Imereti
Imereti
იმერეთი | |
---|---|
Negara | Georgia |
Ibu kota | Kutaisi |
Pemerintahan | |
• Governor | Shavlego Tabatadze |
Luas | |
• Total | 6.475 km2 (2,500 sq mi) |
Populasi (Sensus 2020) | |
• Total | 487.000 |
• Kepadatan | 75/km2 (190/sq mi) |
Kode ISO 3166 | GE-IM |
Subdivisi | 1 Kota dan 10 Distrik |
IPM (2017) | 0.764[1] high · 4th |
Situs web | imereti.ge |
Imereti (Georgia: იმერეთი) adalah sebuah region di Georgia yang terletak di sepanjang bagian hulu dan tengah Sungai Rioni. Wilayah ini juga merupakan salah satu kawasan bersejarah di Georgia Barat.[2]
Sejarah
Kekristenan diperkenalkan pertama kali pada abad pertama Masehi.[2] Namun, baru menjadi agama umum dan agama resmi tiga abad kemudian. Pada abad ke-8, Imereti ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Abkhazia hingga abad ke-10, sebelum akhirnya menjadi daerah dengan otonomi khusus dalam Kerajaan Georgia Bersatu. Pada masa ini pula terjadi invasi Mongol ke Georgia yang berdampak besar pada wilayah timur. Tahun 1463 Imereti memisahkan diri dari Kerajaan Georgia Bersatu dan mendirikan kerajaannya sendiri yang berkuasa atas wilayah Georgia Sebelah Barat.Kesalahan pengutipan: Tag <ref>
harus ditutup oleh </ref>
Pada awal abad ke-19, region menghadapi serangan beruntun dari Kekaisaran Rusia yang berusaha memperkuat kedudukannya di Kaukasus. Imereti awalnya dapat bertahan, hingga akhirnya, Raja Solomon II, yang merupakan raja terakhir dipaksa untuk turun tahta pada 1810 ketika Rusia akhirnya menganeksasi region ini.[3]
Rusia memasukkan region ini sebagai bagian dari Kegubernuran Kutaisi yang bertahan hingga proklamasi kemerdekaan Georgia tahun 1918. Rusia memperkenalkan aturan-aturan dan hukum yang baru, tak hanya berdampak pada rakyat Imereti, melainkan pula Gereja Ortodoks Georgia yang ada di sana. Otoritas Rusia secara sepihak menrasfer properti milik Gereja Georgia ke Gereja Ortodoks Rusia dan mengurangi jumlah eparki milik Gereja Georgia di Imereti.[2]
Kondisi yang ditimbulkan akibat aneksasi Rusia membuat rakyat Imereti, baik dari kalangan bangsawan, petani, maupun gerejawi murka.[3] Pada 1819 terjadilah Pemberontakan Imereti yang ditujukan agar Rusia membatalkan kebijakan sepihak pada bidang agama, yang menyinggung masyarakat. Namun, lama kelamaan pemberontakan tersebut berubah menjadi gerakan anti-Rusia secara umum. Otoritas Rusia menghukum para pemimpin pemberontakan sembari menganjurkan agar para petani tidak turut terlibat.[3]
Dua tahun setelah pemberontakan, Imereti diinvasi oleh Bolshevik yang sukses menumbangkan Kekaisaran Rusia dan mendirikan Uni Soviet. Region ini ditetapkan sebagai bagian dari Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia pada 1922-1936, hingga akhirnya kemudian menjadi bagian Republik Sosialis Soviet Georgia pada 1936-1991.[3]
Subdivisi
Region ini terdiri dari 1 kota dan 10 distrik sebagai berikut.
- Kutaisi (kota)
- Distrik Baghdati
- Distrik Vani
- Distrik Zestaponi
- Distrik Terjola
- Distrik Samtredia
- Distrik Sachkhere
- Distrik Tqibuli
- Distrik Chiatura
- Distrik Tsqaltubo
- Distrik Kharagauli
- Distrik Khoni
Ekonomi
Imereti memiliki sektor industri pertambangan yang cukup berkembang. Pusat produksi mangan ada di Distrik Chiatura, sementara pengolahan besi dan tembaga ada di Distrik Zestaponi, dan batubara di Tqibuli.[3]
Referensi
- ^ "Sub-national HDI - Area Database - Global Data Lab". hdi.globaldatalab.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-09-13.
- ^ a b c Mikaberidze, Alexander (2015). Historical Dictionary of Georgia. Rowman & Littlefield. hlm. 364. ISBN 9781442241466.
- ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaMikaberidze 365
Pranala luar
42°10′N 42°59′E / 42.167°N 42.983°E