Kota Tarakan
Kota Tarakan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Berkas:Lokasi Kalimantan Timur Kota Tarakan.svg | |
Koordinat: 3°18′N 117°38′E / 3.3°N 117.63°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Tanggal berdiri | 15 Desember 1997 |
Dasar hukum | UU RI No. 29 Tahun 1997 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Udin Hianggio |
Luas | |
• Total | 657,33 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 193,069 (2.010) |
• Kepadatan | 293/km2 (760/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0551 |
Kode Kemendagri | 65.71 |
Semboyan daerah | BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera) |
Situs web | http://www.tarakankota.go.id/ |
Kota Tarakan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 657,33 km² dan sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Tarakan pada bulan Maret 2006 berpenduduk sebanyak 193.069 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau yang terletak di utara Kalimantan Timur.
Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).
Sejarah
Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.[1]
Era Kerajaan Tidung
Tempo dulu di Pulau Tarakan pernah berdiri sebuah Kerajaan dengan nama Kerajaan Tarakan (Tidung). Pusat pemerintahannya yang pertama adalah di daerah Binalatung dan terus berpindah hingga ke daerah Pamusian.
Era Hindia Belanda
Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No. 22 Tahun 1963.
Era kemerdekaan
Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.
Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.
Tempat Menarik
- Pantai Amal adalah satu satu pantai landai di Tarakan yang memiliki pemandangan eksotis dan air laut yang berwarna biru turqoise.
- Grand Tarakan Mall adalah pusat perbelanjaan modern terbesar di Kalimantan Utara,[butuh rujukan] memiliki 4 lantai dengan banyak pilihan tempat belanja, seperti Gramedia,Game center,boutique baju Uptodate.
- Hutan Mangrove, merupakan habitat alami dari fauna asli Tarakan, yakni Bekantan.
- Taman Oval Ladang, Taman Oval Markoni, dan Taman Oval Malundung
- Penangkaran Buaya Juata
- Bungker Peninggalan Jepang di Bandara Juata
- Makam Tentara Jepang
- Tugu Makam Tentara Australia
- Wana Wisata Persemaian
- Pulau Sadau
- Kolam Pemancingan 3R
Referensi
Sumber
Lihat pula
- Baris isi
- Baris isi
- Baris isi