Lompat ke isi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 Juni 2005 22.50 oleh Quistnix (bicara | kontrib) (robot Adding:ru)

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI) adalah sebuah Daerah Tingkat I dan merupakan provinsi Indonesia. Karena Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus Ibukota Indonesia, maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut pulau Jawa.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Berkas:Lambang DKI.gif
Lambang DKI
Motto: "Jaya Raya"
(Bahasa Indonesia): "Jaya dan Besar (Agung)"
Hari jadi: 22 Juni 1527
Ibukota:Jakarta
Gubernur:Sutiyoso
Wilayah
 - Total:

661,52 km²
Daerah Tingkat II
 - Jumlah:

5 Kotamadya dan 1 Kabupaten
Penduduk
 - Total (2004):
 - Kepadatan:

8.792.000
16.667/km²
Suku bangsa:Orang Betawi (+/-10%), Orang Jawa, Orang Sunda, Tionghoa (10%), dll.
Agama:Islam, Kristen, Buddha, dll.
Bahasa:Bahasa Indonesia, Bahasa Betawi, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dll.
Zona waktu:(WIB)
Maskot:Elang Bondol
Lagu Kedaerahan:Tidak Ada

Pemerintahan

Daftar Gubernur

No. Periode Nama Gubernur Keterangan
1 1945 - 1951 Suwiryo
2 1951 - 1953 Syamsurizal
3 1953 - 1960 Sudiro
4 1960 - 1964 Dr. Soemarno
5 1964 - 1965 Henk Ngantung
6 1965 - 1966 Dr. Soemarno
7 1966 - 1977 Ali Sadikin
8 1977 - 1982 H. Tjokropranolo
9 1982 - 1987 Soeprapto
10 1987 - 1992 Wiyogo Atmodarminto
11 1992 - 1997 Soerjadi Soedirdja
12 1998 - 2003 Sutiyoso
13 2003 - 2008 Sutiyoso

Sosial kemasyarakatan

Suku bangsa

Suku Betawi merupakan penduduk asli dari provinsi ini, namun seiring dengan perkembangan zaman, DKI telah berubah menjadi pusat berbagai perkembangan di Indonesia seperti pusat pemerintahan dan perekonomian. Keberadaannya sebagai pusat pemerintahan dan terutama pusat perekonomian telah mendorong berdatangannya penduduk dari luar Jakarta bahkan dari luar Pulau Jawa yang berbondong-bondong datang ke tempat ini. Kini jumlah penduduk DKI lebih banyak didominasi oleh pendatang dibanding penduduk aslinya, yaitu Suku Betawi. Kebanyakan pendatang yang mendiami DKI berasal dari Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Batak, Suku Minang, dan berbagai suku lainnya yang berada di Indonesia, maupun di luar Indonesia seperti Suku Tionghoa.

Bahasa

Sebagai provinsi yang memiliki berbagai suku/etnis, maka Bahasa Indonesia lebih umum digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

Agama

Pemeluk agama di provinsi ini cukup bervariasi dibandingkan sebagaian provinsi lainnya di Indonesia, karena hampir semua agama memiliki pemeluk di provinsi ini. Di Provinsi ini penduduknya mayoritas memeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan beberapa kepercayaan lainnya seperti Kong Hu Cu.

Pendidikan

DKI Jakarta, saat ini dapat dikatakan sebagai barometer pendidikan di Indonesia. Pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat yang paling tinggi dapat di jangkau oleh penduduk yang tinggal di provinsi ini. Beberapa Universitas terkemuka berada di provinsi ini seperti Universitas Indonesia (Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi), Universitas Negeri Jakarta (dahulu IKIP Jakarta), Universitas Trisakti, Universitas Atma Jaya, dan lain-lain. Seiring dengan meningkatnya tingkat perekonomian sebagian warganya, maka saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah swasta unggulan yang memiliki fasilitas dan kurikulum yang relatif lebih baik dibanding sekolah-sekolah negeri lainnya.

Permasalahan sosial

Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah mendorong orang-orang diluar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong mencari rezeki di Ibu Kota Indonesia ini. Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah masalah pengangguran yang berkaitan erat dengan masalah kemiskinan dan kriminalitas.

Lalu lintas

Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kawasan yang memiliki lebih dari empat titik simpang rawan macet adalah:

Aktivitas lalu lintas tersibuk di Jakarta terkonsentrasi pada wilayah dengan aktivitas ekonomi tinggi; terutama di sepanjang ruas lingkar dalam, koridor utama utara-selatan dan barat-timur. Di koridor utara-selatan, kepadatan lalu lintas tinggi terjadi di Jalan (Jl) Raya Pasar Minggu, Jl Fatmawati, Ciledug Raya, Mampang Prapatan, dan Jl Jenderal Sudirman. Sedangkan di koridor barat-timur terjadi di Jl Bekasi Raya dan Jl Daan Mogot.

Kemacetan yang cukup kronis itu disebabkan antara lain oleh ketidakseimbangan pertumbuhan jalan (4-5% per tahun) dengan pertumbuhan kendaraan bermotor (5-10%).

Kondisi dan Sumber Daya Alam

Pada tahun 2004, untuk kesekian kalinya, Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan kedua kota tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng (Jakpus) dan Kebayoran Baru (Jaksel).

Kawasan di DKI Jakarta yang identik dengan pepohonan adalah Kosambi (Schleichera oleosa) di Jakarta Barat, Menteng (Baccauera dulciss Muell), Cempaka Putih (Michelia alba) dan Karet (Ficus elastica) di Jakarta Pusat; Kemang (Mangifera caecea) dan Kebayoran/Kebayuran (bayur=Pterospermum javanicum) di Jakarta Selatan; Kelapa Gading (Cocos capitata), Sunda Kelapa (Cocos nucifera) dan Kapuk (Ceiba petandra) di Jakarta Utara; dan Kayu Putih (Eucalyptus alba) dan Kebon Pala (Myristica fragrans) di Jakarta Timur.

Hingga kini eksistensi pohon telah menjadi identik dengan nama kawasan-kawasan itu. Namun, penebangan pohon kota memusnahkan pohon sebagai identitas karakter lanskap kawasan yang memakai nama-nama pohon tersebut.

Keanekaragaman Hayati

Sumber Daya Alam

Potensi Daerah

Perekonomian

Tenaga Kerja

Pertanian & Perkebunan

Perikanan

Industri

Jasa

Energi

Pertambangan

Transportasi

Komunikasi

Ekspor & Impor

Keuangan & Perbankan

Seni dan Budaya

Musik

Tarian

Literatur

Sejarah

Lihat pula

Pranala luar