Lompat ke isi

Pengejaran SMS Goeben dan SMS Breslau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 November 2017 11.21 oleh Nadiantara (bicara | kontrib)
Pengejaran SMS Goeben dan SMS Breslau
Bagian dari Perang Dunia I

SMS Goeben dan SMS Breslau yang terlihat dari kapal Inggris.
Tanggal28 Juli-10 Agustus 2014
LokasiLaut Mediterania
Hasil

Keberhasilan di pihak Jerman

  • Pelarian berhasil; SMS Goeben dan SMS Breslau berhasil berlabuh di Konstantinopel
Pihak terlibat
Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Kerajaan Inggris
 Prancis
 Kekaisaran Jerman
Tokoh dan pemimpin
Britania Raya Archibald Berkeley Milne
Britania Raya Ernest Troubridge
Prancis Augustin Boué de Lapeyrère
Kekaisaran Jerman Wilhelm Souchon
Kekuatan
3 Kapal penjelajah tempur
4 Kapal penjelajah berlapis baja
4 Kapal penjelajah ringan
14 Kapal penghancur
1 Kapal penjelajah tempur
1 Kapal penjelajah ringan
Korban
tidak ada 4 orang pelaut [1]

Pengejaran kapal Goeben dan Breslau merujuk pada peristiwa pelarian yang dilakukan oleh dua kapal perang Jerman pada saat-saat awal pecahnya Perang Dunia I; SMS[a] Goeben dan SMS Breslau melarikan diri dari kejaran dan pantauan kapal-kapal perang sekutu untuk dapat sampai ke pelabuhan Kekaisaran Ottoman (saat ini Turki) di Konstantinopel.[2] Pelarian ini diakhiri oleh keberhasilan kedua kapal mengelabui lebih dari 20 armada kapal gabungan Inggris-Perancis yang saat itu tengah berpatroli di Laut Tengah, untuk kemudian sampai ke Dardanelles, dan pada akhirnya ke Konstantinopel.[2][3] Kedua kapal ini kemudian diserahkan oleh Jerman kepada Kekaisaran Ottoman untuk mewujudkan alliansi di Perang Dunia I.[4][5] Saat menjadi bagian dari angkatan laut Kekaisaran Ottoman, kedua kapal ini kemudian berganti nama; SMS Goeben menjadi Yavuz Sultan Selim dan SMS Breslau menjadi Midilli.[5]

Kekaisaran Ottoman sebelumnya telah dibuat berang oleh Inggris akibat pembatalan secara sepihak terkait penyerahan dua buah kapal perang yang sebelumnya telah dipesan dan dibayarkan. Lolosnya SMS Goeben dan Breslau menandai berakhirnya netralitas Kekaisaran Ottoman di Perang Dunia I untuk kemudian bergabung kedalam blok poros, bersama Kekaisaran Jerman dan Austria-Hungaria.[6]

Meskipun peristiwa ini tidak banyak memakan korban jiwa, keberhasilan SMS Goeben dan Breslau dalam membawa misi diplomatik Jerman, membuat Perang Dunia I berlangsung lebih lama dan memakan lebih banyak korban.[2][3] Bergabungnya Kekaisaran Ottoman ke dalam Blok Sentral di Perang Dunia I juga makin menyulitkan posisi Rusia, dan akhirnya memicu Revolusi Oktober, sekaligus mengakhiri era Kekaisaran Rusia. Winston Churchill yang pada saat itu merupakan komandan utama Angkatan Laut Kerajaan Inggris, beberapa tahun kemudian menuliskan bahwa, kompas SMS Goeben telah mengakibatkan "lebih banyak pembunuhan, lebih banyak penderitaan, dan lebih banyak kehancuran, dari kapal manapun."[7]

Deskripsi singkat Goeben dan Breslau

SMS Goeben

SMS Goeben adalah kapal tempur jenis penjelajah dengan panjang 186.6 meter, lebar 29,4 meter, dan saat itu tengah bersenjata lengkap. Bobot penuh dari SMS Goeben adalah 25.400 ton. Kecepatan penuh dari kapal ini dapat mencapai 25.5 knots (47.2 km/jam; 29.3 mpj).[8] Pada kecepatan 14 knots (26 km/jam; 16 mpj), daya jelajah dari kapal ini dapat mencapai 4,120 mil laut (7,630 km; 4,740 mil). Kapal ini dipersenjatai oleh oleh 10 buah meriam utama SK L/50 berkaliber 28 cm yang terpasang pada dua kubah meriam di sekeliling kapal. Kapal ini juga dilengkapi oleh 4 torpedo bawah air berkaliber 50 cm.[8]

SMS Breslau

SMS Breslau adalah kapal penjelajah ringan dengan panjang keseluruhan 138.7 meter, dan lebar hingga 13,5 meter. Bobot penuh dari kapal ini adalah 4.570 ton.[9] Kecepatan penuh dari kapal ini dapat mencapai 27.5 knots (50.9 km/jam; 31.6 mpj). Pada kecepatan jelajahnya (12 knots (22 km/jam; 14 mpj)), daya jelajah dari SMS Breslau dapat mencapai 5,820 mil laut (10,780 km; 6,700 mil).[9] SMS Breslau dioperasikan oleh 354 orang kru. Kapal ini dilengkapi oleh 12 meriam SK L/45 berkaliber 10,5 cm yang diletakan di sekeliling kapal.[10]

Latar belakang

Pada permulaan abad ke-20, Jerman tidak memiliki koloni ataupun pangkalan laut di sekitar Laut Mediterania. Namun, dua tahun sebelum meletusnya Perang Dunia I,

Situasi militer di laut tengah

Pada akhir Juli 1914, terdapat tiga buah kapal penjelajah tempur, empat buah

Kontak pertama dengan blok sekutu

Pengejaran

Konsekuensi peristiwa

kesultanan ottoman

Baca juga

Catatan

Catatan kaki

  1. ^ "SMS" merupakan kepanjangan dari "Seiner Majestät Schiff ", atau "Kapal Sang Kaisar" dalam bahasa Jerman.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "cf Indefatigable" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.

Sitasi

  1. ^ Tuchman, hlm. 177, "Thus on the morning of August 4 the first oppor. tuoity was lost. Another was immediately offered....".
  2. ^ a b c Tuchman, hlm. 184.
  3. ^ a b Strachan, hlm. 649-651.
  4. ^ Halpern, hlm. 57–58.
  5. ^ a b Hamilton & Herwig, hlm. 164.
  6. ^ Tuchman, hlm. 188.
  7. ^ Tuchman, hlm. 184 : "....bringing as longg afterward Churchill somberly acknowledged, "more slaughter, more misery and more ruin than bas ever before been borne within the compass of a ship."".
  8. ^ a b Staff, hlm. 12.
  9. ^ a b Gröner, hlm. 107-108.
  10. ^ Gardiner & Gray, hlm. 159.

Daftar pustaka

  • Corbett, Julian (1997) [1929]. Naval Operations. History of the Great War: Based on Official Documents. II (edisi ke-reprint of the 1929 second). London and Nashville, TN: Imperial War Museum in association with the Battery Press. ISBN 978-1-870423-74-8. 
  • Frothingham, Thomas G. (1924). The Navals History of the World War. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press. 
  • Gardiner, Robert; Gray, Randal, ed. (1985). Conway's All the World's Fighting Ships: 1906–1921. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 978-0-87021-907-8. 
  • Gröner, Erich (1990). German Warships: 1815–1945. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-790-9. 
  • Royal United Services Institution (1917). "The War : Its Naval Side". Royal United Services Institution. London: Routledge. 62 (445): 154–187. doi:10.1080/03071841709419321. 
  • Halpern, Paul G. (1995). A Naval History of World War I. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 978-1-55750-352-7. 
  • Hamilton, Richard F.; Herwig, Holger H. (2005). Decisions for War, 1914–1917. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-51119-678-2. 
  • Herwig, Holger H. (1998) [1980]. "Luxury" Fleet: The Imperial German Navy 1888–1918. Amherst, New York: Humanity Books. ISBN 978-1-57392-286-9. OCLC 57239454. 
  • Hough, Richard (2003). Dreadnought: A History of the Modern Battleship. Cornwall, UK: Penzance. ISBN 978-1-904381-11-2. 
  • McLaughlin, Stephen (2001). "Predreadnoughts vs a Dreadnought: The Action off Cape Sarych, 18 November 1914". Dalam Preston, Antony. Warship 2001–2002. London: Conway Maritime Press. hlm. 117–140. ISBN 978-0-85177-901-0. 
  • Massie, Robert (2004). Castles of Steel: Britain, Germany and the winning of the Great War. Random House. ISBN 0-224-04092-8. 
  • Milne, A. Berkeley (1921). The Flight of the "Goeben" and the "Breslau" : An Episode in Naval History. London, Inggris: Eveleigh Nash Company. 
  • Staff, Gary (2006). German Battlecruisers: 1914–1918. Oxford: Osprey Books. ISBN 978-1-84603-009-3. 
  • Sturton, Ian, ed. (1987). Conway's All the World's Battleships: 1906 to the Present. London: Conway Maritime Press. ISBN 978-0-85177-448-0. OCLC 246548578. 
  • Strachan, Hew (2001). The First World War. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-820877-4. 
  • Tuchman, Barbara W, (1962). The Guns of August. New York: Bantam Books. ISBN 0-553-25401-4. 
Sumber lainnya

Pranala luar