Lompat ke isi

Surya Paloh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Februari 2024 12.46 oleh Henri Aja (bicara | kontrib) (Membatalkan 1 suntingan by ZulkfiKarim (bicara): -> bukan hirarki penugasan/tanggung jawab; atau tidak terkait jabatan (🕵️‍♂️))
Surya Paloh
Paloh pada tahun 2015
Ketua Umum Partai NasDem Ke-2
Mulai menjabat
25 Januari 2013
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
Masa jabatan
1977–1987
Direktur Utama Metro TV
Masa jabatan
2000–2006
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Pengganti
Wisnu Hadi
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Surya Dharma Paloh

16 Juli 1951 (umur 73)
Banda Aceh, Aceh, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikNasDem (2011–sekarang)
Afiliasi politik
lainnya
Golkar (1968–2011)
Suami/istri
Rosita Barack
(m. 1984)
AnakPrananda Surya Paloh
Orang tuaMuhammad Daud Paloh dan Nursiah Paloh
KerabatNova Harivan Paloh (keponakan)
Reino Barack (keponakan)
Tempat tinggalJakarta Selatan, DKI Jakarta
PendidikanFakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (keluar)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara (sarjana)
PekerjaanPolitikus, wirausahawan
ProfesiPemimpin Media Group
Direktur Utama MetroTV (2000–2006)
Dikenal karenaMetro TV, NasDem
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dr. (H.C.) Drs. H. Surya Dharma Paloh (lahir 16 Juli 1951) adalah politisi Indonesia dan pengusaha media massa sebagai pimpinan Media Group yang memiliki Harian Media Indonesia, Lampung Post, dan Stasiun Televisi MetroTV.[1][2] Dia aktif dalam politik dan sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Nasional Demokrat.[3] Dia adalah mantan Ketua Dewan Penasihat Partai Golongan Karya (Golkar) periode 2004-2009.[4] Ia juga pendiri ormas Nasional Demokrat, yang kemudian dianggap sebagai penerus Partai Nasdem (Partai Nasional Demokrat). Ia lahir dari pasangan Daud Paloh dan Nursiah Paloh.[5]

Kehidupan awal

Surya Paloh dilahirkan di Kuta Raja, Banda Aceh pada 16 Juli 1951. Ayahnya bernama Muhammad Daud Paloh adalah seorang perwira polisi dan ibunya bernama Nursiah. Ayahnya berasal dari Pidie, Aceh. Sebagai anak perwira polisi, ia hidup berpindah-pindah mengikuti perpindahan tugas ayahnya. Pada usia enam bulan, ayahnya diangkat sebagai komandan reserse di Langsa. Setahun kemudian, ayahnya menjadi komandan wilayah kepolisian di Kutacane. Tahun berikutnya ayahnya menjadi komandan distrik kepolisian di Labuhan Ruku, Asahan. Pada 1959, ayahnya dimutasi dengan jabatan yang sama ke Serbelawan, Dolok Batu Nanggar, Simalungun. Di sini, Surya Paloh menamatkan pendidikan sekolah dasarnya pada 1963 dan sekolah menengah pertama pada 1966.[6] Kemudian pada 1967, ayahnya menjadi komandan sektor kepolisian di Tarutung, sementara Surya Paloh melanjutkan sekolah menengah atasnya di Kota Medan.[7]

Karier

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mengunjungi Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, 2023

Surya Paloh menjadi pengusaha di Medan. Aktivitas politik menyebabkannya pindah ke Jakarta, menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dua periode sejak 1977 hingga 1987.[8][9] Justru di kota metropolitan ini, kemudian Surya Paloh terkenal sebagai seorang pengusaha muda Indonesia.

Surya Paloh mengenal dunia bisnis tatkala ia masih remaja. Sambil bersekolah ia berdagang teh, ikan asin, karung goni, dan lain-lain.[10] Ia membelinya dari dua orang tauke sahabat yang sekaligus gurunya dalam dunia usaha, lalu dijual ke beberapa kedai kecil atau ke perkebunan PT Perkebunan Nusantara. Di Medan, Surya Paloh mendirikan perusahaan karoseri sekaligus menjadi agen penjualan mobil.[11]

Ketua dan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia bertemu Surya Paloh, 2014

Saat masih dalam 14 tahun, Surya sudah memulai bisnis leveransir, di sebuah kota kecil Serbelawan tahun 1965. Ketika memasuki SMA Negeri 7 Medan tahun 1967, Surya bekerja pula sebagai Manajer Travel Biro Seulawah Air Service. Setamat SMA duduk di bangku kuliah, Surya dipercaya mengelola Wisma Pariwisata, di Jalan Patimura, Padang Bulan, Medan oleh pemilik Baharuddin Datuk Bagindo, yang juga memiliki pabrik korek api PT BDB di Pematang Siantar.[9][10]

Sembari berdagang, Surya Paloh juga bersekolah di SMA Negeri 7 Medan. Setelah itu ia melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi negeri di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tetapi tidak selesai dan melanjutkan pendidikannya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara, Medan hingga lulus pada 1975.[6] Dikenal karena aktif organiasi, Surya Paloh membuat organisasi massa yang sama-sama menentang kebijakan salah dari pemerintahan Orde Lama. Surya Paloh menjadi Ketua Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) Anak Cabang Dolok Batu/Serbelawan pada 1965 dan Ketua KAPPI Kotamadya Medan pada 1968.[9][10]

Setelah KAPPI bubar, ia menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekretariat Bersama Golongan Karya (Golkar). Beberapa tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI), lalu ia menjadi Ketua Umum PP-ABRI Sumatera Utara. Bahkan organisasi ini, pada tahun 1978, didirikannya bersama anak ABRI yang lain, di tingkat pusat Jakarta dikenal dengan nama Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).[9]

Joko Widodo bersama pemimpin partai Koalisi Kerjasama Partai Pendukung Pemerintah (KP3) termasuk Surya Paloh sedang makan malam, Juli 2018.

Sejak tahun 1973 bersama kakak iparnya Jusuf Gading, Surya dipercaya sebagai Direktur Utama PT Ika Diesel Bros untuk menjalankan usaha distributor mobil Ford dan Volkswagen, di Medan. Lalu, pada tahun 1975 ditunjuk pula menjadi kuasa usaha direksi Hotel Ika Darroy, terletak di Banda Aceh, merangkap sebagai Direktur Link Up Coy, Singapura, yang bergerak di bidang perdagangan umum.[10][12]

Surya Paloh mendirikan surat mabar Harian Prioritas pada 2 Mei 1986. Koran yang dicetak berwarna ini, laku keras. Akrab dengan pembacanya yang begitu luas sampai ke daerah-daerah. Sayang, surat kabar harian itu tidak berumur panjang, keburu dicabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) nya oleh pemerintah.[10] Isinya dianggap kurang sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik Indonesia.

Kendati bidang usaha penerbitan pers mempunyai risiko tinggi, bagi Surya Paloh, bidang itu tetap merupakan lahan bisnis yang menarik. Ia memohon SIUPP baru, tetapi setelah dua tahun tak juga keluar. Minatnya di bisnis pers tak bisa dihalangi, ia pun kerjasama dengan Achmad Taufik menghidupkan kembali Majalah Vista. Pada tahun 1989, Surya Paloh bekerja sama dengan Drs. T. Yously Syah mengelola koran Media Indonesia. Atas persetujuan Yously sebagai pemilik dan pemimpin redaksinya, Surya Paloh memboyong Media Indonesia ke Gedung Prioritas. Penyajian dan bentuk logo surat kabar ini dibuat seperti Prioritas. Kemajuan koran ini, menyebabkan Surya Paloh makin bersemangat untuk melakukan ekspansi ke berbagai media di daerah. Disamping Media Indonesia dan Vista yang terbit di Jakarta, Surya Paloh bekerjasama menerbitkan sepuluh penerbitan di daerah. Kesepuluh media tersebut adalah Harian Atjeh Post dan Mingguan Peristiwa di Aceh, Harian Mimbar Umum di Medan, Harian Sumatra Ekspres di Palembang, Harian Lampung Post di Bandar Lampung, Harian Gala di Bandung, Harian Yoga Pos di Yogyakarta, Harian Nusa Tenggara dan Bali News di Denpasar, Harian Dinamika Berita di Banjarmasin, serta Harian Cahaya Siang di Manado.[10]

Surya Paloh menghadirkan koran Proritas di pentas pers nasional dengan beberapa keunggulan. Pertama, halaman pertama dan halaman terakhir di cetak berwarna. Kedua, pengungkapan informasi kelihatan menarik dan berani. Ketika, foto yang disajikan dikerjakan dengan serius. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan koran ini dalam waktu singkat, berhasil mencapai sirkulasi lebih 100 ribu eksemplar. Tidak sampai setahun, break event point-nya sudah tercapai.[10] Ancaman yang selalu menghantui Prioritas justru bukan karena kebangkrutan, tetapi pencabutan SIUPP oleh pemerintah. Terbukti kemudian, ancaman itu datang juga. Koran Prioritasnya mati dalam usia yang terlalu muda karena pemberitaannya dianggap kasar dan telanjang.[butuh rujukan]

Salah satu pengusung kebebasan pers adalah Surya Paloh. Kebebasan pers menjadi yang Surya perjuangkan baru memperoleh pembenaran pada era reformasi. Pers akhirnya memperoleh kebebasannya yang hilang melalui Permenpen Nomor 1/Per/Menpen/1984 dicabut oleh Menpen Yunus Yosfiah pada tahun 1998. Pada 18 November 2000, Surya mengundang Presiden Abdurrahman Wahid untuk meresmikan pendirian Metro TV sebagai sebuah stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Lambang kepala burung rajawali putih mulai muncul pada dua entitas media yang berpengaruh miliknya, koran Media Indonesia dan stasiun televisi Metro TV. Seminggu kemudian tepatnya pada 25 November 2000 Metro TV mulai mengudara pertama kali, menyajikan siaran berita selama 18 jam setiap hari dengan dukungan teknologi yang fully digital. Kemudian, tanggal 1 April 2001 Metro TV siaran non-stop selama 24 jam setiap hari. Kehadiran Metro TV menjadi sebuah terobosan terbesar dalam dunia pertelevisian nasional.[10]

Penghargaan

  1. Penganugerahan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dalam bidang sosiologi politik dari Universitas Brawijaya tahun 2022[13]
  2. Lencana Bintang Astha Hannas 2019[14]
  3. Anugerah Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Republik Indonesia 2015[15]
  4. Gelar Honorary Profesorship (Profesor Kehormatan) dari Beijing Foreign Studies University, Beijing, Cina, pada Rabu, 10 September 2014.[16]

Rujukan

  1. ^ "About Metro TV". Metrotvnews.com. Redaksi Metro TV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-09. Diakses tanggal 19-10-2014. 
  2. ^ "Sejarah Media Indonesia". Media Indonesia. Redaksi Media Indonesia. Diakses tanggal 19-10-2014. 
  3. ^ "Susunan Pengurus DPP Partai Nasional Demokrat". Partai Nasional Demokrat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-28. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 
  4. ^ RH, Priyambodo, ed. (7 September 2011). "Surya Paloh quits Golkar party". ANTARA News. Redaksi Antara News. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 
  5. ^ "The rise of media owners in RI politics". The Jakarta Post. 23 November 2011. Diakses tanggal 19 Oktober 2014. 
  6. ^ a b https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/surya-paloh/
  7. ^ https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/pembawa-suara-masa-depan/4/
  8. ^ https://books.google.co.id/books?id=_wQ3AAAAIAAJ&pg=PA47
  9. ^ a b c d https://books.google.co.id/books?id=edVk8oFMZ_cC&pg=PA476
  10. ^ a b c d e f g h "Pembawa Suara Masa Depan". Redaksi Tokohindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-17. Diakses tanggal 7 Mei 2022. 
  11. ^ Indriani, Ruth Meliana Dwi (2022-10-24). "Sepak Terjang Surya Paloh di Dunia Politik dan Usaha: Bakat Dagang Sejak Remaja". suara.com. Diakses tanggal 2023-06-02. 
  12. ^ "Profil Surya Paloh". Tokoh Tokoh. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-23. Diakses tanggal 21 Oktober 2014. 
  13. ^ https://fisip.ub.ac.id/fisip-ub-usulkan-gelar-doktor-honoris-causa-untuk-surya-paloh/
  14. ^ https://www.antaranews.com/berita/962733/surya-paloh-terima-penghargaan-lencana-bintang-astha-hannas
  15. ^ https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_anugerahkan_tanda_kehormatan_kepada_46_tokoh
  16. ^ https://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/11/surya-paloh-dapat-anugerah-gelar-profesor-kehormatan-dari-beijing
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Patrice Rio Capella
Ketua Umum Partai Nasdem
2013–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
-
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar
2004–2009
Diteruskan oleh:
Akbar Tanjung
Jabatan media
Jabatan baru Direktur Utama Metro TV
2000–2006
Diteruskan oleh:
Wisnu Hadi