Lompat ke isi

Bandar Udara Tjilik Riwut

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 September 2016 13.40 oleh 36.85.129.172 (bicara)
Bandar Udara Tjilik Riwut
Informasi
JenisSipil
LokasiPalangkaraya, Kalimantan Tengah
Zona waktuUTC+7
Koordinat{{{coordinates}}}
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
16/34 7,230 2,600 Aspal

Bandar Udara Tjilik Riwut (sebelumnya bernama Bandar Udara Panarung) merupakan sebuah bandara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia dengan kode IATA: PKY dan kode ICAO: WAOP. Nama bandara ini diambil dari nama Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama, Tjilik Riwut. Bandara ini adalah Bandara Terbesar di Kalimantan Tengah. Bandara ini juga Merupakan Embarkasi Calon Jemaah Haji Kalimantan Tengah. Dan kini Bandar Udara Tjilik Riwut sedang dalam pembangunan Hangar Lion Air dan Sekolah Penerbangan Lion Air yang dikelola oleh Lion Air. Tahun depan landasan pacu di bandar udara ini akan di perpanjang menjadi 3.000 x 45 meter (9.843 ft × 148 ft) dan penambahan landasan sepanjang 3.000 m. Dan akan dibangun juga terminal baru Bandar Udara Tjilik Riwut dengan luas 15.553 meter persegi dengan tingkat dua dan dapat menampung penumpang sebanyak lebih dari 1000 orang.

Maskapai

Berkas:Dsc02962c.jpg
Bandara udara Tjilik Riwut.
MaskapaiTujuan
Aviastar Buntok, Kuala Kurun, Kuala Pembuang, Muara Teweh, Pangkalan Bun, Puruk Cahu, Tumbang Samba
Citilink Surabaya, Jakarta (Via Surabaya)
Garuda Indonesia Balikpapan, Jakarta-Soekarno-Hatta, Pontianak
Lion Air Jakarta-Soekarno Hatta, Surabaya, Solo
Kal Star Aviation Muara Teweh, Pangkalan Bun
Susi Air Pangkalan Bun, Puruk Cahu, Muara Teweh, Sampit


Rencana Perpindahan Bandara Bertaraf Internasional

Rencana pembangunan bandar udara di Kabupaten Katingan ini merupakan tindak lanjut dari rencana pemindahan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya ke Kasongan oleh Pemerintah Provinsi Kalteng.

Bandar Udara Tjilik Riwut dinilai sudah tidak dapat dikembangkan lagi, terutama untuk penambahan landasan pacu. Ini lantaran di sekitar bandara tersebut sudah dipadati permukiman warga.

Rencananya, bandara tersebut dibangun di wilayah Kecamatan Katingan Hilir dan Tewang Sanggalang Garing (TWSG) di areal seluas 20 ribu hektare.

Tragedi/kecelakaan

  • 29 Agustus 2011: Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737 500 dengan nomor penerbangan GA 551 gagal melakukan penerbangan dari Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah menuju Jakarta dikarenakan mengalami gangguan udara pada kabin pesawat.Gangguan udara pada kabin pesawat itu baru diketahui ketika pesawat yang ditumpangi 96 orang itu sudah lepas landas dari Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya, pukul 08.04 WIB. Setelah berada di udara kurang lebih 10 menit pilot memutuskan kembali ke Bandar Udara Tjilik Riwut dengan alasan gangguan teknis.
  • 30 September 2011: Garuda Indonesia Boeing 737 500 Dengan Tujuan Jakarta ke Palangka Raya, gagal mendarat karena Cuaca Kabut asap di Palangka Raya. insiden ini di akibatkan karena Cuaca Berasap dan Jarak Pandang Pilot pun Sangat Sedikit. Pilot Pun Akhirnya memutuskan untuk mendarat di Bandar Udara Syamsudin Noor di Banjarmasin.
  • 22 April 2012: Garuda Indonesia Boeing 737 800NG Dengan No. penerbangan GA 550 Menabrak Burung Elang ketika Hendak Mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Tidak ada korban Jiwa dalam Insiden ini, Namun Moncong Pesawat yang tertabrak Elang itu Rusak. Dan penerbangan ke Jakarta tertunda, dan Penumpang tujuan Jakarta Diberangkatkan Pukul 20.00 Wib, Dengan Pesawat Pengganti Dari Jakarta.
  • 22 September 2012: Lion Air Boeing 737 900ER yang di Carter oleh rombongan kontingen Kalteng pada PON XVIII sempat gagal mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya, Sabtu (22/9) pukul 00.15 dinihari. Kejadian ini terjadi ketika pesawat sudah menyentuh landasan, namun Pesawat kembali terbang dan Berputar-putar di udara selama 45 Menit, dan kemudian pesawat kembali mendarat di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Insiden ini terjadi karena ini Pesawat Carteran dan Pilot Belum pernah Mendarat di Palangka Raya bahkan di Malam Hari.

Referensi

Pranala