Jamalul Kiram III
Jamalul Kiram III | |
---|---|
Pengklaim takhta | |
Lahir | Maimbung, Sulu, Persemakmuran Filipina | 16 Juli 1938
Meninggal | 20 Oktober 2013 Kota Quezon, Filipina | (umur 75)
Nama regnal yang diklaim | Sultan Jamalul Kiram III dari Sulu |
Gelar | Sultan Sulu |
Takhta yang diklaim | Kesultanan Sulu |
Menggangap berkuasa dari | 15 Juni 1986 – 20 Oktober 2013 |
Monarki digulingkan | 1915 |
Penguasa Kerajaan Terakhir | Jamalul Kiram II |
Berhubungan dengan | Bapak |
Dinasti Kerajaan | Rumah Diraja Kesultanan Sulu |
Ayah | Datu Punjungan Kiram |
Ibu | Sharif Usna Dalus Strattan |
Anak-anak | Jacel Kiram |
Pendahulu | Aguimuddin Abirin dan Mohammad Akijal Atti |
Pengganti | Ismael Kiram II |
Jamalul D. Kiram III (16 Juli 1938 – 20 Oktober 2013; memerintah 1974 - 1981, 2012 - 2013) adalah salah seorang pengklaim Sultan Sulu di Sulu, di selatan Filipina selama era Marcos. Ia merupakan kandidat senator pada Pemilihan umum Filipina 2007.[1] Dengan pensiun, hak suksesi kesultanan diperdebatkan di kalangan ahli warisnya seperti Mohammad Akijal Atti. Sengketa hak suksesi berakhir pada tangga 11 November 2012 ketika semua penggugat dari keluarga Kiram bertemu bersama di Sulu, mengakhiri perseteruan panjang mereka selama beberapa dekade.
Kebuntuan Lahad Datu 2013
[sunting | sunting sumber]Dimulai pada tanggal 9 Februari 2013, sekitar 235 orang bersenjata yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram saudara Sultan Sulu Jamalul Kiram mendarat secara ilegal di Lahad Datu, sebuah provinsi dari negara bagian Sabah, Malaysia, menuntut pengakuan dari Malaysia sebagai pemilik sah kawasan timur Sabah serta melakukan negosiasi ulang persyaratan sewa, yang sebelumnya dilakukan dengan perusahaan perdagangan Inggris. Jamalul Kiram III dilaporkan telah mengarahkan orang tersebut untuk tidak pergi, karena menganggap Malaysia "hanya menyewa" Sabah dari pewaris Kesultanan.
Meninggal
[sunting | sunting sumber]Pada 20 Oktober 2013 Kiram III meninggal karena kegagalan multi organ. Dia membuat permintaan untuk dimakamkan di ibu kota Kesultanan di Maimbung, Sulu. Dia meninggalkan delapan anak dengan dua istri.[2] Banyak tokoh-tokoh politik memberikan penghormatan terakhir mereka kepada Sultan termasuk gubernur Daerah Otonomi Muslim Mindanao saat ini, Mujiv Sabbihi Hataman dan wakil gubernur Sulu, Abdusakur Mahail Tan,[3] Mantan Ibu Negara Filipina, Imelda Marcos,[4] dan dari Istana Malacanang.[5]
Polisi Diraja Malaysia di Sabah bereaksi terhadap kematian Kiram dengan mengatakan bahwa mereka "akan terus waspada terhadap gangguan apapun."[6] Juru bicaranya mengatakan bahwa Keluarga Kerajaan Kiram akan terus melakukan persengketaan Sabah.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "CV of Jamalul D. Kiram III". INQUIRER.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-06. Diakses tanggal 3 January 2011.
- ^ "Sulu Sultan Jamalul Kiram III dies". Rappler.com.
- ^ ARMM Governor, Sulu Vice-governor extend condolences to Kiram's Family. Philippine Daily Inquirer. Manila. 20 Oktober 2013
- ^ Lack of Clearance Hampers Burial Before Sundown. GMA News. Manila. 20 Oktober 2013
- ^ Palace Sympathizes with Kirams over Sultan's Death. GMA News. Manila. 20 Oktober 2013
- ^ Dying Sulu Sultan: Pursue Sabah claim. The Philippine Star
- ^ Sulu's Sultan Dies, Sought to Restore Reign over Sabah
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Sultan Sulu Suka Satai Kambing KOMPAS.com, 21 Maret 2013. Diakses 26 Oktober 2013.
- Jejak Minangkabau di Kesultanan Sulu RantauNet, 2 Maret 2013. Diakses 26 Oktober 2013.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Hanya gelar saja | ||
Didahului oleh: Aguimuddin Abirin |
— TITULER — Sultan Sulu 1983-1990 Alasan kegagalan suksesi: Kekuasaan Kesultanan diserahkan ke Filipina |
Diteruskan oleh: Mohammad Akijal Atti |
Didahului oleh: Mohammad Akijal Atti |
— TITULER — Sultan Sulu 2012–2013 bersama Ismael Kiram II Alasan kegagalan suksesi: Kekuasaan Kesultanan diserahkan ke Filipina |
Diteruskan oleh: Ismael Kiram II |