Republikflucht
"Republikflucht" ("desersi dari republik") dan "Republikflüchtling(e)" ("desertir dari republik") adalah istilah yang digunakan oleh pihak berwenang di Republik Demokratik Jerman (RDJ – Jerman Timur) untuk menggambarkan proses dan menyebut orang yang meninggalkan RDJ untuk hidup di Jerman Barat atau negara barat lainnya (negara yang tidak termasuk dalam Pakta Warsawa)(emigrasi dan pembelotan dari Blok Timur).
Istilah ini berlaku baik untuk desersi massal jutaan orang yang bisa meninggalkan RDJ secara lebih mudah sebelum Tembok Berlin didirikan pada tanggal 13 agustus 1961, serta beberapa ribu orang yang mencoba untuk menyeberangi Tirai Besi (misalnya Tembok Berlin, Perbatasan antar Jerman, atau perbatasan barat negara lain dari Blok Timur), atau yang berhasil memperoleh visa keluar sementara dan kemudian tidak kembali, dari tahun 1961 hingga 1989.
Beberapa perkiraan menyebutkan jumlah orang-orang yang meninggalkan Sekto Soviet Berlin, Zona Pendudukan Soviet, dan Jerman Timur antara tahun 1945 dan tahun 1961 sebesar antara 3 dan 3,5 juta orang.[1][2] hampir satu juta dari mereka yang tersisa adalah pengungsi dari Perang Dunia II dan era pasca-perang yang awalnya terdampar di Zona Soviet atau Berlin Timur.[3]
Jumlah orang yang meninggalkan RDJ pada masa konstruksi Tembok Berlin maupun setelahnya turun tajam hingga mencapai tingkat sebesar ratusan orang tiap tahun seiring dengan meningkatnya risiko untuk mengalami cedera dan kematian untuk menyeberanginya (lihat: Daftar kematian di Tembok Berlin). Beberapa ratus Republikflüchtlinge ditembak; sekitar 75.000 tertangkap dan dipenjarakan.[butuh rujukan]
Sebuah buklet propaganda yang diterbitkan oleh Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED) pada tahun 1955 bertujuan untuk memberikan garis besar pada agitator partai betapa seriusnya masalah "kabur dari republik":
Both from the moral standpoint as well as in terms of the interests of the whole German nation, leaving the GDR is an act of political and moral backwardness and depravity. Those who let themselves be recruited objectively serve West German Reaction and militarism, whether they know it or not. Is it not despicable when for the sake of a few alluring job offers or other false promises about a "guaranteed future" one leaves a country in which the seed for a new and more beautiful life is sprouting, and is already showing the first fruits, for the place that favors a new war and destruction? Is it not an act of political depravity when citizens, whether young people, workers, or members of the intelligentsia, leave and betray what our people have created through common labor in our republic to offer themselves to the American or British secret services or work for the West German factory owners, Junkers, or militarists? Does not leaving the land of progress for the morass of an historically outdated social order demonstrate political backwardness and blindness? ... [W]orkers throughout Germany will demand punishment for those who today leave the German Democratic Republic, the strong bastion of the fight for peace, to serve the deadly enemy of the German people, the imperialists and militarists.[4]
Pasal 213 dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Jerman Timur tahun 1979 juga memberikan gambaran konsekuensi bahwa melintasi perbatasan tanpa terlebih dahulu memperoleh otorisasi pemerintahan tidak akan dianggap enteng:
# Anyone who illegally crosses the border of the German Democratic Republic or otherwise violates the regulations pertaining to temporary visits to the German Democratic Republic or transit through the German Democratic Republic will be punished with imprisonment of up to two years or be sentenced to probation, detention, or a fine. # Any citizen of the German Democratic Republic who in violation of the law does not return to the German Democratic Republic by the due date stated or who violates government guidelines for his stay abroad will likewise be punished. # In case of aggravating circumstances, the perpetrator will be punished with imprisonment from one to up to eight years. Aggravating circumstances exist when the act endangers people's lives or health; is committed while carrying weapons or using dangerous means or methods; is executed with particular intensity; occurs by means of falsification of documents, false notarization, or misuse of official documents or by using a hiding place; the act is committed in concert with others; the perpetrator has been sentenced for illegally crossing the border before. # Preparation and attempts are both punishable under the law. [6]
Mantan pemimpin Jerman Timur Erich Honecker didakwa pada tahun 1993 atas perintah kepada tentara untuk membunuh orang-orang yang mencoba untuk melarikan diri. Sidang ditunda karena Erich Honecker menghadapi kondisi kesehatan yang memburuk, dan dia meninggal pada tahun 1994. Mantan Kepala Stasi Erich Mielke juga diadili untuk tuduhan yang sama. Namun, pada bulan November 1994, ketua majelis hakim menutup persidangan, dengan mempertimbangkan bahwa terdakwa tidak sehat secara mental untuk diadili.[8]
Pengungsi dari Sektor Soviet Berlin, Zona Soviet, Jerman Timur bisa mengajukan permohonan untuk dapat diterima sebagai Vertriebene (orang usiran) dari sub-grup dari Pengungsi Zona Soviet (Sowjetzonenflüchtlinge) di bawah Hukum Suaka Federal (BVFG § 3), dan dengan demikian menerima dukungan dari pemerintah Jerman Barat. Mereka harus melarikan diri sebelum 1 juli 1990 dalam rangka untuk menyelamatkan diri dari keadaan darurat yang dibuat oleh kondisi politik yang dipaksakan oleh rezim yang ada, terutama bahaya bagi kesehatan seseorang, kehidupan, kebebasan pribadi, atau kebebasan hati nurani (BVFG § 3). Hukum tidak berlaku untuk mantan pendukung mantan sistem politik Jerman TImur yang memiliki pengaruh cukup besar, pelaku melawan legalitas dan kemanusiaan selama pemerintahan Nazi atau sesudahnya dalam Berlin Timur atau Jerman Timur, dan akhirnya tidak bagi mereka yang telah berjuang melawan demokrasi di Jerman Barat atau West Berlin (BVFG § 3 (2)).
Referensi
- ^ Rainer Münz, Where Did They All Come From? Typology and Geography of European Mass Migration In the Twentieth Century, presented at the "European Population Conference/Congrès Européen de Démographie" (United Nations Population Division), Milano, 4–8 September 1995, p. 2.2.1.
- ^ Senate Chancery, Governing Mayor of Berlin, The construction of the Berlin Wall states: "Between 1945 and 1961, around 3.6 million people left the Soviet zone and East Berlin."
- ^ Pertti Ahonen, After the expulsion: West Germany and Eastern Europe, 1945–1990, Oxford: Oxford University Press, 2003, p. 274. ISBN 0-19-925989-5.
- ^ "Wer die Deutsche Demokratische Republik verläßt, stellt sich auf die Seite der Kriegstreiber ("He Who Leaves the German Democratic Republic Joins the Warmongers")". Notizbuch des Agitators ("Agitator's Notebook"). Socialist Unity Party of Germany, Agitation Department, Berlin District. November 1955. Diakses tanggal 2008-02-17.
- ^ "Wer die Deutsche Demokratische Republik verläßt, stellt sich auf die Seite der Kriegstreiber ("He Who Leaves the German Democratic Republic Joins the Warmongers")". Notizbuch des Agitators ("Agitator's Notebook"). Socialist Unity Party of Germany, Agitation Department, Berlin District. November 1955. Diakses tanggal 2008-02-17.
- ^ Ministerium der Justiz (Ed.). (1979).Strafgesetzbuch der Deutschen Demokratischen Republik --StGB--. Textausgabe mit Sachregister. Berlin (East): Staatsverlag der Deutschen Demokratischen Republik.
- ^ Ministerium der Justiz (Ed.). (1979).Strafgesetzbuch der Deutschen Demokratischen Republik --StGB--. Textausgabe mit Sachregister. Berlin (East): Staatsverlag der Deutschen Demokratischen Republik.
- ^ "Ex-Chief of E. German Secret Police Freed : Europe: Court releases Erich Mielke. He served time for 1931 killings--but not for any crime from Communist era." Los Angeles Times, August 2, 1995.
Bacaan lebih lanjut
- Volker Ackermann, Der "echte" Flüchtling. Deutsche Vertriebene und Flüchtlinge aus der DDR 1945 - 1961, Osnabrück: 1995 (= Studien zur historischen Migrationsforschung; vol. 1).
- Henrik Bispinck, ""Republikflucht". Flucht und Ausreise als Masalah der DDR-Führung", dalam: Dierk Hoffmann, Michael Schwartz, Hermann Wentker (eds.), Vor dem Mauerbau. Politik und Gesellschaft der DDR der fünfziger Jahre, Munich: 2003, pp. 285-309.
- Henrik Bispinck, "Flucht - und Ausreisebewegung als Krisenphänomene: 1953 und 1989 im Vergleich", dalam: Henrik Bispinck, Jürgen Danyel, Hans-Hermann Hertle, Hermann Wentker (eds.): Aufstände im Ostblock. Zur Krisengeschichte des realen Sozialismus, Berlin: 2004, pp. ??
- Bettina Effner, Helge Heidemeyer (eds.), Flucht im geteilten Jerman, Berlin: 2005
- Helge Heidemeyer, Flucht und Zuwanderung aus der SBZ/DDR 1945/49-1961. Mati Flüchtlingspolitik der Federal Jerman bis zum Bau der Berliner Mauer, Düsseldorf: 1994 (= Beiträge zur Geschichte des Parliamentarismus und der politischen Parteien; vol. 100).
- Damian van Melis, Henrik Bispinck (eds.), Republikflucht. Flucht und Abwanderung aus der SBZ/DDR 1945-1961, Munich: 2006.