Lompat ke isi

Kepulauan Cocos (Keeling)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kepulauan Cocos (Keeling)

{{{coat_alt}}}
Lambang
SemboyanMaju Pulu Kita
(Indonesia: "Majulah Pulau Kita")
Lagu kebangsaan
Advance Australia Fair
(Indonesia: "Majulah Australia Jaya")
Lokasi
Lokasi
Ibu kotaWest Island
12°11′13″S 96°49′42″E / 12.18694°S 96.82833°E / -12.18694; 96.82833
Desa terbesarBantam
12°07′05″S 96°53′45″E / 12.1181°S 96.8958°E / -12.1181; 96.8958
Bahasa resmiInggris dan Melayu
PemerintahanMonarki konstitusional
• Raja
Charles III
Peter Cosgrove
• Administrator
Natasha Griggs
• Shire
Seri Wati Iku
LegislatifShire Council
Teritori eksternal Australia
• Dikuasai oleh Imperium Britania Raya
1857
• Diambil alih oleh Australia
1955
 - Perairan (%)
dapat diabaikan
Penduduk
 - Perkiraan 2014
596[1] (253)
 - Sensus Penduduk 2016
544[2] (0)
43/km2 (0)
PDB (nominal)2010
 - Total
US$11.012.550[3]
Mata uangDolar Australia (A$)
(AUD)
Zona waktuWaktu Standar Cocos
(UTC+6.30)
Lajur kemudikiri
Kode telepon+61-8-9162
Kode ISO 3166CC
Ranah Internet.cc
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kepulauan Cocos (Keeling) adalah sebuah Wilayah Luar negeri Australia yang terdiri dari 2 atol dan 27 kepulauan koral. Pulau ini terletak di Samudera Hindia.

Sejarah

Penampakan pertama dan awal pemukiman

Kepulauan Cocos (Keeling) pertama kali dilihat oleh Kapten William Keeling ketika beliau sedang melayani Perusahaan Hindia Timur Britania. Saat itu, kepulauan tersebut tidak berpenghuni dan Keeling maupun pelayar lainnya tidak berusaha untuk menempatinya hingga abad ke-19, namun Kapten Keeling dihormati sebagai penemu pertama dengan penganugerahan nama keluarganya sebagai bagian dari nama kepulauan tersebut.

Pada tahun 1814, seorang pedagang laut Skotlandia, Kapten John Clunies-Ross berhenti sementara di kepulauan Cocos (Keeling) dalam perjalanan menuju India. Beliau menancapkan Bendera Britania Raya dan berencana untuk kembali dan menempati kepulauan tersebut bersama keluarganya. Sebelum rencana tersebut tercapai, Alexander Hare, seorang warga Inggris, mempekerjakan saudara Clunies-Ross untuk membawanya beserta dengan harem-nya yang terdiri dari 40 wanita Melayu ke kepulauan Cocos (Keeling) di mana dia berencana untuk membuat sebuah kediaman pribadi. Hare sebelumnya bekerja sebagai gubernur Maluka, salah satu jajahan di pulau Kalimantan. Ketika Clunies-Ross kembali bersama dengan istri, anak-anak, dan ibu mertuanya, dia mendapati Hare yang sudah menempati kepulauan tersebut. Wanita harem Hare lambat laun mulai meninggalkan Hare untuk menikahi pelaut-pelaut Clunies-Ross. Patah semangat, Hare meninggalkan kepulauan Cocos (Keeling) dan wafat di Bencoolen pada tahun 1834.

Buruh Clunies-Ross dibayar dengan mata uang bernama "Rupee Cocos". Mata uang ini diproduksi oleh Clunies-Ross sendiri dan hanya dapat ditebus di toko perusahaannya.

Pada tanggal 1 April 1836, HMS Beagle yang dipimpin oleh Kapten Robert FitzRoy datang dalam rangka ekspedisi penelitian Beagle kedua. Charles Darwin, salah satu penumpang kapal, mendarat untuk mempelajari sejarah alami kepulauan Cocos (Keeling) dan mengumpulkan beberapa contoh. Perjalanan ini mendukung teori Darwin tentang bagaimana atol terbentuk yang dia terbitkan sebagai The Structure and Distribution of Coral Reefs. Asisten Darwin yang bernama Syms Covington mencatat bahwa kepulauan tersebut dihuni oleh seorang orang Inggris (sebenarnya orang Skotlandia) bersama dengan keluarganya dan sekitar 60 atau 70 mulatto dari Tanjung Harapan. Clunies-Ross sendiri tidak ada karena beliau sedang berada di Tanjung Harapan.

Pencaplokan oleh Kerajaan Inggris

Kerajaan Inggris mencaplok kepulauan Cocos (Keeling) pada tahun 1857. Pencaplokan ini dilakukan oleh Kapten Stephen Grenville Fremantle dalam HMS Juno. Dia menangkat Ross II sebagai pengurus kepulauan. Pengelolaan kepulauan Cocos (Keeling) kemudian dimasukkan dalam pemerintahan Negeri-Negeri Selat yang terdiri atas Penang, Melaka, dan Singapura. Ratu Victoria menganugerahkan keluarga Ross hak milik kekal atas kepulauan Cocos (Keeling).

Pada tahun 1901, sebuah stasiun kabel telegram didirikan di Pulau Direction. Kabel-kabel bawah laut menghubungan kepulauan Cocos (Keeling) dengan Rodrigues, Batavia, dan Fremantle. Stasiun kabel ini berhenti beroperasi pada tahun 1966. Sebuah stasiun tanpa kabel yang dapat berkomunikasi dengan kapal yang lalu lalang juga didirikan pada tahun 1910.

Perang Dunia I

Di pagi hari tanggal 9 November 1914, kepulauan Cocos (Keeling) menjadi saksi Pertempuran Cocos, salah satu pertempuran laut pertama dalam Perang Dunia I. Satu partai pendaratan dari kapal penjelajan Jerman bernama SMS Emden menangkap dan melumpuhkan stasiun komunikasi kabel dan tanpa kabel di Direction Island, namun stasiun-stasiun tersebut dapat mengirim panggilan gawat. HMAS Sydney, sebuah kapal penjelajah Australia mendapatkan pesannya dan mengirim konvoi untuk menyelidiki.

Sydney mendapati Emden dan mulai bersiap untuk bertempur. Emden yang mengalami kerusakan parah mendarat di North Keeling Island. Setelah mengejar kapal collier pembantu Emden, Sydney menuju ke North Keeling Island dan menembakkan dua salvo ke Emden. Pasukan Jerman segera menyerah dan melambaikan bendera putih. Setelah Sydney memastikan keadaan stasiun transmisi, ia kembali untuk menyediakan bantuan medis kepada pasukan Jerman.

Perang Cocos menewaskan 134 personil Emden, dengan 69 luka-luka, sementara Sydney kehilangan 4 personilnya dengan 16 luka-luka. Pasukan Jerman yang selamat dipindahkan ke Kolombo sebelum diterbangkan ke Malta untuk diserahkan ke Angkatan Darat Britania. Pasukan Jerman yang dapat kabur sebelum Sydney datang menaiki sekunar ke Direction Island untuk dapat sampai ke Constantinople.

Perang Dunia II

Dalam Perang Dunia II, stasiun kabel yang ada di kepulauan Cocos (Keeling) kembali berperan penting untuk mencari arah dengan Y-station. Pasukan Sekutu menyadari bahwa pasukan Jerman dapat mencoba untuk menguasai kepulauan Cocos (Keeling) sebagai dasar operasi perdagangan di Samudra Hindia. Setelah Jepang masuk dalam perang, pasukan Sekutu mencoba untuk menghindari perhatian Jepang ke kepulauan Cocos (Keeling) dengan memberhentikan pelabuhan pesawat terbang laut antara Direction Island dan Horsburgh Island, sementara transmisi radio tidak digunakan kecuali untuk keadaan darurat. Pada saat itu, Jepang telah menguasai kepulauan-kepulauan yang ada di dekat Cocos.

Setelah Malaya dan Singapura jatuh ke tangan Jepang pada tahun 1942, kepulauan Cocos (Keeling) diperintah dari Ceylon. Pasukan Sekutu memerintah Direction Island dan West Island untuk melindungi pelabuhan dari serangan Jepang. Pada saat itu, semua warga kepulauan tinggal di Home Island yang terletak di timur West Island. Selama perang, Jepang tidak memiliki hasrat untuk menguasai kepulauan Cocos (Keeling), terkecuali serangan dari kapal selam I-66 yang tidak menimbulkan kerusakan apapun.

Pada malam 8-9 Mei 1942, beberapa pasukan Sekutu dari Pasukan Pertahanan Ceylon melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh Gratien Fernando. Pemberontakan ini dilakukan karena perilaku perwira Britania dan dukungan anti-imperialisme mereka. Para pemberontak dapat membunuh satu perwira dan melukai satu lainnya sebelum dihentikan. Tujuh perwira yang ikut dalam pemberontakan diberikan hukuman mati dalam pengadilan yang nantinya diduga tidak dilaksanakan dengan baik. Tiga dari mereka, termasuk Fernando, dieksekusi, sementara empat lainnya diampuni. Hukuman ini menjadi satu-satunya kasus dalam Perang Dunia II dimana pasukan dari Persemakmuran Britania dieksekusi mati.

Saat perang hampir berakhir, dua landasan terbang dibangun di Kepulauan Cocos (Keeling) dan tiga skuadron pengebom dipindahkan ke kepulauan untuk melancarkan serangan terhadap pasukan Jepang di Asia Tenggara serta membantu dalam pemerdekaan Malaya dan Singapura. Pesawat pertama yang dikirim adalah Supermarine Spitfire Mk VIIIs dari Pasukan RAF No. 136. Pesawat tersebut juga ditumpangi oleh beberapa pasukan bom Liberator dari Pasukan RAF No. 321 (Belanda) yang terdiri atas pasukan Belanda yang terusir dan bekerja dengan Angkatan Udara Britania Raya. Pada Juli 1945, pasukan RAF No. 99 dan 356 sampai di West Island membawakan koran Atoll yang berisi berita dunia luar. Koran-koran ini dijatuhkan oleh pembom Liberator pada camp tahanan perang Jepang.

Penyerahan ke Australia

Setelah Perang Dunia II, kepulaun Cocos (Keeling) diberikan ke Singapura dan menjadi bagian Koloni Singapura secara singkat sebelum berpindah tangan ke Australia menurut Cocos (Keeling) Islands Act 1955 (Australia) yang mengikuti Cocos Islands Act 1955 (Britania Raya). H.J. Hull ditunjuk sebagai Wakil Resmi (sekarang Administrator) pertama dari wilayah Cocos (Keeling). Menurut Commonwealth Cabinet Decision 1573 pada 9 September 1958, beliau dibebastugaskan dan digantikan oleh John William Stokes dari Kepolisian Wilayah Utara.

Stokes bertugas sebagai Administrator hingga 30 September 1960 sebelum digantikan oleh C.I. Buffett dari Pulau Norfolk yang bertugas dari 28 Juli 1960 hingga 30 Juni 1966 sebagai Administrator dari Kepulauan Cocos dan Pulau Norfolk.

Walau begitu, pemerintah Cocos pada akhirnya berada di tangan keluarga Ross yang sudah memerintah sejak abad ke-19. Pemerintahan Australia tidak puas dengan pemerintahan Ross yang bergaya feodal di Cocos. Pada tahun 1978, Australia memaksa keluarga Ross untuk menjual kepulauan Cocos dengan harga A$6.250.000 dengan ancaman perolehan wajib. Menurut perjanjian, keluarga Ross tetap dapat menguasai Oceania House mereka yang terletak di kepulauan Cocos. Namun, pada tahun 1983, pemerintahan Australia membelot perjanjian ini dan mengatakan bahwa keluarga Ross yang saat itu dipimpin oleh John Clunies-Ross bahwa mereka harus segera angkat kaki dari kepulauan Cocos. Pada tahun berikutnya, Pengadilan Tinggi Australia mengumumkan ketidakbolehan pemerintah untuk berbisnis dengan keluarga Ross. John Clunies-Ross saat ini tinggal di Perth, namun beberapa anggota keluarganya masih ada yang menetap di kepualuan Cocos (Keeling).

Pemerintahan Australia selanjutnya mempersiapkan pemungutan suara untuk kemerdekaan untuk warga Melayu Cocos yang diawasi oleh PBB. Sementara Dewan Home Island menginginkan musyawarah mufakat, PBB menuntut untuk voting luber jurdil. Menurut petunjuk yang diberikan oleh Komite Dekolonisasi PBB, penduduk dapat memilih satu dari tiga pilihan: kemerdekaan penuh, asosiasi bebas dengan Australia, atau integrasi dengan Australia. Integrasi dengan Australia dijadikan tujuan baik bagi penduduk Cocos dan pemerintahan Australia. Pergantian pemerintahan di Canberra setelah pemilu tahun 1983 menunda referendum hingga 6 April 1984, dimana seluruh penduduk yang dapat ikut referendum memberikan suara mereka. Dari 261 peserta, 229 memilih integrasi, 21 asosiasi bebas, 9 kemerdekaan, dan 2 lainnya tidak menentukan pilihan. Alhasil, kepulauan Cocos (Keeling) tetap menjadi salah satu wilayah dari Australia.

Pemerintahan

Ibukota dari Wilayah Kepulauan Cocos (Keeling) adalah West Island, sementara pemukiman terbesar adalah desa Bantam yang terletak di Home Island. Pemerintahan kepulauan didasari oleh Cocos (Keeling) Act 1955 dan bergantung besar pada hukum-hukum Australia. Kepulauan Cocos dikelola dari Canberra oleh Departemen Jaksa Agung (sebelum 29 Desember 2007, pengelolaan kepulauan dikendalikan oleh Departemen Transportasi dan Pelayanan Daerah), melalui seorang Administrator bukan penduduk yang ditunjuk oleh Gubernur Jendral.

Administrator Kepulauan Cocos saat ini adalah Barry Haase yang ditunjuk pada 5 Oktober 2014. Haase juga melayani sebagai Administrator Pulau Natal yang bersama Cocos membentuk Wilayah Samudra Hindia Australia. Pemerintahan Australia menyediakan layanan pemerintahan bertingkat Persemakmuran untuk Cocos melalui Administrasi Pulau Natal dan Departemen Infrakstruktur dan Pembangunan Daerah. Menurut Territories Law Reform Act 1992 yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Federal dan diterapkan pada 1 Juli 1992, hukum-hukum Australia Barat diterapkan pada Kepulauan Cocos "sejauh Wilayah tersebut dapat menerapkannya"; penerapan sementara atau tidak adanya penerapan dikehendaki oleh pemerintahan federal. Tindakan ini juga memberikan pengadilan Australia Barat kekuasaan yudikatif dalam Kepulauan Cocos. Kepulauan Cocos tetap terpisah dari Australia Barat sesuai dengan konstitusi, namun kekuasaan negara bagian Australia Barat untuk menerapkan hukum di Cocos diberikan oleh pemerintahan federal. Layanan yang umumnya diberikan oleh pemerintahan negara bagian di bagian lain Australia akan diberikan oleh negara bagian Australia Barat kepada Kepulauan Cocos dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintahan federal.

Dalam Kepulauan Cocos, terdapat Dewan Shire Kepulauan Cocos (Keeling) yang terdiri atas 7 kursi. Satu jabatan berlangsung selama 4 tahun walaupun pemilu diadakan setiap dua tahun, sehingga setengah dari anggota dewan mundur dari jabatan mereka setiap dua tahun sekali. Dalam tingkat federal, Kepulauan Cocos (Keeling) bersama Pulau Natal dan Australia Utara membentuk daerah pemilihan Lingiari.

Pertahanan dan penegakan hukum

Pertahanan Kepulauan Cocos (Keeling) adalah tanggung jawab dari Angkatan Pertahanan Australia. Tidak ada kekuatan militer atau pertahanan lainnya yang bekerja di kepulauan Cocos (Keeling), namun Administrator dapat meminta bantuan dari Angkatan Pertahanan bila diperlukan.

Penegakan hukum sipil dan ketertiban masyarakat ditangani oleh Polisi Federal Australia. Pihak yang ditempatkan di Kepulauan Cocos (Keeling) umumnya adalah satu sersan dan satu konstabel. Mereka dibantu oleh dua anggota khusus yang memiliki kekuatan polisi dan berhadapan langsung dengan masyarakat.

Pengadilan

Sejak 1992, pelayanan pengadilan diberikan oleh Departemen Jaksa Agung Australia Barat menurut pengaturan pemberian pelayanan dengan Pemerintahan Australia. Pengadilan Australia Barat menyediakan Pengadilan Magistrat, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Keluarga, Pengadilan Anak, Pengadilan Koroner, dan Pendaftaran untuk kelahiran, kematian, dan pernikahan serta pelayanan pergantian nama. Magistrat dan hakim-hakim dari Australia Barat mengadakan sidang keliling bila diperlukan.

Kesehatan

Home Island dan West Island memiliki klinik medis yang menyediakan pelayanan kesehatan dasar, namun kondisi kesehatan dan luka yang lebih berat tidak dapat ditangani oleh Kepulauan Cocos (Keeling), sehingga pasien harus diterbangkan ke rumah sakit yang menyediakan pelayanan lebih lanjut di Perth.

Demografi

Pada tahun 2007, warga Kepulauan Cocos (Keeling) diperkirakan berjumlah 596 jiwa.[4] Populasi penduduk terbagi dalam dua pulau antara bangsa Eropa di West Island yang kurang lebih berjumlah 120 jiwa dan bangsa Melayu Cocos di Home Island yang berjumlah kurang lebih 500 jiwa. Bangsa Melayu Cocos dahulu berjumlah lebih banyak, tapi sebagian besar dari mereka beremigrasi ke Malaysia pada tahun 1950-an; diperkirakan terdapat 4.000 Melayu Cocos yang menetap di Sabah, 10 kali lipat dari jumlah yang masih tinggal di Cocos.

Bahasa utama yang digunakan di kepulauan Cocos adalah bahasa Melayu Cocos dan Inggris. Dalam urusan kepercayaan, 60% warga Cocos beragama Islam Sunni (sebagian besar bangsa Melayu Cocos) dan 40% Kristen (sebagian besar bangsa Eropa).

Komunikasi dan Transportasi

Transportasi

Kepulauan Cocos (Keeling) memiliki jalan raya sepanjang 15 kilometer.

Hanya ada satu bandara di Kepulauan Cocos (Keeling), Bandara Cocos (Keeling), sebuah bandara dengan landasan terbang beraspal sepanjang 2.441 meter yang terletak di West Island. Virgin Australia melayani bandara ini dengan penerbangan dari dan menuju Perth melalui Pulau Natal. Sementara itu, Home Island memiliki satu bis turis. Hubungan antar tiga pulau utama Cocos, Home Island, West Island, dan Direction Island, ditangani oleh satu kapal feri bernama Cahaya Baru.

Terdapat pelabuhan laguna antara Horsburgh Island dan Direction Island untuk kapal yang lebih besar, sementara kapal-kapal pesiar memiliki pelabuhan sendiri di bagian selatan Direction Island. Kepulauan Cocos (Keeling) tidak memiliki pelabuhan laut besar.

Komunikasi

Kepulauan Cocos (Keeling) dihubungkan dengan sistem telekomunikasi Australia dengan jangka nomor +6189162xxxx. Telepon umum dapat ditemukan di West Island dan Home Island. Jaringan telepon genggam GSM dengan jangka nomor +61406xx) yang dikelola oleh CiiA (Christmas Island Internet Association) tersedia di Kepulauan Cocos (Keeling). Kartu SIM dan recharge dapat dibeli dari Telecentre di West Island.

Australia Post menyediakan layanan surat dengan kode pos 6799. Kantor pos dapat ditemukan di West Island dan Home Island. Surat standar dan barang pos kilat dikirim melalui udara dua kali seminggu; selain itu, semua surat dikirim lewat laut dan butuh dua bulan sebelum barang dapat diantarkan.

Internet

.cc adalah TLD kode negara internet untuk Kepulauan Cocos (Keeling). Ranah ini juga digunakan oleh Siprus Utara.

Akses internet untuk Kepulauan Cocos (Keeling) ditangani oleh CiiA (Christmas Island Internet Association) dan dilayani melalui stasiun satelit di West Island melalui WAN PPPoE tanpa kabel di Home Island dan West Island. Internet sederhana dapat diakses melalui Telecentre di West Island dan kantorIndian Ocean Group Training di Home Island

Media

Penduduk pulau Cocos mempunyai ikatan yang unik dengan Indonesia. Sinetron Indonesia disiarkan dalam acara TV di pulau Cocos.

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ "Cocos (Keeling) Islands". The World Factbook. CIA. Diakses tanggal 27 Januari 2012. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Census2016
  3. ^ Lundy, Kate (2010). "Chapter 3: The economic environment of the Indian Ocean Territories". Inquiry into the changing economic environment in the Indian Ocean Territories (PDF). Parliament House, Canberra ACT: Joint Standing Committee on the National Capital and External Territories. hlm. 23. ISBN 978-0-642-79276-1. 
  4. ^ The World Factbook, Cocos (Keeling) Islands, diakses 7 Februari 2009