Tionghoa
- Untuk artikel yang lebih rinci mengenai kaum Tionghoa di Indonesia, lihat Tionghoa-Indonesia.
Tionghoa (dialek Hokkien dari kata 中华 [中華], yang berarti Bangsa Tengah; dalam bahasa Mandarin ejaan Pinyin, kata ini dibaca "zhonghua") merupakan sebutan lain untuk orang-orang dari suku atau ras Tiongkok di Indonesia. Kata ini dalam bahasa Indonesia sering dipakai untuk menggantikan kata "Cina" yang kini memiliki konotasi negatif karena sering digunakan dalam nada merendahkan.
Kata ini juga dapat merujuk kepada orang-orang keturunan Cina yang tinggal di luar Republik Rakyat Cina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.
Wacana Tionghoa (zhonghua atau cung hwa) setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Tiongkok untuk terbebas dari kekuasaan dinasti dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Kata ini pertama kali diperkenalkan secara luas oleh Dr. Sun Yat-sen, yang merupakan Bapak Revolusi Cina dengan mendirikan Republik Cina (中華民國, Zhonghua Minguo) pada tahun 1911, setelah menggulingkan Dinasti Qing. Kemenangan Revolusi Cina ini memberi inspirasi terhadap perjuangan dan kebangkitan nasional di Indonesia. Mao Zedong juga meneruskan penggunaan kata Zhonghua untuk negara Republik Rakyat Cina (中華人民共和國, Zhonghua Renmin Gongheguo) yang diproklamasikan pada tahun 1949.
Pembicaraan mengenai Tionghoa di Indonesia biasanya meliputi percaturan orang-orang Tionghoa dalam politik, sosial dan budaya di Indonesia. Kebudayaan Tionghoa merupakan salah satu pembentuk dan bagian integral yang tak terpisahkan dari kebudayaan nasional Indonesia sekarang ini. Kebudayaan Tionghoa di Indonesia walau berakar dari budaya leluhur, namun telah sangat bersifat lokal dan mengalami proses asimilasi dengan kebudayaan lokal lainnya.
Akibat tekanan rezim Orde Baru, banyak dari antara orang Tionghoa telah menanggalkan nama aslinya dan menggunakan nama-nama lokal, meskipun secara diam-diam masih memakainya untuk kegiatan di kalangan mereka. Namun seiring dengan terjadinya Reformasi, tanpa rasa takut mereka kembali menggunakan nama Tionghoa mereka, meskipun masih banyak yang enggan memakainya kembali.
Selain itu Tionghoa dapat mengacu pada beberapa hal berikut:
Tokoh dan organisasi
- Suku Tionghoa-Indonesia
- Daftar tokoh Indonesia keturunan Tionghoa
- Tiong Hoa Hwee Koan
- Perhimpunan Indonesia Tionghoa
- Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia
- Persatuan Islam Tionghoa Indonesia
- Partai Tionghoa Indonesia
- Wikipedia bahasa Tionghoa
Bahasa dan sastra
- Aksara Tionghoa
- Peribahasa Tionghoa
- Sastra Tionghoa
- Sejarah Sastra Tionghoa
- Sastra Jawa-Tionghoa
- Bahasa Tionghoa tertulis
- Bahasa Tionghoa lisan
- Daftar kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia
Subbahasa Bahasa Tionghoa:
- Bahasa Tionghoa Klasik
- Bahasa Tionghoa Kuna
- Bahasa Hokkien
- Bahasa Tiochiu
- Bahasa Hakka
- Bahasa Kantonis
- Bahasa Mandarin
- Bahasa Taiwan
Budaya
- Nama Tionghoa
- Astrologi Tionghoa
- Mitologi Tionghoa
- Kalender Tionghoa
- Budaya teh Tionghoa
- Masakan Tionghoa-Indonesia
- Pengobatan tradisional Tionghoa
- Kepercayaan tradisional Tionghoa
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) PortalBudaya Tionghoa
- (Indonesia) Mailing-List Budaya Tionghoa
- (Indonesia) China : Penghinaan atau Bukan?
- (Indonesia) Cina vs Tionghoa
- (Indonesia) Sejarah singkat: Tionghoa, Dulu dan Sekarang (bagian 1) dan (bagian 2)