Lompat ke isi

Geta (alas kaki)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Januari 2008 14.48 oleh Midori (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Geta
Bagian bawah geta

Geta (下駄) adalah alas kaki tradisional Jepang yang dibuat dari kayu. Pada bagian alas (dai) terdapat tiga buah lubang untuk memasukkan tali berlapis kain yang disebut hanao (鼻緒). Dua buah hak yang disebut ha ("gigi") terdapat di bagian bawah alas (sol). Geta dipakai di luar ruangan sewaktu mengenakan yukata dam kimono yang bukan kimono formal. Hak tinggi pada geta memudahkan pemakainya berjalan melewati jalan becek ketika hujan.

Geta dipakai dengan kaki telanjang (sewaktu mengenakan yukata), atau setelah mengenakan kaus kaki yang disebut tabi. Cara memakai geta seperti cara memakai sandal jepit, hanao dijepit di antara ibu jari dan telunjuk kaki. Sewaktu mengenakan yukata, geta dipakai dengan kaki telanjang. Pemandian air panas (onsen) dan penginapan tradisional (ryōkan) biasanya menyediakan geta yang bisa dipinjam oleh tamu.

Ketika dipakai berjalan, geta mengeluarkan suara yang menurut pendengaran orang Jepang berbunyi "karankoron". Dalam mitologi Jepang, Tengu mengenakan geta berhak satu seperti dikenakan biksu yang sedang melatih diri di hutan dan gunung.

Sejarah

Berdasarkan penemuan di situs arkeologi diketahui bahwa geta sudah dipakai orang Jepang sejak zaman Yayoi. Geta diperkirakan dipakai sewaktu bekerja menanam padi di sawah yang selalu berair karena membuat kaki tetap bersih dan kering.[1] Dalam esei klasik Makura no Sōshi asal zaman Heian ditulis tentang alas kaki yang disebut Kure no ashida (sebutan waktu itu untuk geta). Dalam lukisan dari akhir zaman Heian hingga zaman Sengoku sering digambarkan orang yang sedang memakai geta sewaktu mencuci atau mengambil air agar kaki tidak basah.[1]

Pengrajin geta mulai banyak bermunculan sejak pertengahan zaman Edo. Berbagai jenis geta diciptakan pengrajin, dan geta menjadi pilihan alas kaki bagi rakyat. Sejak itu pula orang menyebut semua alas kaki dari kayu seperti bokuri atau ashida sebagai geta. Walaupun pakaian Barat mulai dikenal di Jepang sejak zaman Meiji, kalangan rakyat tetap mengenakan kimono dengan alas kaki berupa geta.

Referensi

  1. ^ a b "Geta no rekishi". Diakses tanggal 27 Januari. 

Lihat pula

Pranala luar