Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯꦸꦏꦲꦂꦗ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Sukoharjo MAKMUR (Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi) | |
Koordinat: 7°41′00″S 110°50′00″E / 7.68333°S 110.83333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | 15 Juli 1946 |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Kota Sukoharjo |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Wardoyo Wijaya |
Luas | |
• Total | 466,66 km2 (18,018 sq mi) |
Populasi ((SP2010)) | |
• Total | 824.238 |
• Kepadatan | 1,766/km2 (4,570/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0271 |
Kode Kemendagri | 33.11 |
DAU | Rp. 763.462.900.000.- |
Flora resmi | Turi |
Fauna resmi | Srigunting kelabu |
Situs web | www |
Kabupaten Sukoharjo (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦯꦸꦏꦲꦂꦗ; Latin, Sukåharjå) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Sukoharjo, sekitar 10 km sebelah selatan Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surakarta di utara, Kabupaten Karanganyar di timur, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul di selatan, serta Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali di barat.
Sukoharjo adalah kota yang sangat nyaman, kota yang asri dan menjadi dambaan seperti slogan dari Sukoharjo itu sendiri yaitu Sukoharjo Makmur.[1] Sukoharjo Makmur juga mempunyai arti atau kepanjangan dari Maju Aman Konstitusional Maju Unggul Rapi. Disamping kota Sukoharjo nyaman, orang-orang yang tinggal di Sukoharjo juga ramah dan menyenangkan. Sukoharjo terkenal dengan hasil pertanian, kerajinan, serta produksi jamu.
Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga mempunyai nama sebutan (julukan) yang cukup terkenal, antara lain: Kota Makmur, Kota Tekstil, Kota Gamelan, The House of Souvenir, Kota Gadis (perdagangan, pendidikan, industri, dan bisnis), Kabupaten Jamu, Kabupaten Pramuka, serta Kabupaten Batik.
Sejarah singkat
Pasca Perang Jawa (1825-1830), pemerintah Hindia-Belanda makin memperketat keamanan untuk mencegah terulangnya pemberontakan. Kondisi masyarakat Jawa yang semakin miskin mendorong terjadinya tindak kejahatan (pidana) di berbagai tempat. Menghadapi hal itu pemerintah kolonial menekan raja Surakarta dan Yogyakarta agar menerapkan hukum secara tegas. Salah satunya dengan membentuk lembaga hukum yang dilengkapi dengan berbagai pendukung. Di Kasunanan Surakarta dibentuk lembaga Pradata Gedhe, yakni pengadilan kerajaan yang menjadi pusat penyelesaian semua perkara. Lembaga ini dipimpin oleh Raden Adipati (Patih) di bawah pengawasan Residen Surakarta. Dalam pelaksanaannya, Pradata Gedhe mengalami kesulitan karena volume perkara yang sangat besar. Sunan Pakubuwono dan Residen Surakarta memandang perlu melimpahkan sebagian perkara kepada pemerintah daerah. Mereka sepakat membentuk pengadilan di tingkat kabupaten yang diberi nama Pradata Kabupaten.
Pada tanggal 16 Februari 1874, Sunan Pakubuwono IX dan Residen Surakarta, Keucheneus, membuat perjanjian pembentukan Pradata Kabupaten untuk wilayah Klaten, Boyolali, Ampel, Kartasura, Sragen dan Larangan. Surat perjanjian tersebut disahkan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 1874, Staatsblad nomor 209. Pada Bab I surat perjanjian, tertulis sebagai berikut :
Ing Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura lan Sragen, apadene ing Kawedanan Larangan kadodokan pangadilan ingaranan Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan saikiki kadadekake kabupaten ingaranan Kabupaten Sukoharjo. (Di Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura dan Sragen, dan juga Kawedanan Larangan dibentuk pengadilan yang disebut Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan sekarang dijadikan kabupaten dengan nama Kabupaten Sukoharjo).
Berdasarkan surat perjanjian tersebut sekarang ditetapkan bahwa Kamis, 7 Mei 1874 menjadi tanggal berdirinya Kabupaten Sukoharjo, yang sebelum itu bernama Kawedanan Larangan.
Pada era kemerdekaan atau Pemerintahan Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo dengan adanya Penetapan Pemerintah No.16/SD, tepatnya pada hari / tanggal Senin Pon, 15 Juli 1946 dan juga adanya pembentukan Pemerintah Daerah di karesidenan Surakarta.
Pembentukan Karesidenan Surakarta hanya berlangsung selama 1450 hari atau selama 3 tahun 11 bulan 25 hari (Berdiri pada Senin Pon, 15 Juli 1946 dan berakhir pada Selasa Pon, 4 Juli 1950). Dasar Hukum Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo, berdasarkan :
- Penetapan Pemerintah No.16/SD
- UU No.13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.
- Perda Kabupaten Dati II Sukoharjo No.17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah, tanggal 15 Desember 1986 No.188.3/480/1986
- Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No.3 Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari 1987
Kabupaten Sukoharjo di waktu itu merupakan daerah tepi penuh dengan area persawahan yang sangat luas, lahannya begitu subur dan makmur.
Nama Sukoharjo dalam penulisan Bahasa Jawa adalah "Sukaharja" yang berarti Bumi yang selalu "Suka = Senang / Gembira" dan "Raharja = Makmur".
Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memberi slogan atau motto untuk daerahnya dengan nama "SUKOHARJO MAKMUR". MAKMUR yang artinya Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi.
Geografi
Bengawan Solo membelah kabupaten ini menjadi dua bagian: Bagian utara pada umumnya merupakan dataran rendah dan bergelombang, sedang bagian selatan dataran tinggi dan pegunungan.
Sebagian daerah di perbatasan utara merupakan daerah perkembangan Kota Surakarta, mencakup kawasan Grogol dan Kartasura. Kartasura merupakan persimpangan jalur Solo-Yogyakarta dengan Solo-Semarang. Kabupaten Sukoharjo dilintasi jalur kereta api Solo-Wonogiri, yang dioperasikan kembali pada tahun 2004 setelah selama puluhan tahun tidak difungsikan.
Pembagian administratif
Kabupaten Sukoharjo terdiri atas 12 kecamatan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Sukoharjo.
Perekonomian dan perdagangan
Beberapa pusat perbelanjaan modern dan Industri yang berada di Kabupaten Sukoharjo antara lain :
Modern
- Solo Baru : Hartono Lifestyle Mall (HLM), The Park, Hartono Trade Center (HTC), Carrefour Solo Baru.
- Gentan : Luwes Gentan Center Park
- Palur : Mitra Palur
- Kartasura : Margo Murah Baru, Carrefour Pabelan, Luwes Kartasura, Mitra Kartasura
- Sukoharjo : Mitra Sukoharjo, Amigo, Fashion Village, Baby Shop
Industri
Hotel
- Hotel Amanda, Gedangan
- Hotel Tjiptorini, Kartasura
- Sadinah Lodging Hotel, Kartasura
- Hotel Wisma Srikandi, Kartasura
- Hotel Pramesthi, Kartasura
- Hotel Ken Dedes, Kartasura
- Hotel Ken Dedes 8, Gatak
- Hotel Al Madina, Pabelan
- Hotel Solo Intan, Makamhaji
- Hotel Indah Sukoharjo, Makamhaji
- Hotel Mulia, Gentan
- Hotel Ommaya & Resort, Gentan
- Fave Hotel, Solo Baru
- Sweet Home, Solo Baru
- Griya Surya, Solo Baru
- Hotel Tosan, Solo Baru
- Hotel Brothers, Solo Baru
- Hotel Best Western Premier, Solo Baru
- Hotel Batu Villa & Spa, Kwarasan
- Medwist Floating Hotel Course, Telukan
- Hotel Ken Dedes 3, Sukoharjo
- Hotel Arancia, Sukoharjo
- Hotel Agung Joyo Nugroho, Sukoharjo
- Hotel Istana Hapsari, Sukoharjo
- Brothers Inn Hotels (samping RS dr. Oen Solo Baru)
- Hotel Syariah Solo (dekat Lor In Hotel Solo)
- Hotel Grand Soba (dekat Singapore Piaget Academy)
- Grand Amanda Guest House Syariah, Grogol Indah, Telukan
Wisata
- Petilasan Kraton Pajang, Kartasura
- Kraton Kartasura
- Kora-Kora (kolam renang anak), Baki
- Pandawa Water World (PWW), Solo Baru, Grogol
- Pesanggrahan Langenharjo, Grogol
- Pemandian Air Hangat Langenharjo, Grogol
- Desa Wisata Wirun, Mojolaban
- Desa Wisata Kreatif Kenep, Sukoharjo
- Air Terjun Curug Banyu Tibo Karangtengah, Weru
- Air Terjun Curug Krajan, Weru
- Alaska Waterboom, Polokarto
- Royal Water Adventure, Telukan
- Waduk Mulur, Bendosari
- Sendang Pinilih, Nguter
- Dam Colo, Nguter
- Gunung Sepikul, Bulu
- Sendang Ki Truno Lele (sebelum masuk kawasan Batu Seribu), Bulu
- Umbul Pecinan Batu Seribu, Bulu
- Makam Ki Ageng Balak, Bendosari
- Makam Ki Ageng Sutowijoyo, Tawangsari
- Makam Ki Ageng Purwoto Sidik, Weru
- Makam Pahlawan K.H. Samanhudi, Cemani
Kerajinan
Kuliner
- Es Teler (Penemu Samijem Asli Sukoharjo)
- Es Degan
- Es Buah
- Es Dawet
- Spesial Sambal (SS)
- Mie Ayam
- Bakso
- Soto
- Gempol Pleret
- Sate Kambing
- Jenang Sumsum
- Jenang Grendul
- Kripik Singkong
- Kripik Belut
- Ikan Bakar
- Nasi kucing
- Nasi Teri
- Ayam & Bebek Goreng Pak H. Slamet / Pak Ndut (Khas Kartasura, Sukoharjo)
- Bothok Miri (Khas Desa Kedunggudel, Kec/Kab. Sukoharjo)
- Nasi Liwet (Khas Baki, Sukoharjo)
- Jenang Krasikan (Khas Tawangsari, Sukoharjo)
- Gado-Gado
- Lotek
- Rujak
- Pecel
- Brambang Asem
- Sate Gembus
- Sate Kikil
- Tahu Kupat
- Tempe Alakatak (Khas Weru, Sukoharjo)
- Tengkleng
- Ampyang
Layanan publik
Beberapa rumah sakit yang terletak di Sukoharjo antara lain :
- Klinik & Rumah Bersalin Yulita
- Balai Pengobatan & Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Sukoharjo
- RS Dr. Oen Solo Baru
- YARSIS (RS Islam Surakarta)
- RS Karima Utama
- RS Nirmala Suri
- Indriati Hospital
- RS Ibu & Anak Griya Husada
- Sebelas Maret University Hospital
- RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso
- RS PKU Muhammadiyah Kartasura
- RS Umum Sukosari Husada
- RSUD Sukoharjo
Fasilitas pendidikan
Perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sukoharjo antara lain:[2]
- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
- Kampus V JPTK Universitas Sebelas Maret (UNS)
- Akademi Bahasa Asing Prawira Martha Sukoharjo
- AMIKOM Surakarta
- STIE Trianandra
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta
- Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam
- IAIN Surakarta
- Akademi Teknologi Warga Surakarta
- Singapore Piaget Academy
- Universitas Veteran Bangun Nusantara
- Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia