Lompat ke isi

Orang-orang Anatolia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 November 2017 13.01 oleh Anatolia.kr (bicara | kontrib)

Orang Anatolia adalah sekelompok bangsa Indo-Eropa yang berbeda, berbicara dengan menggunakan bahasa Anatolia, dan memiliki kesamaan budaya dengan bangsa Indo-Eropa lainnya.[1][2][3][4] Bahasa yang digunakan orang Anatolia adalah cabang dari keluarga bahasa Indo-Eropa yang lebih besar. Meskipun demikian, berdasarkan teori Kurgan yang paling diterima secara luas di tanah Proto-Indo-Eropa, orang yang merupakan orang Indo-Eropa Anatolia itu sendiri merupakan imigran di Anatolia yang asalnya dari utara.

Sejarah

Penemuan arkeologis dan pada akhirnya penerjemahan arsip tertulis Hittites yang menggunakan tulisan berbentuk paku (cuneiform) yang berhasil mengungkapkan fakta bahwa bahasa Hittites/Het termasuk cabang bahasa Anatolia yang terpisah dari keluarga bahasa Indo-Eropa, menimbulkan sensasi di antara para sejarawan dan memaksa dilakukannya evaluasi ulang terhadap sejarah Timur Dekat (Near Eastern) serta terhadap linguistik Indo-Eropa.[4] Sesuai dengan hipotesis Kurgan, J. P. Mallory mencatat dalam Ensiklopedia Budaya Indo-Eropa bahwa hal tersebut kemungkinannya adalah orang Anatolia mencapai Timur Dekat dari utara, melalui Balkan atau Kaukasus, pada milenium ke-3 SM.[4] Bersama-sama dengan proto-Tokharia, yang bermigrasi ke arah timur, orang-orang Anatolia merupakan gelombang emigran Indo-Eropa yang dikenal pertama kali dari stepa Eurasia.[1] Meskipun mereka memiliki gerbong, mereka kemungkinan berhijrah sebelum orang Indo-Eropa belajar menggunakan kereta untuk berperang. Ada kemungkinan bahwa kedatangan mereka terjadi melalui proses pemukiman yang bertahap, dan bukan sebagai tentara yang bermaksud untuk menyerang. Bahasa orang Anatolia yang paling awal dan telah mendapat pengesahan sejarah ialah yang sebagaimana disebutkan di dalam naskah yang berkenaan dengan perdagangan bangsa Asyur dari abad ke-19 SM, Kanesh.[1]

Orang Het, yang mendirikan sebuah kekaisaran yang luas di Timur Tengah pada milenium ke-2 SM, ialah yang sejauh paling dikenal merupakan anggota dari kelompok orang-orang Anatolia. Setelah Zaman Perunggu roboh, tanah orang-orang Anatolia diserang dengan frekuensi yang besar oleh sejumlah bangsa serta kerajaan, antara lain: Phrygia, Bithynians, Media, Persia, Yunani, Galatia Celtic, Romawi, dan dinasti Seljuk. Banyak dari penjajah tersebut yang kemudian hidup menetap di Anatolia dan seringkali menjadi penyebaban kepunahan bahasa Anatolia. Pada abad pertengahan, bahasa Anatolia dan budaya yang terkait dengannya telah punah. Namun, hasil analisis genetik pada populasi moderen menunjukkan bahwa gen orang-orang Anatolia masa lampau masih ada di dalam keturunan mereka, seperti Turki, Iran, Kurdi dan Armenia.[5]

Daftar orang Anatolia masa lampau

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c 1945-, Beckwith, Christopher I., (2009). Empires of the Silk Road : a history of Central Eurasia from the Bronze Age to the present. Princeton: Princeton University Press. ISBN 1400829941. OCLC 438801355. 
  2. ^ W., Fortson, Benjamin (2011). Indo-European Language and Culture : an Introduction (edisi ke-2nd ed). Hoboken: John Wiley & Sons. ISBN 1444359681. OCLC 778339290. 
  3. ^ 1938-, Hock, Hans Henrich, (1996). Language history, language change, and language relationship : an introduction to historical and comparative linguistics. Berlin: Mouton de Gruyter. ISBN 311014784X. OCLC 35174916. 
  4. ^ a b c P., Mallory, J.; Q., Adams, Douglas (1997). Encyclopedia of Indo-European culture. London: Fitzroy Dearborn. ISBN 1884964982. OCLC 37931209. 
  5. ^ Arnaiz‐Villena, A.; et al. (2001). "HLA alleles and haplotypes in the Turkish population: relatedness to Kurds, Armenians and other Mediterraneans". HLA. 57 (4): 308–317. Diakses tanggal 16 November 2017.  CS1 maint: Explicit use of et al. (link)

Sumber