Lokomotif C300
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Diesel hidraulik |
Produsen | VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg, Jerman Timur |
Model | LKM V 30 C |
Spesifikasi roda | |
Susunan roda AAR | C |
Klasifikasi UIC | C' |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Panjang | 7.100 mm |
Lebar | 2.920 mm |
Tinggi maksimum | 3.520 mm |
Jarak antara alat perangkai | 8.020 mm |
Jarak antarpivot | - |
Tinggi alat perangkai | 760 mm |
Berat | |
Berat kosong | 28 ton |
Berat siap | 30 ton |
Berat adhesi | 30 ton |
Bahan bakar | |
Kapasitas bahan bakar | 500 liter |
Kapasitas pelumas | 85 liter |
Kapasitas air pendingin | - |
Kapasitas bak pasir | 200 liter |
Sistem mesin | |
Penggerak utama | Maybach Mercedes-Benz 836 B |
Jenis mesin | 4 langkah, Turbucharger |
Motor traksi | 1 unit Tipe: Voith L 203 u |
Kinerja | |
Kecepatan maksimum | 30 km/jam |
Daya mesin | 330 hp |
Daya ke generator/converter | 270 hp |
Lain-lain | |
Tipe kompresor | VEB Berliner Bremsenwerk 2 HS 3 -71/100 |
Karier | |
Perusahaan pemilik | PT Kereta Api Indonesia |
Mulai dinas | 1957 |
Terakhir dinas | 2005 |
Keadaan | Afkir |
Lokomotif C 300 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik VEB Lokomotivbau Karl Marx Babelsberg, Jerman Timur. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1957. Lokomotif ini dibeli oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA) sebanyak 20 unit. C 300 didesain untuk melangsir semua jenis kereta.
Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. C 300 dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 30 km/jam. Lokomotif ini bergandar C', artinya lokomotif ini memiliki tiga gandar penggerak. Lokomotif ini bermesin Maybach Mercedes-Benz 836B, berat 30 ton, dan daya mesin 330 hp, serta dilengkapi dengan transmisi hidraulik Voith L203u.[1]
Lokomotif ini terdapat di Dipo Lokomotif Tanah Abang dalam kondisi siap diafkirkan. Sementara loko C 300 11 sempat digunakan sesekali untuk menarik gerbong kereta wisata di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah.
Peran C 300
C 300 diketahui turut andil dalam pembangunan Stadion Gelora Bung Karno pada tahun 1958-1962. Tugas C300 adalah mengangkut batu koral dan pasir dari tepi Sungai Cisadane ke Stasiun Palmerah.
Daerah Klender dahulu terkenal dengan sentra furniture dari kayu. Untuk itulah, gerbong yang berisi kayu jati dikirim dari Stasiun Cepu ataupun Stasiun Kedungjati ke Stasiun Klender untuk kemudian dilangsirkan oleh C300. Juga, C300 didinaskan untuk langsir angkutan kereta semen ataupun beras serta hewan ternak di Stasiun Cipinang. Adapun gerbong barang berisi ternak sapi tersebut dikirim dari Stasiun Kalimas ataupun Stasiun Kandangan.[1]
Pengafkiran
Karena kesulitan suku cadang, C300 akhirnya berhenti beroperasi mulai tahun 2005. Saat ini, tersisa lima unit yang masih utuh, yaitu C300 01, 04, dan 20 di Dipo Tanah Abang dan akan segera menjalani pengafkiran di Stasiun Cikampek. Sisanya (C 300 11-12) berada di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah. Saat ini, tidak ada satu pun C300 yang dapat dioperasikan.[1]
Saat ini, C300 yang mangkrak di Dipo Lokomotif Tanah Abang, dikirim ke Stasiun Cikampek untuk diafkirkan bersama lokomotif diesel hidraulik yang ditetapkan sebagai cagar budaya lainnya. Rencananya, salah satu C300 beserta lokomotif cagar budaya lainnya akan dimanfaatkan menjadi koleksi Stasiun Tuntang.[2]
Data teknis
- Panjang body: 7100 mm
- Lebar body: 2920 mm
- Berat kosong: 28 ton
- Daya mesin: 330 hp
- Jumlah motor traksi: 1 buah
- Kecepatan maksimum: 30 km/jam