Lompat ke isi

Bahasa Bengali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 Desember 2004 20.10 oleh Bennylin (bicara | kontrib) (kategori: bahasa)
Bangla(বাঙলা)
Dituturkan di:Bangladesh, India, dan beberapa negara lainnya
Jumlah penutur keseluruhan: 210 juta
Peringkat:5
Keluarga bahasa
Klasifikasi:

Indo-Eropa
 Bahasa Indo-Iran
  Bahasa Indo-Arya
   Indo-Arya Timur
    Apabhransa Avahattha
      Bangla

Status Resmi
Bahasa Resmi:Bangladesh, Bengala Barat, India
Diatur oleh:The Bangla Academy di Bangladesh dan Bengal Sahityo Porishod di India
Kode Bahasa
SIL Code:BNG
ISO 639-1:bn
ISO-639-2:ben

Bahasa Bengali adalah anak cabang dari Bahasa Indo-Arya. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak didunia, dengan penutur lebih dari 200 juta jiwa yang masing-masing berada di Bangladesh (sekitar 120 juta), India (kurang lebih 70 juta). Di India, Bahasa Bengali dituturkan di negara bagian Bengala Barat, Assam, Tripura hingga Manipur disamping penutur yang tersebar di berbagai penjuru dunia.

Bahasa Bengali dibagi menjadi dua dialek sosial yakni, yang disebut sebagai Shadhu Bhasa (yakni bahasa standar)yang didasarkan pada dialek kota Kolkata, sedangkan Cholit Bhasa adalah bahasa non-standar yang tergantung pada wilayah tutur Bahasa itu sendiri. Di Bangladesh, bahasa Bengali didasarkan pada dialek yang dipakai di kota Dhaka.

Istilah Bengali adalah istilah Inggris untuk menjabarkan bahasa dan masyarakat wilayah Bengala. Berasal dari kata Vanga yang kemudian berubah menjadi Bangalaah oleh lidah Persia, kemudian menjadi Bengali(dalam lafal setempat diucapkan sebagai Benggoli). Kata Bangla pun kini diterima sebagai istilah baku. Sedangkan masyarakat setempat menyebut wilayahnya dengan istilah Bongo. Kini Tanah Bengali terbagi menjadi dua wilayah, yakni Poschim Bongo (West Bengal) dan Purbo Bongo (Bangladesh).

Sejarah Bahasa Bengali

Bahasa Bengali mulanya berkembang dari dialek timur bahasa Indo-Arya yang disebut Pracya dan dialek ini dipakai oleh kaum Budha di India pada masa tersebut (kira-kira tahun 700 SM). Kemudian Pracya berkembang lagi menjadi bahasa Magadhan (antara tahun 300-500 Masehi). Bahasa Magadhan ini lalu berubah lagi dalam bentuk Apabhransa yang artinya menyimpang (Chatterjee, 1926). Namun menurut H. Jacobi, Apabhransa mulai ada sejak abad ke-6 Masehi dan berlangsung antara tahun 600-1000 Masehi.

Seorang petualang Cina bernama Hiuen Tsang pada abad ke-7 menulis bahwa pada masa itu, seluruh belahan timur India menggunakan bahasa yang sama. Setelah masa tersebut, dimulailah perkembangan Bahasa Bengali dengan tahapan sebagai berikut :

Huruf Bengali

Huruf Bengali sangat mirip dengan Huruf Devanagari di Bahasa Hindi dan sama-sama berasal dari aksara Brahmi, namun mulai berdiri sebagai huruf independen sejak abad ke-11. Huruf Brahmi berkembang pada masa pemerintahan Asoka, dan bentuknya yang sekarang telah tercatat pada tahun 1778 dan pada abad ke-19 telah menemukan jati dirinya yang sekarang ini.

Huruf Bengali atau Bangla Lipi, sama-sama bersumber dari huruf Brahmi. Lipi ini berkembang dari sistem penulisan India Kuno yang menorehkan tinta di atas daun lontar dan dimulai sejak zaman Raja Asoka (abad ke-3 SM).

Huruf Bengali sendiri berkembang dari varian timur huruf Brahmi yang disebut Kutilalipi, dan mulai berbeda sejak abad ke-7 Masehi. Tulisan Bengali berbentuk lebih runcing daripada huruf Devanagari meski masih sama-sama mempunyai garis lurus diatasnya. Sedangkan tulisan Bengali cetak untuk pertamakalinya digunakan pada buku ‘A Grammar of the Bengal Language’ karya N.B Halhed (1778). Pada tahun 1785, Warren Hastings meminta warga lainnya, yakni Charles Wilkins untuk membuat versi cetak huruf Bengali ini, sehingga Wilkins dijuluki sebagai bapak huruf cetak Bengali. Dia juga mengajarkan Panchanan Karmakar, seorang seniman terkemuka di masa itu cara pembuatan huruf cetak untuk Bengali.

Sistem ‘movable’ ini berlangsung lama hingga ditemukannya teknik Linotype pada tahun 1886, dan diperkenalkan ke dalam sistem cetak huruf Bengali oleh S.C. Majumdar, R. Basu dan sebagainya. Dan sistem inilah yang dipakai hingga sekarang.

Huruf Bengali terdiri atas 11 huruf hidup, 39 huruf mati (konsonan), dan 300 kombinasi huruf.

Kosakata Bengali

Kosakata bahasa Bengali berakar dari Prakerta Apabhransa yang mendapat pengaruh dari bahasa Inggris, Urdu, Persia, Turki dan bahasa-bahasa sekitar seperti Munda, Meithei dan sebagainya. Sebagian besar kosakata bahasa Bengali berakar dari unsur Sansekerta, dan hanya 2500 kosakata saja yang berasal dari bahasa Arab maupun Persia. Disamping itu, wilayah juga mempengaruhi cara pelafalan. Di Bengala Barat, nada sengau dalam bahasa ini mendapat pengaruh dari Dravida, sedangkan di bagian timur Bengala (Bangladesh) mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa Sino-Tibet dan Austro-Asia dengan dihilangkannya nada sengau dalam bahasanya. seperti (Bangshi, di barat..tetapi dibaca Bashi di timur).

Gerakan Bahasa di Bangladesh

Benggala Timur atau yang sekarang dikenal dengan Bangladesh pada tahun 1947-1971 merupakan bagian dari negara baru pecahan India, yakni Pakistan dengan nama Pakistan Timur. Dan bahasa nasional yang ditetapkan oleh negara baru ini adalah Bahasa Urdu yang justru hanya dimengerti oleh muslim Bihar yang minoritas di Pakistan Timur. Bahasa Urdu ditetapkan sebagai bahasa nasional dan lambang umat Islam di kawasan itu.

Akan tetapi, masyarakat Pakistan Timur yang mayoritas berbahasa Bengali menuntut persamaan hak dengan mensejajarkan Bengali dengan Urdu. Dari sini muncullah kalangan kelas menengah yang memperjuangkan Bahasa Bengali dan memunculkan apa yang disebut sebagai Gerakan Bahasa, gerakan ini mencapai titik puncaknya pada tanggal 21 Februari 1952, dimana pada saat itu terjadi demonstrasi di kota Dhaka. Kejadian itu memakan korban sekitar 7 mahasiswa Universitas Dhaka, namun pada akhirnya pemerintah Pakistan menetapkan Bahasa Bengali sejajar dengan Bahasa Urdu sebagai bahasa negara. Sejak saat itu, setiap tanggal 21 Februari diperingati di Bangladesh sebagai Hari Bahasa atau Bhasha Dibash, dan di kota Dhaka dibangun sebuah monumen untuk memperingati para syahid di bidang bahasa ini, yang dinamakan Shohid Minar.

Bahkan yang teristimewa, UNESCO sejak tanggal 17 November 1999 dan disetujui oleh 28 negara menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Sedunia atau International Mother Language Day. Bahasa Bengali benar-benar menjadi bahasa nasional semenjak kemerdekaan Bangladesh di tahun 1971.

Sementara itu di India, gerakan bahasa serupa pernah terjadi di Assam, pada tanggal 19 Mei 1961 yang memperjuangkan hak masyarakat Bengali di Silchar untuk menggunakan bahasanya sendiri. 11 orang tewas pada demonstrasi tanggal tersebut.

Dialek Bengali

Bahasa Bengali selain dibagi atas Shadu Bhasa dan Cholit Bhasa yang merupakan bentuk sosial (baku dan tidak baku), juga terbagi atas berbagai dialek lokal. Menurut Bhattacharya (1999), Bengali dibagi atas dua zona, yakni Zona Barat dan Zona Timur (Vanga atau Bongo atau Bengali Timur). Zona Barat ini dibagi lagi menjadi dialek-dialek Radha (selatan) yang terpecah jadi Bengali Barat Daya, dan Bengali Barat, Varendra (tengah utara), Kamrupa (utara). Dialek baku Bengali berasal dari dialek Bengali Barat yang dituturkan oleh masyarakat Kolkata.

Sedang Sen (1972) mempunyai klasifikasi yang agak berbeda, dia membagi dialek Bengali sebagai berikut :

  • Rarhi (Barat-Tengah)
  • Jharkandi (Barat-Daya)
  • Barendri (Utara)
  • Kamrupi (Timur Laut), dan
  • Bangali (Timur)

Dialek Bengali yang paling sulit dipahami oleh penutur Bengali lainnya adalah dialek-dialek yang dipakai di wilayah Noakhali dan Chittagong, Bangladesh. Sedangkan dialek Sylhet (Bangladesh Timur Laut) dipandang sebagai bahasa yang berbeda oleh penuturnya sendiri (disebut Sil'ot). Dialek-dialek Bangladesh mempunyai kata serapan Arab-Persia lebih banyak daripada dialek Bengali di India. Pengaruh Arab-Persia ini jauh lebih terlihat di dialek Sylhet, Noakhali dan Chittagong.

Kurang lebih 70 persen penutur bahasa Bengali beragama Islam.

Kesusasteraan Bengali

Kesusasteraan Bengali pertama kalinya diketahui dari kumpulan 47 lagu Carya yang ditulis oleh seorang guru agama Budha Mahayana pada masa antara 950-1200 Masehi. Kumpulan lagu tersebut ditemukan di Nepal pada tahun 1907 dan ditulis dalam bahasa Bengali Kuno. Sedangkan naskah tertua dari Bengali Madya ditemukan dalam naskah Sri-Krishna Kirtan dari Chandi-dasa yang berasal dari paruh akhir abad ke-14. Sedangkan kesusasteraani Bengali Pasca-Madya terbentuk dari kesusasteraan Vaisnava yang dipengaruhi oleh Chaitanya (1483-1533), dan berkembanglah sebuah bahasa sastera yang disebut sebagai Braja-Buli (bahasa kaum Vraja, kelahiran Sri Krishna) yang merupakan campuran antara bahasa Bengali, Bahasa Hindi dan Maithili.

Bahasa Bengali dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan seni, dan kesusasteraannyapun sudah banyak diakui oleh dunia. Para sastrawan Bengali modern yang terkenal antara lain.

Kata-kata dasar

Berikut ini ungkapan-ungkapan dasar bahasa Bengali :

  • Nomoshkar : Salam (untuk penganut Hindu), sedang Muslim menggunakan Assalamualaikum
  • Shu Prabhat : Selamat pagi
  • Shubho Ratri : Selamat malam
  • Apni kemon acchen? (baku) atau Tumi kemon accho? : Apa kabar?
  • Apnar naam ki?: Siapa nama anda?
  • Amar naam... : nama saya....
  • Nomoshkar atau Allah Hafiz : Selamat tinggal atau sampai jumpa
  • Dhonnobad : Terima kasih

Lihat juga

Kaitan Luar