Lompat ke isi

Heinrich Leven

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 Agustus 2016 01.55 oleh Medelam (bicara | kontrib)
Mgr.

Heinrich Leven

Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
GerejaGereja Katolik Roma
TakhtaVikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
Penunjukan25 April 1933
Masa jabatan berakhir
21 Juni 1950
PendahuluArnold Verstraelen, S.V.D.
PenerusAntoine Hubert Thijssen, S.V.D.
Imamat
Tahbisan imam
29 September 1910[1]
Tahbisan uskup
12 November 1933
oleh Arnold Frans Diepen
Informasi pribadi
Nama lahirHeinrich Leven
Lahir(1883-06-13)13 Juni 1883
Jerman Lank, Meerbusch, Neuss, Jerman
Wafat31 Januari 1953(1953-01-31) (umur 69)
Belanda Steyl, Belanda
Kewarganegaraan Belanda
(asalnya  Jerman)
DenominasiKatolik Roma
Semboyan"O Crux, ave, spes unica"
(Salam O Salib, Harapan Satu-satunya)

Mgr. Heinrich Leven, S.V.D. (13 Juni 1883 – 31 Januari 1953) adalah Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil yang terpilih pada 25 April 1933 dan mengundurkan diri pada 21 Juni 1950.

Latar belakang

Leven lahir di Lank wilayah Sungai Rhein. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di sekolah dasar, sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di Steyl, Belanda. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah. Ia mengucapkan kaul pertamanya pada 1 November 1907 dan disusul dengan kaul kekal pada 7 September 1910.[2] Pada 29 September 1910, ia ditahbiskan menjadi imam bersama dengan 56 orang sekelasnya.

Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang teologi di Sankt Gabriel, Wina, Austria-Hongaria. Sebagai seorang misionaris, Leven ditugaskan ke Togo, sebuah wilayah di Afrika yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya Perang Dunia I, mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke Freetown sebelum berlayar ke Inggris, dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di Liverpool sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada 17 Mei 1918.[2]

Sekembalinya ke Jerman, Leven ditugaskan di sebuah paroki di Stratum, sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920. Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, Indonesia. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada 23 Oktober 1920, ia bertolak dari Rotterdam dan tiba di Tanjung Priok pada 20 November 1920. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di Ende pada 11 Desember 1920. Selama di Ende, ia mempelajari bahasa Melayu di Ndona. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. Arnoldus Verstraelen, S.V.D. yang sempat bermisi bersama di Togo. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di Halilulik, Timor sejak 22 Juli 1922. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi inspektur sekolah (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai Juli 1927. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada 1 Agustus 1927 dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi Administrator Apostolik. Selama mengisi kekosongan sebagai Administrator Apostolik, ia mampu mengorganisasi kegiatan harian Gereja.[2]

Hal tersebut dilakukannya sampai ia kemudian ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik pada 25 April 1933. Ia diberi gelar Uskup Tituler Arca di Armenia. Ia ditahbiskan pada 12 November 1933. Uskup 's Hertogenbosch, Arnold Frans Diepen menjadi Uskup Konskerator, dengan Uskup Ko-konsekrator adalah Uskup Breda, Pieter Adriaan Willem Hopmans dan Uskup Roermond, Jozef Hubert Willem Lemmens.

Leven kemudian mendirikan serikat para suster Kongregasi Pengikut Yesus (bahasa Latin: Congregatio Imitationis Jesu; CIJ) pada tanggal 25 Maret 1935 di Jopu, Ende, Flores.[3] Hal ini didasari atas kondisi saat itu bahwa para wanita diperlakukan sebagai barang yang bisa diperdagangkan untuk kepentingan feodal dan golongan atas. Berbagai penyakit baik fisik maupun psikis kemudian timbul akibat kondisi ini, namun juga tidak dapat dengan mudah mendapat penanganan, sehingga pada akhirnya kondisi masyarakat menjadi hidup dalam kemelaratan. Leven berharap melalui kongregasi ini martabat para wanita penderita serta kaum papa miskin dapat terangkat, sekaligus memberi pengajaran bagi mereka yang belum mengenal agama.[4]


Karya

Ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 29 September 1910, dikonsekrasi pada tanggal 12 Nopember 1933 dan terpilih menjadi Vikaris Apostolik Ende pada tanggal 25 April 1933. Ia menjabat sampai wafat pada tanggal 21 Juni 1950.

Referensi

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Arnold Verstraelen, S.V.D.
Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
25 April 193321 Juni 1950
Diteruskan oleh:
Antoine Hubert Thijssen, S.V.D.