Lompat ke isi

Lalibela

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Oktober 2016 12.02 oleh Japra Jayapati (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox settlement |official_name = Lalibela |native_name = ላሊበላ |image_skyline = Bete Giyorgis 01.jpg |imagesize = 250px |image_caption = Gereja Santo Geo...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lalibela
ላሊበላ
Gereja Santo Georgius, salah satu di antara gereja-gereja yang dipahat pada perbukitan padas Lalibela
Gereja Santo Georgius, salah satu di antara gereja-gereja yang dipahat pada perbukitan padas Lalibela
NegaraEthiopia
DaerahDaerah Amhara
ZoneZone Semien Wollo
Populasi
 (2007)
 • Total17.367
Zona waktuUTC+3 (EAT)

Lalibela adalah sebuah kota di Ethiopia utara yang terkenal akan gereja-gerejanya yang dipahat pada batuan monolit. Lalibela adalah salah satu kota suci Ethiopia, nomor dua setelah Aksum, dan merupakan sebuah pusat peziarahan. Tidak seperti Aksum, hampir semua penduduk Lalibela adalah umat Kristen Ortodoks Ethiopia. Ethiopia adalah salah satu bangsa terawal yang menganut agama Kristen pada paruh pertama abad ke-4, dan sejarahnya berakar pada zaman [[Keduabelas Rasul |para rasul]].

Sejarah

Pada masa pemerintahan Santo Gebre Mesqel Lalibela (dari Wangsa Zagwe, yang memerintah Ethiopia pada penghujung abad ke-12 dan permulaan abad ke-13), kota Lalibela dikenal dengan nama Roha. Raja saleh ini menamakannya demikian, konon karena sekerumunan lebah beterbangan di sekelilingnya tatkala dilahirkan, yang dianggap oleh ibundanya sebagai pertanda bahwa ia kelak akan menjadi Kaisar Ethiopia. Nama beberapa tempat di Lalibela sekarang ini dan tata letak gereja-gereja pahatan itu sendiri konon meniru nama-nama dan letak tempat yang dilihat Lalibela tatkala tinggal di Yerusalem dan Tanah Suci pada masa mudanya.

Lalibela, yang dihormati sebagai orang suci, konon pernah melihat Yerusalem, dan karena itu berusaha mendirikan sebuah Yerusalem baru sebagai ibu kota kerajaannya menggantikan Yerusalem lama yang jatuh ke tangan kaum Muslim pada 1187. Masing-masing gereja dipahat dari batu masif utuh, perlambang kerohanian dan kerendahan hati. Iman Kristen menginspirasi penamaan berbagai hal dengan nama-nama Alkitabiah – bahkan sungai di Lalibela pun dinamakan Sungai Yordan. Lalibela menjadi ibu kota Ethiopia sejak akhir abad ke-12 sampai dengan abad ke-13.

Orang Eropa pertama yang melihat langsung gereja-gereja itu adalah pengelana Portugis, Pêro da Covilhã (1460–1526). Padri Portugis, Francisco Álvares (1465–1540), menyertai Duta Besar Portugal saat berkunjung ke Lebna Dengel pada 1520s. Ia mencatat tentang bangunan-bangunan gereja yang unik itu sebagai berikut:

Saya penat menulis lebih banyak lagi tentang bangunan-bangunan ini, karena menurut saya agaknya orang tidak akan mempercayai saya jikalau saya menulis lebih banyak lagi...Demi Tuhan, yang berkat kuasa-Nya saya ada, saya bersumpah bahwa semua yang telah saya tulis adalah kebenaran[1]

Para padri gereja-gereja pahatan batu di Lalibela

Lain-lain

Orang berdiri di dekat tembok Bete Medhane Alem, yang diyakini sebagai bangunan gereja monolit terbesar di dunia.

Lalibela juga memiliki sebuah bandar udara (ICAO kode HALL, IATA LLI), sebuah pasar besar, dua buah sekolah dan sebuah rumah sakit.

Demografi

Berdasarkan data sensus 2007, populasi Lalibela berjumlah 17.367 jiwa, terdiri atas 8.112 laki-laki dan 9.255 perempuan.[2] Berdasarkan data sebelumnya yang dikeluarkan Central Statistical Agency pada 2005, populasi Lalibela diperkirakan berjumlah 14.668 jiwa, terdiri atas 7.049 laki-laki dan 7.619 perempuan.[3] Berdasarkan hasil sensus nasional 1994, populasi Lalibela berjumlah 8.484 jiwa, terdiri atas 3.709 laki-laki dan 4.775 perempuan.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Francisco Alvarez, The Prester John of the Indies, diterjemahkan oleh C.F. Beckingham dan G.W.B. Huntingford (Cambridge: Hakluyt Society, 1961), hal. 226. Beckingham dan Huntingford menambahkan sebuah appendiks yang membahas penggambaran Alvarez tentang gereja-gereja ini, hal. 526–42.
  2. ^ "The 2007 Population and Housing Census of Ethiopia: Statistical Report for Amhara Region"" (PDF). Central Statistical Agency. 31 May 2010. Diakses tanggal 29 September 2016. 
  3. ^ CSA 2005 National Statistics, Table B.3

Bacaan lebih lanjut

  • David W. Phillipson, Ancient Churches of Ethiopia (New Haven: Yale University Press, 2009). Bab 5, "Lalibela: Eastern Complex and Beta Giyorgis"; Bab 6, "Lalibela: Northern Complex and Conclusions"
  • Sylvia Pankhurst, "Ethiopia: a cultural history" (Lalibela House, Essex, 1955). Bab 9, "The monolithic churches of Lalibela"
  • Paul B. Henze, "Layers of time: a history of Ethiopia" (Shama Books, Addis Ababa, 2004). Bab 3: "Medieval Ethiopia: isolation and expansion"
  • Hancock, Graham, Carol Beckwith & Angela Fisher, African Ark – Peoples of the Horn, Bab I: Prayers of Stone/The Christian Highlands: Lalibela and Axum. Harvill, An Imprint of HarperCollinsPublishers, ISBN 0-00-272780-3

Pranala luar