Jabung, Malang
Jabung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Malang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Drs. Sulkan | ||||
Populasi | |||||
• Total | 72,063 jiwa jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 35.07.17 | ||||
Kode BPS | 3507260 | ||||
Situs web | www | ||||
|
Jabung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan Jabung sebagai salah satu dari 33 (tiga puluh tiga) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Malang yang terletak sebelah Timur 15 Km dari ibukota / pusat pemerintahan Kabupaten Malang dan berjarak + 105 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur.
Geografi
Jabung terletak di ketinggian rata-rata 500 mdpl dengan suhu maksimum 32* C dan suhu minimum. Dengan curah hujan rata-rata 350 mm / tahun.
Topografi Wilayah Kecamatan Jabung adalah :
- Datar sampai berombak: 35 %
- Berombak sampai berbukit: 40 %
- Berbukit sampai bergunung: 25 %
Pemerintahan
Batas – batas Wilayah kecamatan Jabung adalah :
- Utara: Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan
- Timur: Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang
- Selatan: Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang
- Barat: Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Pembagian administratif :
Kecamatan Jabung terdiri dari 15 desa antara lain :
No | Nama Desa | No | Nama Desa |
---|---|---|---|
1 | Desa Jabung | 9 | Desa Sukopuro |
2 | Desa Sukolilo | 10 | Desa Pandansari Lor |
3 | Desa Slamparejo | 11 | Desa Kenongo |
4 | Desa Kemantren | 12 | Desa Sidorejo |
5 | Desa Kemiri | 13 | Desa Ngadirejo |
6 | Desa Argosari | 14 | Desa Gunungjati |
7 | Desa Gadingkembar | 15 | Desa Taji |
8 | Desa Sidomulyo |
Sarana dan prasarana
Pendidikan :
1.Taman kanak-kanak / TK : 35 buah
2. Sekolah Dasar / SD : 34 buah
3. SMP : 5 buah
4. SMA : 3 buah (swasta)
Tempat Ibadah :
- Masjid dan mushola : 310 buah
- Gereja : 2 buah
Catatan : 98% penduduk Kecamatan Jabung adalah beragama Islam
Prasarana Jalan :
- Jalan Kabupaten : 10 Km
- Jalan Desa : 90 Km
Sarana Kesehatan :
Potensi Kecamatan Jabung
Bidang Pariwisata :
Coban Jahe
Berjarak sekitar dari kota Malang dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan mengambil arah ke Tumpang. Sesampainya di Pintu Gerbang Tumpang belok ke kiri ke Desa Pandansari Lor, Dusun Begawan. Coban Jahe atau juga dikenal sebagai Air Terjun Begawan memiliki ketinggian sekitar 45 m dengan batu-batu cadas berukuran raksasa di dinding dan kolam kecil di bawahnya. Air terjun ini masuk dalam kawasan Perhutani RPH Sukopuro-Jabung. Nama Jahe, sebenarnya diambil dari Bahasa Jawa ‘Pejahe’ yang berarti meninggal dunia. Nama itu muncul, setelah sekitar satu regu tentara (TNI, sekarang) di bawah komando Ali Murtopo melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Seiring bergantinya waktu, nama ‘Pejahe’ pun lama-kelamaan berganti Jahe. Begitu juga nama makam, mereka yang dikebumikan pun dibuatkan tempat peristirahatan terakhir bernama Makam Pahlawan Kali Jahe. Keberadaan Makam Pahlawan Kali Jahe sendiri, bisa dijumpai sekitar 50 meter, tatkala sebelum pintu masuk Coban Jahe.
Coban Tangkil
Coban Tangkil merupakan salah satu Coban yang berada di Desa Pandansari Lor, terletak diantara Pegunungan Desa Pandansari Lor dan Desa Taji. Ketinggian Air Terjun ini kurang lebih 100 m. Untuk menuju coban ini dengan jalan kaki kurang lebih memakan waktu 1 jam dari Coban Jahe, dengan melalui jalan setapak sungai kecil sehingga menambah keeksotisan alam pegunungan.
Coban Siuk
Coban Siuk terletak sebelum Desa Taji, kurang lebih sekitar 4,3 km dari Coban Jahe. Jalan menuju Coban Siuk sebagian Hotmix , aspal, cor, dan tanah. Di sepanjang jalan menuju Coban kita dapat menikmati pemandangan Kota Malang dari ketinggian dan pegunungan yang indah Nama Siuk di ambil dari nama seseorang wanita yang bernama Mbok Siyok, yang sebelumnya pernah mengelola dan memelihara Tanah dan Hutan di sekitar Coban Siuk. Di sekitar Coban Siuk terdapat Gua menurut keterangan penduduk setempat merupakan Gua Peninggalan Jepang. Ketinggian dari Air Terjun kurang lebih 90 m dari dasar air terjun.
Coban Jidor
Salah satu Coban di kawasan Kecamatan Jabung terletak di Dusun Bendolawang, Desa Ngadirejo, penduduk setempat menamakan Coban dimaksud dengan nama Jidor karena suara gemuruh air seperti halnya suara Jidor. Letak Coban ini diantara tebing Desa Ngadirejo dengan Desa Benjor, Kecamatan Tumpang. Bagi yang suka hiking, cross country dan pecinta alam dengan menikmati alam. Jalan setapak sepanjang 1 km yang kanan kirinya ditumbuhi Pohon Durian dengan kondisi jalan yang separuh jalan masih alami . Desa Ngadirejo merupakan desa penghasil buah durian jenis montong dan Coban ini mempunyai ketinggian kurang lebih 20 meter dan disebelah coban ini juga terdapat gua.
Coban Karanglo
Desa Kemiri merupakan salah satu desa di Kecamatan Jabung yang banyak menyimpan keindahan alam, salah satunya keindahan alam coban. Coban ini terletak di Dusun Karanglo, Desa Kemiri, tepatnya disekitar Rumah Kamituwo Karanglo. 4 (empat) coban ini letaknya berdekatan satu sama lain dalam satu lokasi radius kurang lebih 50 meter. Akses jalan menuju ke coban dari Jalan Raya kemiri depan KUD belok ke kiri, ke dusun Karanglo jalan berpaving sekitar 500 m kemudian menuju ke rumah Bapak Kamituwo Karanglo. Kemudian dari kediaman Kamituwo jalan kaki sepanjang 500 meter menuju coban. Coban ini dikelilingi Pohon Bambu yang nampak rindang.
Bidang Pertanian Lahan Kering :
-Ketela Pohon : 600 Ha
-Tanaman Tebu : 1400 Ha
-Tanaman Buah Naga : Di Desa Kemiri luas 5 Ha dan kapasitas produksi 40 ton per tahun.
Bidang Peternakan :
-Sapi Perah : 9.500 ekor dan menghasilkan produksi susu 30 ton per hari.
Bidang Keterampilan :
-Keripik Singkong terutama di desa Sukopuro memproduksi + 4 Kw per minggu.
-Biogas Mandiri di desa Argosari sebanyak 234 KK yang dikelola oleh KUD "KAN Jabung" sebanyak 250 KK menyebar di beberapa desa.
Kebudayaan
Keberadaan grup Wayang Topeng di Jabung di atas tahun 60-an sangat tergantung pada kemampuan Pak Kangsen, dialah yang menyambung sejarah Wayang Topeng yang pernah hidup pada masa Pak Rusman, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kek (Kik) Tir (karan anak). sebab anak dia bernama Tirtonoto. Wayang Topeng Jabung pada masa Pak Rusman berlangsung antara tahun 1915 sampai dengan tahun 1958, setelah Pak Rusman meninggal kepengurusan Wayang Topeng di Jabung dipegang oleh Pak Kangsen. Dia sebagai dalang, sedang penanggung jawab tari dipegang oleh Pak Samoed dan Pak Tirtonoto. Pak Samoed meninggal dunia tahun 1974m berikutnya disusul Pak Tir Tirtonoto dan yang terakhir Pak Kangsen pun meninggal dunia. Sepeninggalnya tokoh-tokoh topeng di Jabung, pada saat ini kegiatan Tari Topeng Jabung tetap dilestarikan dengan adanya dua Group Tari Topeng antara lain Group “Wiro Bhakti” pimpinan Pak Supardja di Desa Argosari dan “Darmo Langgeng:” pimpinan Pak Darmaji di Desa Gunungjati. Patut disyukuri bahwa adanya Sekolah di Kecamatan Jabung dalam upayanya melestarikan kesenian ini yaitu SMPN 1 dan SMPN 2 Jabung, dimana Kesenian Tari Topeng merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Ikut serta dalam gelar Kirab Budaya Tahun 2013 di Kepanjen.