Bugiakso
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Agustus 2017. |
Bugiakso | |
---|---|
Presiden Patriot Pangan | |
Masa jabatan 19 Desember 2016 – 26 Juni 2017 | |
Ketua Umum Jenderal Soedirman Center | |
Masa jabatan 10 Mei 2007 – 26 Juni 2017 | |
Ketua Umum Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Pusat | |
Masa jabatan 2006–2010 | |
Direktur Utama PT. Randu Cipta Sejahtera | |
Masa jabatan 1992–2017 | |
Ketua Generasi Muda (GM) Kosgoro Yogyakarta | |
Masa jabatan 1989–1994 | |
Pemimpin Perusahaan Yogya Post | |
Masa jabatan 1996–1999 | |
Anggota DPRD Provinsi DIY | |
Masa jabatan 1999–2004 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Bandung, Jawa Barat, Indonesia | 11 Mei 1963
Meninggal | 26 Juni 2017 Yogyakarta, Indonesia | (umur 54)
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Nining Tejaningsih |
Anak | Tisa Bugianggri Sassi Buginindya Reshi Bugipaksi |
Almamater | Universitas Gadjah Mada UPN Veteran Yogyakarta |
Pekerjaan | Social Enterpreuner |
Sunting kotak info • L • B |
Ir. Bugiakso (11 Mei 1963 – 26 Juni 2017) adalah inisiator sekaligus pendiri Patriot Pangan. Perkumpulan ini resmi berdiri pada 19 Desember 2016. Betepatan dengan tanggal yang sama dimulainya gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman (19 Desember 1948), ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II, menyerang Ibu kota Republik Indonesia Yogyakarta. Bukan tanpa alasan Ir. Bugiakso yang juga Presiden Patriot pangan ini memilih tanggal bersejarah tersebut. Cucu-mantu Jenderal Soedirman ini memang sangat mengagumi perjuangan dan kepemimpinan Jenderal Soedirman, terutama “semangat berdaulat” dan sikap pantang menyerahnya.
Ir. Bugiakso adalah juga Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC). Ia diangkat dan dikukuhkan oleh putra bungsu Jenderal Soedirman, Muhammad Teguh Soedirman dan mendapat persetujuan putra sulung Jendera Soedirman, Achmad Tidarwono Soedirman, pada 10 Mei 2007. Pengukuhan berlangsung di Balai Surdirman, Jakarta. Disaksikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Drs. Yahya Ombara, SH., MH. Prinsip perjuangan Jenderal Soedirman ‘Rakyat Tidak Boleh Menderita’ adalah pegangan hidup Ir. Bugiakso dalam menempuh jalan pengabdiannya di bidang pangan dan pertanian (food & agriculture).
Spektrum pemikiran dan pengabdian Ir. Bugiakso mencakup masalah tanah, air, pangan, dan pertanian. Ia meyakini keempat hal inilah yang menempa karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa agraris. Keempat hal ini pula, yang jika dikelola dengan baik dan tepat, akan memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional yang bermuara pada terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.