya sudah mulai agak komplek. Adapun sumber lain pendapatan desa diantaranya tanah urunan desa.

Adapun sumber lainnya menyebutkan bahwa wilayah desa pasirpogor merupakan wilayah hutan atau dalam sebutan bahasa sunda yakni leweng dengan pohon-pohon yang mendominasi yakni bambo, pohon –pohon buah, kawung atau aren, serta tanaman-tanaman perdu seperti harendong, dan rumput-rumput. Seiring perjalanan waktu lahan-lahan yang di penuhi tanaman-tanaman perdu tersebut di buka dan dijadikan sawah sebelum ada alat seperti cakul dan sebagainya bambo terutama bamboo kuning menjadi alat yang di gunakan untuk menggemburkan lahan untuk kemudian ditanami padi dan beragam tanaman palawija. Serta menternakan beragam hewan peliharaan seperti kerbau, domba, ayam, bebek dll. Dan menjadikan kotoran nya sebagai pupuk penyubur tanah dan tanaman. Baru pada tahun 1969 masuk beragam pupuk kimia untuk membantu menyuburkan lahan pertanian. Selain berasa bahan pokok lainnya yang di konsumsi berupa olahan dari pohon aren yang di kenal dengan nama gabeng dan olahan dari singkong yakni gatot, geong, dan gaplek. Sementara untuk bahan pakaian sebelum tahun 1962 bahan yang banyak digunakan berasal dari bahan kain karung tepung terigu. Dan setelah tahun tersebut baru masuk pakaian dengan beragam bahan yang cukup nyaman di pakai.

Nama-nama kepala desa pada masa penjajahan belanja di bwah pemerintahan ratu Wilhelmina di antaranya :

1. Mah. Petinggi (1902 – 1910)

2. Wahel (1910 – 1918)

3. H. Hasan (1918 – 1931)

4. Keta (1931 – 1944)

Sementara itu Kepala Desa setelah Kemerdekaan, yakni diantaranya :

1. H. Rosyid / Kamrin (1944 – 1957) dari Kp Malandang lebak

Ditempatkan dengan atas inisatif warga

2. H. Toyib (1957 – 1971) dari Kp. Cibau / Sukalilah Selesai dengan hormat mendapat piagam penghargaan

3. Umuh (1971 – 1973) dari Kp. Babakan

4. Usman (1973 – 1986) dari Kp. Malandang Lebak

Dari awal hingga pak usman pemilihan dilakukan dengan mengunakan koin.

5. Eli (PJS) (1986 – 1988) dari Kp. Malaka Sindangkerta

6. Engkos Kosasih (1988 – 1991) dari Kp. Bunisari

7. Suhandi (PJS) (1991 – 1993) dari Banjaran Kab. Bandung

8. Masud (PJS) (1993 – 1994) dari Pasir Kihyar Sindangkerta

9. H. Aripin (1994 – 2002) dari Kp. Sukalilah

10. Asep Hidayattulloh S.Sos (2002 – 2007) dari Kp. Cipetir

11. Dayat Hidayat (2007 – 2013) dari Kp. Babakan Salam

12. Dasep Suherman (2014 – 2019) dari Kp. Sindangsari

13. Idris Marjuki (2019 – 2025) dari Kp. Bangong

Sejarah Pembangunan Desa Pasirpogor

Table : 1

SEJARAH PEMBANGUNAN DESA

TAHUN KEJADIAN YANG BAIK/ KEBERHASILAN KEJADIAN BURUK/ KEBERHASILAN
1902 - 1910 1. Pembangunan Solokan saluran Air untuk mengairi pengairan sawah Sadang + Bj. Pari

2. Membuat Jalan-Jalan Desa

3. Pembangunan balai desa masih sederhana dari kayu bertempat di Malandang

4. Pembangunan Jalan Desa yang menghubungkan antar desa sindangkerta – pasirpogor – cijenuk

5. Dam atau bendungan air gugur Cijere untuk pengairan sawah sadang citeledu – ciberebes – Bj. Koneng

- Paceklik
1910 - 1918 1. Saluran air Muara untuk pengairan sawah, citeledu – bangong – babakan jelegong

2. Rehab balai Desa Pasirpogor

3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

- Paceklik/ Tapran
1938 - 1946 1)Pembangunan kali Dam Cicangkang/ Muara dungkul

2)Pembuatan Jalan-Jalan Desa

3)Rehab dan Perbaikan Solokan

4)Penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat

5)Membangun Mental Gotong Royong kepada Masyarakat pasirpogor

1946 - 1957 1)Pengerasan Jalan Desa – desa yang ada di pasirpogor

2)Perbaikan Bendungan-bendungan di Pasirpogor

3)Perawatan Bendungan, Solokan dan DAM untuk pengairan Sawah

1957 - 1986 1)Pembangunan jembatan Babakan di Kp. Babakan

2)Pembuatan Jalan Penghubung antar desa Pasirpogor – Puncaksari

3) Pembuatan Jembatan Cigundul

1986 - 1995 1. Pengaspalan Pasirpogor – Cijenuk

2. Pengaspalan sebagian jalan desa Pasirpogor – Puncaksari Cijenuk

3. Rehab jembatan Babakan Cidungkul

4. Rehab Balai Desa Pasirpogor

5. Kirmir solokan Muara Babakan

1995 - 2002 1. Pembangunan Pasar Desa Pasirpogor bertempat di Kp. Cigandu

2. Pembuatan DAM / Tanggul muara Babakan

3. Pembuatan Lapangan Sepak Bola Pasirpogor / Lap. Ganduwangsa (Lurah Aripin)

4. Pembuatan jalan pekalongan sukalilah yang menghubungkan 3 RW 13 RT

5. Pembuatan Jalan Dungus Gede- Mapajah

6. Pembuatan DAM/ Tanggul di Kp. Cibitung, Tanjung Sari dan Kp. Mapajah

7. Pembuatan Kirmir Kantor Desa Pasirpogor

2002 - 2007 1. Pengaspalan Jalan Desa Pasirpogor – Puncaksari

2. Pembangunan Posyandu RW. 04, 05, 07.

3. Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni

4. Rehab Jalan Gang Se Desa Pasirpogor

5. Bantuan Ternak Domba

6. Bantuan BUMDES, Raksa Desa

7. Penghijauan GNRHL Perhutani

2007 - 2013 1. Pembangunan Posyandu di RW.01, 02, 06, 08 dan RW 10

2. Pembanguan Rumah Tidak Layak Huni 20 Unit

3. Listrik Desa 40 Kepala Keluarga

4. Bantuan pupuk organik untuk kelompok tani

5. Bantuan Bibit padi untuk kelompok tani

6. Rehab Balai Desa

7. Pembangunan Pagar Desa

8. Pembangunan Tugu Batas Desa

9. Bantuan Bibit Domba, Sapi

2014 - 2019 1. Pengaspalan Jalan Desa Palahan – Cinangga, Desa – Muara, Tanjungsari. Gorong – gorong jalan Desa – Muara. TPT Jalan Cipada – bojongloa, Desa – Muara.

2. Paving Blok Jalan Pasir Sembung. Sumur Bor Kp. Pasirgandu, Kp. Cinangga, Kp. Cipetir. Perluasan lapang Ganduwangsa,

3. Pembangunan Posyandu Cihamerang, posyandu babakan salam

4. Pembangunan PAUD Tunas Uar dan PAUD AGNIYA Cipetir.

5. Pengerasan Jalan Lio – Pasir Ipis, Pengapalan Jalan Sindangsari – Sindangwargi, Hot Mix dan KIrmir Jalan Lintas Desa Kabupaten Bandung Barat.

2.1.2 Demografi

Desa Pasirpogor terletak di Daerah kawasan Bandung Barat Sebelah Selatan, dengan luas wilayah 420 Hektar yang terdiri dari 3 Dusun dengan 11 Rukun Warga (RW) dan 38 Rukun Tetangga (RT) yang merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Dengan batas wilayah sebagai berikut :

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan
Sebelah Utara Desa Sukamulya Cipongkor
Sebelah Selatan Desa Puncaksari, Cicangkanggirang Sindangkerta
Sebelah Timur Desa Cintakarya, Cicangkanghilir Sindangkerta
Sebelah Barat Desa Cijenuk Cipongkor