Lompat ke isi

Sungai Negara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Sungai Negara.png
Peta aliran Sungai Negara dan cabang-cabangnya yang bermuara di Sungai Barito.

Sungai Negara atau Sungai Bahan (Banjar: Sungaî Nagarā) adalah sebuah sungai yang mengalir di wilayah Kalimantan bagian tenggara, tepatnya di provinsi Kalimantan Selatan. Sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Kalsel setelah Sungai Barito. Sungai ini merupakan anak sungai Barito sehingga muaranya berada di Sungai Barito. Sungai ini berujung di wilayah pegunungan Meratus di Kabupaten Tabalong. Muara Sungai Negara berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Tapin dan Barito Kuala, dimana terdapat Kota Marabahan (nama historisnya Bandar Muara Bahan). Nama Sungai Negara diambil dari nama Distrik Negara (bekas pusat Kerajaan Negara Daha) . Pada masa Kerajaan Negara Daha (masa pra-Islam), nama sungai ini sendiri adalah Sungai Bahan (nama kuno). Daerah aliran sungai Negara juga dinamakan kawasan Batang Banyu.

Sungai Negara menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Selatan bagian utara, baik untuk sumber air maupun sara transportasi. Salah satu lokasi yang paling dikenal yang melewati Sungai Negara adalah Margasari di Kabupaten Tapin dan Negara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kenampakan alam

Lembah

Perkampungan di tepi sungai Negara pada zaman Belanda.

Kawasan ini dapat dicapai dengan mempergunakan jalan yang menghubungkan Banjarmasin dan Balikpapan, melalui Kandangan dan Amuntai. Dengan luas sekitar 250.000 hektare, lembah ini kemungkinan merupakan daerah paling subur di Kalimantan, dan sebagai akibatnya populasi penduduk disini sangat tinggi bila dibandingkan dengan bagian lainnya di Kalimantan. Rawa Negara terletak di antara Sungai Barito dan Pegunungan Meratus. Rawa dengan permukaan yang terbuka dan air yang dalam, memanjang sampai ke daerah danau (Danau Bangkau, Danau Panggang dan Danau Sembujur) yang membentuk dataran banjir musiman dan melindungi daerah hilir dari banjir dan intrusi air asin. Masyarakat lokal umumnya dari suku Banjar, memiliki sistem tata guna lahan yang sangat menarik, menggabungkan berbagai varietas padi yang tumbuh di permukaan/mengambang, kerbau dan beternak bebek. Habitat utama adalah hutan rawa gambut yang sudah ditebang dan hutan riparian, hutan rawa Melaleuca/Combretocarpus, berbagai bentuk rawa terbuka dengan vegetasi mengambang atau rawa berumput, badan air yang terbuka dan lahan pertanian. Masyarakat mempergunakan kawasan ini sebagai tempat untuk mencari kayu, menebang pohon untuk bahan perabot rumah-tangga (furniture), lahan pertanian, perikanan, dan kemungkinan perburuan burung.[1]

Referensi