Muhammad Dahlan
Muhammad Dahlan | |
---|---|
Menteri Agama Indonesia Ke-11 | |
Masa jabatan 17 Oktober 1967 – 11 September 1971 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Pasuruan, Keresidenan Pasuruan, Hindia Belanda | 2 Juni 1909
Meninggal | 1 Februari 1977 Indonesia | (umur 67)
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | NU |
Sunting kotak info • L • B |
K.H. Muhammad Dahlan (2 Juni 1909 – 1 Februari 1977) bertepatan dengan 14 Jumadil Ula 1327 Hijriah, di Desa Mandaranrejo, Panggungrejo, Pasuruan, Jawa Timur. Muhammad Dahlan adalah putera ketiga dari lima bersaudara. Ayah-ibu Dahlan bernama Abdul Hamid dan Chamsiyah. Desa tempat tinggal Dahlan itu terletak di pesisir pantai, kurang lebih berjarak tiga kilometer dari Kota Pasuruan.
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Bersama kakak sulungnya, dengan rajin ia mengikuti kelompok-kelompok pengajian sebagaimana para ulama terdahulu yang mengikuti pengajian di sekitar halaman Masjid Al-Harram Makkah. Di kota suci itu ia belajar berbagai ilmu keagamaan, dan mengenal dunia luar secara umum yang kelak menjadi bekal dalam membangun negerinya terutama ketika berkiprah di NU. Tampilnya Dahlan di gelanggang pergerakan dimulai tahun 1930. Dialah tokoh yang merintis terbentuknya organisasi NU cabang Bangil, dan sekaligus menjadi ketuanya. Lima tahun kemudian ia terpilih menjadi ketua NU cabang Pasuruan.
Menteri Agama
[sunting | sunting sumber]Di bidang pemerintahan, Ia diberi amanah untuk menjabat Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan I pemerintahan presiden Soeharto (1967-1971), Ia juga yang memelopori musyawarah antarumat beragama tanggal 30 November 1967, agar peristiwa-peristiwa intoleransi antaragama tidak terulang lagi. KH. M. Dahlan yang memimpin pertemuan mengajukan pokok-pokok rencana persetujuan, yang intinya agar propaganda agama tidak dilakukan dengan tujuan meningkatkan jumlah pemeluk masing-masing agama, namun dilaksanakan untuk memperdalam pemahaman dan pengamalan tentang agamanya masing-masing.
Salah satu jasa besarnya bagi bangsa ini adalah bersama Prof. KH. Ibrahim Hosen memprakarsai penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional yang untuk pertama kalinya diadakan di Ujungpandang. Selain itu, bersama KH. Zaini Miftah, KH. Ali Masyhar dan Prof. DR. HA Mukti Ali pada 23 Januari 1970 membentuk Yayasan Ihya Ulumuddin, merintis berdirinya Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), sebuah perguruan tinggi yang secara khusus mengajarkan seni baca dan menghafal Al-Qur’an. Dia juga melanjutkan pembangunan Masjid Istiqlal, dan mempelopori musyawarah antarumat beragama.[1]
Di bidang keilmuan, Dahlan terlihat menonjol pada disiplin ilmu fikih yang ditunjang dengan koleksi kitab-kitab yang dimilikinya. Hal itu menyebabkan Dahlan sangat moderat dalam memandang perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan imam madzhab. Ia tampak tidak kaku dengan pendapat madzhab tertentu dalam menentukan suatu hukum, sejauh pendapat itu dinilainya cukup argumentatif.
Wafat
[sunting | sunting sumber]Kebiasaan Kiai Dahlan yang tidak pernah ditinggalkan semenjak menetap di Pasuruan hingga pindah ke Jakarta adalah membaca Kitab Dalail Khairat selepas salat Subuh hingga menjelang salat dhuha atau sesudah salat Maghrib sampai salat Isya. Pada tanggal 1 Februari 1977, selesai membaca kitab seperti hari-hari biasanya, KH. Muhammad Dahlan berpulang ke Rahmatullah. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, sebagai wujud dari pengakuan pemerintah atas jasa-jasanya dalam turut serta membangun bangsa Indonesia.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]KH. Muhammad Dahlan (1909-1977) Menteri Agama Penggagas MTQ & Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Di Indonesia Diarsipkan 2012-10-19 di Wayback Machine.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: KH. Saifuddin Zuhri |
Menteri Agama Indonesia 1967–1971 |
Diteruskan oleh: Prof. Dr. H.A. Mukti Ali |
- ^ Kurniawati, Endri (2022-03-07). "Muhammad Dahlan, Menteri Agama Pelopor". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-11.