Halotana
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
2-Bromo-2-chloro-1,1,1-trifluoroethane | |
Data klinis | |
AHFS/Drugs.com | Micromedex Detailed Consumer Information |
Kat. kehamilan | ? |
Status hukum | ? |
Data farmakokinetik | |
Metabolisme | Hepatic (CYP2E1[1]) |
Ekskresi | Renal |
Pengenal | |
Nomor CAS | 151-67-7 |
Kode ATC | N01AB01 |
PubChem | CID 3562 |
Ligan IUPHAR | 2401 |
DrugBank | DB01159 |
ChemSpider | 3441 |
UNII | UQT9G45D1P |
KEGG | D00542 |
ChEBI | CHEBI:5615 |
ChEMBL | CHEMBL931 |
Data kimia | |
Rumus | C2HBrClF3 |
Massa mol. | 197.381 g/mol |
SMILES | eMolecules & PubChem |
|
Halotan atau Fluothane adalah obat anestesi inhalasi berbentuk cairan bening tak berwarna yang mudah menguap dan berbau harum.[2] Dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling di tahun 1951. [2] Pemberian halotan sebaiknya bersama dengan oksigen atau nitrous okside 70%-oksigen dan sebaiknya menggunakan vaporizer yang khusus dikalibrasi untuk halotan agar konsentrasi uap yang dihasilkan itu akurat dan mudah dikendalikan.[2]
Halotan dapat menimbulkan terjadinya halotan hepatitis, terutama bila obat ini diberikan dalam jangka waktu pendek (pemberian berkali-kali dalam jangka waktu pendek).[3] Obat ini dimetabolisme di hepar sebanyak 20-45%.[3] Hasil metabolismenya berupa Br-, F-, Cl-, asam trifluoracetat, gas chlorodifluoroetilen serta chlorotrifluoroetilen.[3]
Efek Samping
Recovery dari anestesi dengan Halotan terjadi cukup cepat.[3] Apabila terjadi rasa mual dan muntah pada masa pasca bedah / anestesi kadang-kadang hebat, maka harus dilakukan pengawasan dan perawatan yang saksama untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat muntah, terutama pada pasien yang waktu puasa pra bedah kurang dari 8 jam (dewasa), seperti pada kasus bedah akut.[3] Sedangkan pada masa setelah bedah, pasien akan menggigil.[3]