Konflik Sabah 2013
Konflik Sabah | |||
---|---|---|---|
Bagian dari Perselisihan Borneo Utara | |||
Tanggal | 11 Februari 2013 - masih berlangsung | ||
Lokasi | Kg. Tandou Lahad Datu, Kunak,Semporna dan Tawau di pesisir timur Sabah 5°07′01″N 119°10′29″E / 5.1170333°N 119.1746176°E | ||
Sebab | Tidak masuknya wilayah sengketa Sabah bagian timur (bekas Borneo Utara) dalam Kerangka Perjanjian Bangsamoro[1] | ||
Tujuan | Memperoleh kembali kendali atas wilayah ini untuk Filipina[2] | ||
Metode | Pendudukan | ||
Status | Masih berlangsung | ||
Pihak terlibat | |||
Tokoh utama | |||
Jumlah | |||
Jumlah korban | |||
|
Konflik Sabah adalah sebuah insiden yang muncul setelah sekelompok orang sekitar 100-400 orang, beberapa dari mereka bersenjata, tiba dengan perahu di Kg. Tanduo, Lahad Datu, Sabah dari pulau Simunul, Tawi-Tawi dari Filipina selatan pada tanggal 11 Februari 2013.[1][3] Kelompok ini, yang menyebut diri mereka Pasukan Keamanan Kerajaan Kesultanan Sulu dan Borneo Utara,[1] yang dikirim oleh Jamalul Kiram III, salah satu penuntut tahta Kesultanan Sulu. Kiram menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk menegaskan klaim teritorial mereka yang belum terselesaikan di timur Sabah (bekas Borneo Utara).[2]
Pasukan keamanan Malaysia telah mengepung desa Tanduo di Lahad Datu di mana kelompok itu berkumpul, sementara negosiasi untuk penyelesaian damai dari konflik ini terus berlangsung.[5]
Reaksi
- Filipina – Sekretaris Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario meminta jaminan pemerintah Malaysia bahwa hak rakyat Filipina "yang telah menjadi penduduk tetap di Sabah dan yang mungkin di kalangan kumpulan" akan dihormati. Beliau juga meminta warga Filipina untuk "kembali ke rumah-rumah dan keluarga mereka."[6] Ia juga menjelaskan bahwa tindakan kelompok Filipina tersebut tidak direstui oleh pemerintah Filipina.[7]
- Amerika Serikat – Duta Besar AS ke Filipina, Harry K. Thomas, Jr. mengatakan bahwa Manila dan Kuala Lumpur dapat bekerjasama mengenai hal ini dengan baik. Beliau juga menambahkan bahwa kedua negara ini akan duduk bersama dan berbincang, konflik ini dapat diatasi tanpa pertumpahan darah.[8] Selain itu, Amerika Serikat juga menyambut baik Perjanjian Rangka Kerja Bangsamoro pada tahun 2012.[9]
Referensi
- ^ a b c "Heirs of Sultan of Sulu pursue Sabah claim on their own". Philippine Daily Inquirer. 16 February 2013. Diakses tanggal 20 February 2013.
- ^ a b Frialde, Mike (23 February 2013). "Sultanate of Sulu wants Sabah returned to Phl". The Philippine Star. Diakses tanggal 24 February 2013.
- ^ a b Mullen, Jethro (15 February 2013). "Filipino group on Borneo claims to represent sultanate, Malaysia says". CNN. Diakses tanggal February 25, 2013.
- ^ Laude, Jaime and Pareño, Roel (20 February 2013). "Malaysia urged: Don't harm men of sultan". The Phillipine Star. Diakses tanggal 24 February 2013.
- ^ "PH calls for peaceful solution to Borneo standoff". Philippine Daily Inquirer. 17 February 2013. Diakses tanggal 19 February 2013.
- ^ "DFA statement on the Filipinos in Lahad Datu, Sabah, February 15, 2013". Official Gazette of the Republic of the Philippines. 15 Februari 2013. Diakses tanggal 19 Februari 2013.
- ^ "Malaysia stand-off with Philippine group". BBC News Online. 15 Februari 2013. Diakses tanggal 19 Februari 2013.
- ^ Alipala, Julie and Rosauro, Ryan (23 Februari 2013). "US stays clear of Sabah row". Philippine Daily Inquirer. Diakses tanggal 25 Februari 2013.
- ^ "US Hails Peace Deal". Manila Bulletin. 16 Oktober 2012. Diakses tanggal 25 Februari 2013.