Perilaku sosial
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP80Regenovia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 29 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 29 Maret 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP80Regenovia (Kontrib • Log) 3863 hari 1155 menit lalu. |
Perilaku Sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.[1] menurut Max Weber Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah.[2] Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran.[2] Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langusung.[2]
Perilaku Sosial Individu
Dalam memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari :
- Kecenderungan Peranan (Role Disposition,yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu
- Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain, dan
- Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).[3]
Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang bisa memberikan sumbangan kepada perbaikan masyarakat, kebenarannya yang diuji secara sistematis bisa memberikan pegangan bagi penyelesaian konflik-konflik yang mengganggu.[4] ada juga klaim inheren dari ilmu sosial bahwa ilmu sosial berfungsi sebagai salah satu piranti (intelektual) dalam penyelesaian - pembatasan, pengelolaan, atau penangkalan - konflik-konflik sosial.[4] beberapa sosiolog bahkan mengisyaratkan bahwa sains mereka secara sosial mutlak perlu mengingat adanya kekeacauan di antara kelompok-kelompok dan ilmu-ilmu sosial, temuan-temuan teoritis bukan hanya memberikan sumbangan kepada pencapaian saling pengertian, melainkan juga mendorong individu untuk memberikan komitmen pada persuasi yang rasional dan tanpa kekerasan, yang dibutuhkan di dunia yang irasional dan penuh dengan kekerasan (berger dan Berger, 1972;363).[4] referensi lain menyebutkan bahwa ilmu sosial merupakan ilmu yang unik.[5] Ilmu sosial tidak dapat dirumuskan secara pasti bagaimana ilmu eksak, tidak dapat ditentukan secara mutlak salah atau benarnya, serta tidak dapat dirangkum dalam sebuah teori yang berlaku sepanjang masa.[5] Ilmu sosial mempelajari manusia dari banyak sudut pandang dan dalam banyak cara.[5] Oleh karena itu, teori dalam ilmu sosial selau berkesinambungan dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada teori sosial yang lainnya.[5] Teori baru tentang Perilaku Sosial (Social Behavior) semuanya menopang terhadap, Sosiologi sebagai metode.[2] Maksudnya disini sebagai reaksi terhadap formalisme yang telah teroganisasi dengan baik.[2] Formalisme kemudian bertahan pada definisi sosiologi memulai produk interpretasi.[2] Tapi kemudian perilaku sosial telah membangun sosiologi sebagai satu ilmu sosial yang empirik. [2] Signifikasinya maka setiap cabang perilaku sosial memberikan sumbangan metode kepada sosiologi. [2] Sugesti tersebut datang dari ajaran Ross, Trade dan Gidding yang telah aktif untuk merekonstruksi sosiologi menjadi ilmu yang dapat diperhitungkan secara umum.[2]
Lihat Pula
Rujukan
- ^ (en) Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna (2005). The Handbook of Attitude. Routledge. hlm. 74-78.
- ^ a b c d e f g h i Wardi Bacthiar (2010). Sosiologi Klasik Dari Comte hingga Parsons. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 268-269. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Klasik" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Krech et.al (1962). Individual in Society. BandunTokyo: McGraw-Hill Kogakasha. hlm. 104-106.
- ^ a b c Anton Van Harskamp (2005). Konflik-Konflik dalam Ilmu Sosial. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 1. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Konflis Sosial" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d Sindung Haryanto (2012). Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Postmodern. Jakarta: Ar-Ruzz Media. hlm. 5.